Senin, 03 November 2014

ASUHAN KEBIDANAN PADA KUNJUNGAN KEHAMILAN

Kehamilan pada umumnya berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sulit diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah. Sistem penilaian risiko tidak dapat memprediksi apakah ibu hamil akan bermasalah selama kehamilannya. Oleh karena itu pelayanan/ asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal. Ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal.

I.     ASUHAN KEHAMILAN KUNJUNGAN AWAL
A.  Tujuan kunjungan
Pada awal pertemuan, penting bagi bidan untuk menjalin hubungan terapeutik sehingga tercipta komunikasi efektif dan saling percaya pada kedua pihak yang diperlukan dalam asuhan kebidanan selanjutnya.
Tujuan pengkajian pada kunjungan awal adalah :
1.      Mengkaji tingkat kesehatan dengan melakukan pengkajian riwayat lengkap dan melakukan uji skrining yang tepat.
2.      Menetapkan catatan dasar tentang tekanan darah, urinalisis, nilai darah, pertumbuhan dan perkembangan janin yang digunakan sebagai standar untuk pembanding sesuai kemajuan kehamilan.
3.      Mengidentifikasi faktor resiko dengan mendapatkan riwayat detail kebidanan masa lalu dan sekarang, riwayat obstetrik, medis, dan pribadi serta keluarga.
4.      Memberi kesempatan pada ibu dan keluarganya megekspresikan dan mendiskusikan adanya kekhawatiran tentang kehamilan saat ini dan kehilangan kehamilan yang lalu, persalinan, kelahiran atau puerperium.
5.      Memberi anjuran kesehatan masyarakat dan dalam upaya mempertahankan kesehatan ibu dan perkembangan kesehatan janinnya.
6.      Membangun hubungan saling percaya karena ibu dan bidan adalah mitra dalam asuhan. (Salmah, 2006)

B.  Pengkajian data kesehatan ibu hamil
Penilaian klinik
Penilaian klinik merupakan proses berkelanjutan yang dimulai pada kontak pertama antara petugas kesehatan dengan ibu hamil dan secara optimal berakhir pada pemeriksaan 6 minggu setelah persalinan.
Anamnesis
1.      Riwayat sosial
Bidan perlu mengkaji respon keluarga terhadap kehamilan. Anak tambahan ini mungkin berarti menimbulkan kepenuhan dalam rumah atau bahkan kemungkinan ancaman pengusiran. Kadang ibu ragu dengan kemampuannya merawat anak lain selam hamil, kelahiran, atau setelahnya; anak remaja kadang sulit menerima kedatangan bayi baru dalam keluarga. Atau ibu hamil adalah remaja yang masih di bawah pengasuhan orang tuanya dan mungkin ada masalah seberapa besar dukungan yang dapat diberikan orang tua kepadanya selama hamil dan setelah kelahiran.
2.      Riwayat menstruasi
Riwayat menstruasi yang akurat diketahui untuk menetapkan tanggal perkiraan kelahiran. Dengan demikian memungkinkan bidan untuk memprediksi tanggal lahir selanjutnya menghitung usuia gestasi dari manapun mulainya Bidan memiliki peran dalam membantu ibu memahami bahwa tanggal perkiraan kelahiran adalah 1 hari dalam 5 minggu kerangka waktu selama bayinya term, dan mungkin lahir.
3.      Riwayat obstetrik
Pengalaman melahirkan merupakan bagian penting dalam memperkirakan kemungkinan hasil kehamilan saat ini. Dalam penulisan riwayat obstetrik ibu, istilah deskriptif yang dipakai adalah gravida dan para. Gravid berarti hamil, gravida berarti wanita hamil, dan angka yang menyertainya menunjukkan frekuensi ia pernah hamil tanpa memperhatikan hasilnya. Para berarti pernah melahirkan; paritas ibu merupakan frekuensi ibu pernah melahirkan anak, hidup atau mati, tetapi bukan aborsi. Grande multigravida adalah ibu yang pernah hamil lima kali atau lebih secara berturut-turut. Grande multipara adalah ibu yang pernah melahirkan lima kali atau lebih.
4.      Riwayat medis
Setelah hamil baik ibu dan janin dipengaruhi oleh kondisi medis, atau kondisi medis dapat dipengaruhi  oleh kehamilan; bila tidak diatasi dapat terjadi akibat serius bagi kesehatan ibu.
5.      Riwayat keluarga
Kondisi tertentu dapat karena genetik, sedangkan yang lainnya besifat familial atau berkaitan dengan etnisitas, dan beberapa berkaitan dengan lingkungan fisik atau sosial tempat keluarga tersebut bertempat tinggal. Diabetes meskipun bukan diturunkan secara genetik, menimbulkan predisposisi pada anggota keluarga lain, terutama bila mereka hamil atau gemuk. Hipertensi juga memiliki lebih tinggi dalam keluarga tertentu. Beberapa kondisi seperti anemia sel sabit dan talasemia lebih umum terjadi pada ras tertentu.

Riwayat kehamilan ini
Riwayat obstetri lalu
Riwayat penyakit
Riwayat sosial ekonomi
·      Usia ibu hamil
·      Hari pertama haid terakhir (HPHT), siklus haid
·      Perdarahan pervaginam
·      Keputihan
·      Mual dan muntah
·      Masalah/kelainan pada kehamilan sekarang.
·      Pemakaian obat-obat (termasuk jamu-jamuan)
· Jumlah kehamilan
· Jumlah persalinan
· Jumlah persalinan cukup bulan
· Jumlah persalinan prematur
· Jumlah anak hidup
· Jumlah keguguran
· Jumlah aborsi
· Perdarahan pada kehamilan, persalinan, nifas terdahulu.
· Hipertensi dalam kehamilan pada kehamilan terdahulu.
·  Berat bayi < 2,5 kg atau berat bayi > 4kg.
·  Masalah-masalah selama kehamilan, persalinan, nifas terdahulu.
·  Jantung
·  Tekanan darah tinggi
·  Diabetes melitus
·  TBC
·  Pernah operasi
·  Alergi obat/ makanan
·  Ginjal
·  Asma
·  Epilepsi
·  Penyakit hati
·  Pernah kecelakaan
·     Status perkawinan
·     Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan
·     Jumlah keluarga di rumah yang membantu
·     Siapa pembuat keputusan dalam keluarga
·     Kebiasaan makan dan minum.
·     Kebiasaan merokok, menggunakan obat-obatan dan alkohol.
·     Kehidupan seksual
·     Pekerjaan dan aktivitas sehari-hari
·     Pilihan tempat untuk melahirkan.
·     Pendidikan
·     Penghasilan.

Pemeriksaan
1.    Keadaan umum
Bidan dapat memulai pengkajiannya dengan pertama kali melakukan observasi terhadap ibu ketika pertama bertemu. Keadaan umum awal yang dapat diamati meliputi kecemasan, kemarahan atau peka. Pengkajian harus dilakukan dengan sensitif, memungkinkan ibu mengekspresikan kekhawatirannya tentang yang dirasakannya.
2.    Fisik umum
Sebelum melakukan pemeriksaan fisik terhadap wanita hamil, persetujuan dan ketidaknyamanan pasien harus diperhatikan oleh bidan. Observasi karakteristik fisik juga perlu diperhatikan. Postur dan cara berjalan menunjukkan masalah punggung atau trauma pelvis sebelumnya. Ibu mungkin mengalami letargik yang dapat menunjukkan kelelahan ekstrem, anemia, malnutrisi atau depresi.
a.    Tinggi badan
Tubuh yang pendek dapat menjadi indikator gangguan genetik. Karena tinggi yang pasti sering kali tidak diketahui dan tinggi badan berubah seiring peningkatan usia wanita, tinggi badan harus diukur pada saat kunjungan awal.
b.    Berat Badan
Ibu hamil yang gemuk berisiko terhadap komplikasi kehamilan, meliputi diabetes gestasional, hipertensi akibat kehamilan, dan distosia bahu. Ibu hamil yang kurang berat badan atau kelebihan berat badan harus dipantau secara cermat dan diberikan konseling.
c.    Tekanan darah
Tekanan darah diukur untuk mengetahui perbandingan nilai dasar selama kehamilan. Tekanan darah yang adekuat diperlukan untuk mempertahankan fungsi plasenta, tetapi tekanan darah sistolik 140 mmHg atau diastolik 90 mmHg pada awal pemeriksaan mengindikasikan potensi hipertensi dan membutuhkan pemantauan yang ketat selama kehamilan
d.   Nadi
Denyut nadi maternal sedikit meningkat selama masa hamil, etapi jarang melebihi 100 denyut per menit (dpm). Curigai hipotiroidisme jika denyut nadi lebih dari 100 dpm. Periksa adanya eksoftalmia dan hiperrefleksia yang menyertai. Apabila denyut nadi lebih dari 100 dpm, instrusikan melakukan T3 dan T4 bebas. Hipertiroidisme tidak terjadi jika terdapat takikardia.
e.    Kelenjar kulit
Perubahan kulit yang sering terjadi mencakup hiperpigmentasi pada wajah (kloasma), pada areola dan putting susu, stria gravidarum, spider nevi, serta linea nigra. Periksa warna kulit, adanya ruam, massa, lesi, jaringan parut, tanda penganiayaan fisik, dan bukti penyalahgunaan obat. Beri perhatian khusus untuk melihat suatu ruam di telapak tangan dan kaki yang mungkin merupakan tanda sifilis. Jaringan parut pernah menunjukkan praktik seksual yang berkaitan dengan ritual sadomasokistik. Jika ditemukan tato atau luka tusuk, tanyakan jarum yang digunakan pada prosedur tersebut.
f.     Pemeriksaan kelenjar tiroid
Kelenjar tiroid sedikit membesar selama masa hamil akibat hiperplasia kelenjar dan peningkatan vaskularitas. Namun, tidak menyebabkan tiromegali yang signifikan dan setiap pembesaran yang signifikan perlu diteliti. Hipotiroidisme suit dideteksi selama masa kehamilan karena banyak gejala hipotiroidisme yakni keletihan, penambahan berat, dan konstipasi yang menyerupai gejala-gejala kehamilan.
g.    Pemeriksaan paru
Pemeriksaan paru mencakup observasi sesak nafas, nafas dangkal, nafas cepat, pernapasan yang tidak teratur, guarded respiration, mengi, batuk, dan dispnea. Wanita yang sehat jarang mengalami masalah paru. Pemeriksaan paru biasanya merupakan tindakan yang sangat membantu dalam menegakkan diagnosis bronchitis atau pneumonia. Dengarkan adanya krekels, mengi dan penurunan bunyi nafas.
h.    Pemeriksaan jantung
Murmur jantung sistolik ditemukan pada 90% wanita hamil (curtforth & MacDonald, 1996). Murmur terjadi karena tekanan darah ibu selama hamil meningkat secara mencolok. Pada akhir kehamilan, 45% volume darah wanita hamil lebih tinggi daripada volume darah wanita tidak hamil (Pritchard, 1965). Peningkatan volume darah ini menyebabkan uterus membesar dan melindungi ibu ketika darah keluar saat melahirkan.
i.      Pemeriksaan abdomen
Pemeriksaan abdomen dilakukan utnuk menetapkan dan memastikan bahwa pertumbuhan janin konsisten dengan usia gestasi selama perjalanan kehamilan.
Ø  Inspeksi
Bidan dapat mengobservasi gerakan janin atau dapat pula dirasakan oleh ibu. Umbilikus makin cekung dengan makin bertambahnya usia kehamilan dan menjadi menonjol pada minggu-minggu terakhir. Perubahan kulit pada abdomen dengan ditemukan garis-garis sisa kehamilan terdahulu tampak seperti bewarna perak dan yang baru berwarna merah muda. Linea nigra mungkin terlihat,ini adalah garis gelap normal. Adanya jaringan parut menunjukkan adanya pembedahan obstetrik atau abdomen terdahulu.

Mengukur tinggi fundus uteri



Ukuran uterus dikaji dengan memperkirakannya melalui observasi. Namun, kandung kemih yang penuh, kolon distensi atau obesitas dapat memberi kesan salah tentang ukuran janin. Bentuk uterus lebih panjang daripada lebarnya jika posisi janinnya longitudinal, seperti yang sering ditemukan. Bila janin berada pada posisi transversal, uterusnya rendah dan lebar
Pemeriksaan Leopold I

untuk menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin yang berada dalam fundus uteri.
Petunjuk cara pemeriksaan :
Leopold I : Leopold I bertujuan untuk mengetahui letak fundus uteri dan bagian lain yang terdapat pada bagian fundus uteri
Atur posisi pemeriksa sehingga menghadap ke bagian kepala ibu. letakkan sisi lateral telunjuk kiri pada puncak fundus uteri untuk menentukan tinggi fundus. Perhatikan agar jari tersebut tidak mendorong uterus ke bawah (jika diperlukan, fiksasi terus bawah dengan meletakkan ibu jari dan telunjuk tangan kanan dibagian lateral depan kanan dan kiri setinggi atas simfisis)
Angkat jari telunjuk kiri (dan jari-jari yang memfiksasi uterus bawah).
Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada fundus uteri dan rasakan bagian bayi yang ada pada bagian fundus dengan jalan menekan secara lembut dan menggeser telapak tangan kiri dan kanan secara bergantian.
Konsistensi uterus.


Pemeriksaan Leopold II

Leopold II : Leopold II bertujuan untuk menentukan punggung dan bagian kecil janin di sepanjang sisimaternal.
Untuk menentukan bagian janin yang berada pada kedua sisi uterus, pada letak lintang tentukan di mana kepala janin. 
Petunjuk pemeriksaan : 

Menghadap ke kepala pasien, letakkan tepakan tangan kiri pada dinding perut lateral kanan dan telapak tangan kanan pada dinding perut lateral kiri ibu secara sejajar dan pada ketinggian yang sama.
Mulai dari bagian atas tekan secra bergantian atau bersamaan (simultan) telapak tangan tangan kiri dan kanan kemudian geser ke arah bawah dan rasakan adanya bagian yang rata dan memanjang (punggung) atau bagian-bagian kecil (ekstremitas).


Pemeriksaan Leopold III 

Leopold III Bertujuan : Untuk menentukan bagian janin apa yang berada pada bagian bawah dan apakah sudah masuk atau masih goyang.
Petunjuk cara memeriksa :

Atur posisi pemeriksa pada sisi kanan dan menghadap ke bagian kaki ibu.
Atur posisi lutut ibu dalam posisi fleksi,
Letakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding lateral kiri bawah, telapak tangan kanan bawah perut ibu.
Tekan secara lembut dan bersamaan/bergantian untuk mentukan bagian terbawah bayi (bagian keras,bulat dan hampir homogen adalah kepala sedangkan tonjolan yang lunak dan kurang simetris adalah bokong)
Gunakan tangan kanan dengan ibu jari dan keempat jari lainnya kemudian goyang bagian terbawah janin.

Pemeriksaan Leopold IV

Tujuan : Untuk menentukan presentasi dan “engangement”.
Petunjuk dan cara memeriksa :

Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada lateral kiri dan kanan uterus bawah, ujung-ujung jari tangan kiri dan kanan berada pada tepi atas simfisis.
Temukan kedua ibu jari kiri dan kanan kemudian rapatkan semua jari-jari tangan yang meraba dinding bawah uterus.
Perhatikan sudut yang terbentuk oleh jari-jari konvergen atau divergen.
Setelah itu pindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada bagian terbawah bayi (bila presentasi kepala upayakan memegang  bagian kepala di dekat leher dan bila presentasi bokong upayakan untuk memegang pinggang bayi).
Fiksasikan bagian tersebut ke arah pintu atas panggul kemudian letakkan jari-jari tangan kanan diantara tangan kiri dan simfisis untuk menilai seberapa jauh bagian terbawah telah memasuki pintu atas panggul.

Ø  Auskultasi detak jantung janin.
Mendengarkan denyut jantung janin dengan cara menempatkan  stetoskop pinard di atas abdomen ibu, pada sudut kanan  diatas punggung janin. Telinga harus dekat dan kontak lekat dengan stetoskop tetapi tangan tidak boleh menyentuhnya saat mendengar karena ada bunyi ekstra yang ditimbulkan.


j.      Pemeriksaan ekstremitas
Pemeriksaan ekstremitas harus mencakup pengkajian refleks tendon dalam, pemeriksaan adanya edema tungkai dan vena verikosa, dan pemeriksaan ukuran tangan dan kaki, bentuk, serta letak jari tangan dan jari kaki. Kelainan menunjukkan gangguan genetik.
3.    Pemeriksaan dalam
a.       Pemeriksaan vulva/perineum untuk menilai adnya varises, kondiloma, edema, hemoroid dan kelainan lain.
b.      Pemeriksaan dengan spekulum untuk menilai: Serviks, Tanda-tanda infeksi, Cairan dari ostium uteri
4.    Laboratoirum


Darah :
a.       Hemoglobin
b.      Glukosa
c.       VDRL

Urin:
a.       Warna, bau, kejernihan
b.      Protein
c.       Glukosa
d.      Nitrit/LEA



C.  Pengkajian fetal
Memantau tumbuh kembang janin (nilai normal)
Usia Kehamilan
Tinggi Fundus
(cm)
Menggunakan penunjuk-penunjuk badan
12 minggu
-
Teraba diatas simfisis pubis
16 minggu
-
Di tengah, antara simfisis pubis dan umbilikus
20 minggu
20 cm  (±2 cm)
Pada umbilikus
22-27 minggu
Usia kehamilan dalam minggu = cm (±2 cm)
-
28 minggu
28 cm (±2 cm)
Di tengah, antara umbilikus dan prosesus sifoideus
29-35 minggu
Usia kehamilan dalam minggu = cm (±2 cm)
-
36 minggu
36 cm (± 2 cm)
Pada prosessua sifoideus

Hitung Gerakan Jnin (FMC= Fetal Movement Counting)
1.      Metode Sederhana FMC
a.       Letakkan 10 uang logam dalam mangkok
b.      Keluarkan dan letakkan diatas meja
c.       Masukkan kembali uang logam ke dalam mangkok setiap kali bayi bergerak.
d.      Apabila tidak seluruh uang logam kembali ke dalam mangkok dalam 2 jam, hubungi bidan/ dokter.
2.      Uji nonstress
Indikasi : diduga IUGR pada kehamilan ini, riwayat IUGR kehamilan dahulu, diabetes pragestasi, diabetes gestasi, hipertensi kronik/akibat kehamilan/preeklamsi, gestasi multipel.
3.      Tes stress kontraksi
Indikasi : digunakan sebagai tindak lanjut NST yang tidak meyakinkan, risiko tinggi menderita IUGR, melewati TP, diabetes tergantung-insulin

D.  Menghitung perkiraan tanggal persalinan
Tanggal persalinan dihitung dengan hukum Naegele dengan cara tanggal hari pertama haid terakhir (HPHT) ditambah 7 hari, kemudian hasilnya dikurangi 3 bulan. Hukum Naegele adalah cara paling mudah untuk menghitung TP dengan menggantikan angka pada hari dan bulan. Angka pertama menunjukkan hari kelahiran dan angka kedua menunjukkan bulan kelahiran.
Contoh :
28/5        (HPHT: 28 Mei )
+    7 hari
________
4/6          ( 4 Juni sampai Mei = 31 hari)
-          3 bulan
________
= 4/3 ( 4 Maret tahun berikutnya, setelah ditambah 9 bulan)


E.   Menentukan diagnosa
Diagnosa dibuat untuk menentukan hal-hal sebagai berikut:
Kategori
Gambaran
Kehamilan normal
·      Ibu sehat
·      Tidak ada riwayat obstetrik yang buruk
·      Ukuran uterus sam/sesuai usia kehamilan.
·      Pemeriksaan fisik dan laboratorium normal.
Kehamilan dengan masalah khusus
Maasalah keluarga atau psiko-sosial, kekerasan dalam rumah tangga, kebutuhan finansial, dll.
Kehamilan dengan masalah kesehatan yang membutuhkan rujukan untuk konsultasi dan atau kerja-sama penanganannya.
Seperti hipertensi, anemia berat, preeklampsia, pertumbuhan janin terhambat, infeksi saluran kemih, penyakit kelamin dan kondisi lain-lain yang dapat memburuk selama kehamilan.
Kehamilan dengan kondisi kegawatadruratan yang membutuhkan rujukan segera.
Seperti perdarahan, eklampsia, ketuban pecah dini, atau kondisi-kondisi kegawatdaruratan lain pada ibu dan bayi.

Diagnosis banding kehamilan
Suatu kehamilan kadang kala harus dibedakan dengan keadaan atau penyakit yang dalam pemeriksaan meragukan:
1.      Hamil palsu (pseudocyesis= kehamilan spuria) : gejala dapat sama dengan kehamilan. Namun pada pemeriksaan, uterus tidak membesar, tanda-tanda kehamilan lain dan reaksi kehamilan negatif.
2.      Mioma uteri : perut dan rahim membesar, namun pada pemeriksaan dalam, rahim teraba sebesar biasa. Reaksi kehamilan negatif. Tanda-tanda kehamilan nefatif.
3.      Kandung kemih penuh dan terjadi retensi urin : pada pemasangan kateter keluar banyak air kencing.
4.      Hematometra: uterus membesar karena terisi darah yang disebabkan himen inperforata, stenosis vagina atau serviks.

Diagnosis banding Nulipara dan Multipara
Nulipara
Multipara
1.      Perut tegang
2.      Pusat menonjol
3.      Rahim tegang
4.      Payudara tegang
5.      Labia majora nampak bersatu
6.      Himen koyak pada beberapa tempat
7.      Vagina sempit dengan rugae yang utuh
8.      Serviks licin, bulat, dan tidak dapat dilalui oleh satu ujung jari
9.      Perineum utuh dan baik
1.     Perut longgar, perut gantung, banyak striae
2.     Pusat tidak begitu menonjol
3.     Rahim agak lunak
4.     Payudara kurang tegang dan tergantung, ada striae.
5.     Labia majora terbuka
6.     Kurunkula himenalis
7.     Vagina lebih lebar, rugae kurang menonjol.
8.     Serviks bisa terbuka satu jari, kadang kala ada bekas robekan persalinan yang lalu.
9.     Bekas robekan atau bekas episiotomi terlihat di perineum

F.   Mengembangkan perencanaan asuhan yang komprehensif
1.      Menetapkan kebutuhan tes laboratorium
2.      Menetapkan kebutuhan konsultasi atau rujukan pada tenaga profesional lainnya
3.      Menetapkan kebutuhan konseling HIV/PMS
4.      Menetapkan jadwal kunjungan sesuai dengan perkembangan kehamilan

II.  ASUHAN KEHAMILAN KUNJUNGAN ULANG
Informasi yang diperoleh dari pemeriksaan antenatal akan memungkinkan bidan dan ibu hamil menetapkan pola asuhan antenatal yang tepat. Waktu dan jumlah kunjungan akan bervariasi sesuai kebutuhan individu dan perubahan harus dibuat untuk mengelolanya.
A.    Anamnesa
1.      Setiap  kekhawatiran, keluhan, pertanyaan atau masalah sejak kunjungan terakhir
2.      Tanda bahaya kehamilan
3.      Pemakaian obat-obatan selain yang diresepkan.
4.      Berbagai perubahan yang berhubungan, seperti peningkatan atau awal penganiayaan
5.      Berbagai perubahan perawatan medis sejak kunjungan terakhir

B.     Pemeriksaan fisik
1.      Tekanan darah
Bandingkan dengan tekanan darah awal yang didapat pada awal kunjungan, catat hasil pengukuran tekanan darah selama kehamilan beserta tanggalnya.
2.      Berat badan
Bandingkan dengan berat badan sebelum hamil; catat jumlah kg berat badan beberapa minggu sejak kunjungan terakhir; catat pola pertambahan berat badan.
3.      Pemeriksaan abdomen
4.      Nyeri tekan CVA
5.      Periksa adanya edema pada jari-jari ekstremitas atas.
6.      Periksa ekstremitas bawah akan adanya:
·         Edema pergelangan kaki dan pretibia
·         Reflek-reflek tendon Quadriseps dalam (sentakan lutut)
·         Varises dan tanda homan (atas indikasi)
7.      Kesejahteraan janin

C.     Mengevaluasi penemuan masalah yang terjadi
Masalah-masalah yang teridentifikasi sebelumnya, penanganan dan evaluasi keefektifan pengobatan; tinjau kembali daftar masalah. Temuan pengkajian bervariasi diantara klien, semua penyimpangan dari keadaan normal harus dilaporkan.

D.    Aspek-aspek yang menonjol pada wanita hamil.
Faktor resiko yang mungkin menonjol selama kehamilan (Salmah, 2006):


1.      Pola gerakan janin berkurang atau berubah
2.      HB kurang dari 10g/dl.
3.      Penambahan berat badan buruk, penurunan berat badan.
4.      Proteinuria, glikosuria, basiluria.
5.      Tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih, diastolik 90 mmHg atau lebih.
6.         Uterus besar atau kecil dari usia gestasi.
7.         Kelebihan atau kekurangan cairan.
8.         Malpresentasi
9.         Kepala tidak masuk panggul atau perdarahan uterus.
10.     Persalinan prematur
11.     Infeksi
12.     Penyakit akut atau kronis atau penyakit ibu.
13.          Faktor sosiologis atau psikologis yang relevan.



E.     Mengevaluasi data.
Pengumpulan data subyektif dan data obyektif berupa data fokus yang dibutuhkan untuk menilai keadaan ibu sesuai dengan kondisinya, menggunakan anamnese, pemeriksaan fisik, penimbangan berat badan, tinggi badan dan pemeriksaan laboratorium. Setelah semua data terkumpul, evaluasi untuk menentukan asuhan yang akan diberikan.
ü  Beri klien konseling dan instruksi mengenai pendidikan persalinan, tindakan-tindakan perawatan diri sendiri, seperti latihan, penanganan nyeri, teknik bernafas, metode melahirkan, higiene, perawatan payudara, aktifitas fisik dan seksual, tidur, perawatan gigi dan imunisasi; pencegahan paparan teratogen pada janin, dan penanganan ketidaknyamanan umum akibat kehamilan, seperti nyeri ulu hati (heartburn), Konstipasi, mual dan muntah, nyeri tekan payudara, eritema palmar, letih, hemoroid, varises, sering berkemih, palpitasi, leukorea, sakit pinggang, sakit kepala, edema pergelangan kaki, kramkaki, dan kontraksi Braxton Flicks.
ü  Evaluasi asupan nutrisi klien, berikan instruksi tentang pilihan makanan dan minuman yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan kehamilan.
ü  Beri dukungan dan bimbingan kepada klien dan keluarga; berikan kesempatan kepada klien untuk untuk bertanya dan menjawab.
ü  Siapkan klien untuk persalinan dan kelahiran; jelaskan tentang tanda-tanda persalinan pasti dan tanda persalinan palsu.

Rangkuman
1.      Pada setiap kunjungan antenatal, petugas mengumpulkan dan menganalisis dan mengenai data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik, untuk mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterin, serta ada tidaknya masalah atau komplikasi.
2.      Pengkajian klinik pada ibu hamil terdiri dari anamnesis mengenai riwayat sosial, obstetrik, medis, keluarga dan pemeriksaan meliputi pemeriksaan keadaan umum, pemeriksaan fisik, pemeriksaan dalam dan laboratorium.
Referensi
1.      Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. YBPSP: Jakarta
2.      Salmah dkk. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. EGC: Jakarta
3.      Varney, Helen dkk. 2002. Buku Saku Bidan. EGC: Jakarta

Evaluasi
1.      Kasus I:
Ny. U datang ke bidan dengan keluhan mual, muntah dan tidak mendapatkan haid sejak 2 bulan yang lalu. Berdasarkan hasil tes kehamilan yang ia lakukan, menunjukkan hasil positif hamil. Ny. U merasa tidak nyaman dengan mual muntah yang dirasakannya. Ini merupakan kunjungan pertamanya memeriksakan kehamilan pada kehmailan pertama.
Tentukan asuhan kebidanan yang tepat pada kunjungan pertama NY. U sesuai dengan kasus tersebut!
2.      Kasus II:
Pada tanggal 3 maret 2009, Ny. K datang ke bidan dengan keluhan sesak dan sulit tidur. Sebulan kemudian Ny. K datang kembali ke bidan untuk memeriksakan ulang kehamilannya sesuai dengan jadwal yang telah disepakati. Saat ini usia kehamilannya sudah mencapai umur 35 minggu. Dan Ny. K sudah merasakan mules sejak 2 hari yang lalu. Ini merupakan kehamilan ketiga dan telah 2 kali mengalami keguguran.

Berdasarkan kasus diatas, evaluasi data dan penemuan masalah kehamilan pada Ny. K!