DETEKSI
DINI KOMPLIKASI PADA IBU MASA NIFAS
1. Tujuan
Setelah
mempelajari materi ini mahasiswa mampu:
1) Membandingkan
deteksi dini komplikasi masa nifas
dari segi fisik yang meliputi: Perdarahan pervaginam ,
infeksi di
masa nifas, sakit kepala, nyeri epigastrik, penglihatan kabur,
pembengkakan
di wajah atau ekstremitas, demam, muntah, rasa nyeri waktu berkemih,
payudara
yang berubah menjadai merah, lunak dan terasa nyeri, rasa sakit, merah, lunak,
pembengkakan pada kaki.
2) Membandingkan
deteksi dini komplikasi nifas dari segi psikis yang meliputi: Kehilangan nafsu
makan dalam jangka waktu yang lama, merasa sedih atau tidak mampu
mengasuh sendiri bayinya dan diri sendiri
dengan benar.
2. Uraian Isi Pelajaran
1) Deteksi dini komplikasi masa nifas dari segi fisik
2) Deteksi
dini komlikasi nifas dari segi psikis
3. Penjelasan Teori
3.1 Deteksi dini komplikasi pada ibu
masa nifas dari segi fisik
1)
Perdarahan
pervaginam
a. Atonia
uteri
a) Definisi
Atonia uteri adalah
gagalnya uterus yang berkontraksi dengan baik setelah persalinan.
b) Penyebab
(a) Umur
yang terlalu muda/terlalu tua
(b) Paritas
(multipara dan grandemulti)
(c) Partus
lama
(d) Uterus
terlalu regang atau besar (pada gemelli, bayi besar)
(e) Kelainan
uterus
(f) Faktor
sosial ekonomi
c) Penanganan
(a) Segera
lakukan massage uterus dan suntikan ergometrin secara IV
(b) Jika
tindakan ini tidak berhasil, lakukan kompresi bimanual pada uterus
b. Robekan
jalan lahir
a) Definisi
Robekan jalan lahir
merupakan penyebab kedua tersering perdarahan postpartum.
b) Gejala
(a) Perdarahan
segera
(b) Darah
segar mengalir segera setelah bayi lahir
(c) Kontraksi
uterus baik
(d) Plasenta
baik, kadang ibu terlihat pucat
(e) Ibu
tampak lemah
(f) Menggigil
c) Klasifikasi
derajat robekan perineum dibagi empat
(a) Tingkat
1
Robekan hanya pada
selaput lendir vagina atau tanpa mengenai kulit perineum.
(b) Tingkat
2
Robekan mengenai
selaput lendir vagina dan otot perinea transversalis, tapi tidak mengenai
spingter ani.
(c) Tingkat
3
Robekan mengenai
seluruh perineum dan otot spingter ani.
(d) Tingkat
4
Robekan sampai mukosa
rectum.
d) Penanganan
Hecting perineum.
c. Retensio
plasenta
a) Definisi
Keadaan ketika plasenta
belum lahir dalam waktu lebih dari 30 menit setelah bayi lahir.
b) Penyebab
(a) Plasenta
belum lepas dari dinding uterus, menurut perlekatannya dibagi menjadi :
Ø Plasenta
normal
Ø Plasenta
adesiva
Ø Plasenta
inkreta
Ø Plasenta
akreta
Ø Plasenta
perkreta
(b) Plasenta
sudah lepas akan, tetapi belum dilahirkan
c) Penanganan
(a) Manual
plasenta
(b) Perasat
Crede
d. Tertinggalnya
sisa plasenta
a) Definisi
Jika ditemukan adanya
kotiledon yang tidak lengkap dan masih adanya perdarahan pervaginam, padahal
plasenta telah lahir.
b) Penanganan
Sama seperti penanganan
retensio plasenta.
e. Inversio
uteri
a) Definisi
Keadaan ketika keadaan
fundus uteri terbalik sebagian atau seluruhnya ke dalam kavum uteri.
b) Klasifikasi
inversio uteri
(a) Inversio
uteri ringan : fundus uteri terbalik menonjol kedalam kavum uteri, namun belum
keluar dari ruangan rongga rahim.
(b) Inversio
uteri sedang : fundus uteri terbalik dan sudah masuk dalam vagina.
(c) Inversio
uteri berat : uterus dan vagina semuanya terbalik dan sebagian sudah keluar
vagina.
c) Penyebab
(a) Uterus
lembek, lemah, dan tipis dindingnya.
(b) Grandemultipara.
(c) Kelemahan
alat kandungan (tonus otot rahim yang lemah).
(d) Tekanan
intra abdominal yang tinggi (misalnya, mengejan/batuk).
d) Penanganan
(a) Perbaiki
keadaan umum ibu.
(b) Berikan
oksigen.
(c) Infus
IV cairan elektrolit dan transfusi darah.
(d) Setelah
itu, lakukan reposisi dengan anestesi umum.
2)
Infeksi
masa nifas
a. Infeksi
pada vulva, vagina, dan serviks
a) Vulvitis
Jaringan sekitar
sayatan episiotomi membengkak, tepi luka menjadi merah dan bengkak, jahitan
mudah lepas, luka yang terbuka menjadi ulkus, dan mengeluarkan pus.
b) Vaginitis
Permukaan mukosa
membengkak dan kemerahan, terjadi ulkus, serta getah mengandung nanah dan
keluar dari daerah ulkus. Penyebaran dapat terjadi, tetapi pada umumnya infeksi
tinggal terbatas.
c) Servisitis
Luka serviks dalam,
luas, dan langsung ke dasar ligamentum dapat menyebabkan infeksi yang menjalar
ke parametrium.
b. Tanda
dan gejala khas infeksi vulva, vagina, dan serviks
a) Rasa
nyeri dan panas pada tempat infeksi.
b) Kadang-kadang
nyeri saat buang air kecil.
c) Nadi
dibawah 100 kali/menit.
d) Getah
radang dapat keluar.
e) Suhu
sekitar 380C.
f) Bila
luka infeksi tertutup jahitan dan getah radang tidak dapat keluar, demam naik
sampai 390-400C disertai menggigil.
c. Endometritis
a) Endometritis
merupakan jenis infeksi yang paling sering. Kuman-kuman memasuki endometrium
biasanya pada luka bekas insersio plasenta dan dalam waktu singkat
mengikutsertakan seluruh endometrium.
b) Pada
batas antara daerah yang meradang dan daerah sehat terdapat lapisan terdiri
atas leukosit. Leukosit akan membuat pagar pertahanan dan disamping itu akan
keluar serum yang mengandung zat anti.
c) Gambaran
klinik tergantung jenis dan virulensi kuman, daya tahan penderita, dan derajat
trauma pada jalan lahir. Kadang-kadang lokea tertahan oleh darah, sisa-sisa
plasenta, dan selaput ketuban. Keadaan ini dinamakan ‘‘lokeometra’’.
d) Hal
ini dapat menyebabkan kenaikan suhu.
e) Pada
endometritis yang tidak meluas, penderita pada hari pertama merasa kurang sehat
dan perut nyeri, mulai hari ketiga suhunya meningkat, nadi cepat, namun dalam
kurun waktu 1 minggu keadaan akan menjadi normal.
d. Septikemia
dan pyemia
a) Septikemia
Pada infeksi ini,
kuman-kuman dari uterus langsung masuk ke dalam peredaran darah umum dan
menyebabkan infeksi umum. Adanya septicemia
dapat dibuktikan dengan jalan pembiakan kuman-kuman dari darah.
b) Pyemia
Pada pyemia, terdapat
tromboplebitis yang menjalar ke vena uterine, vena hipogastrik, dan atau vena
ovari. Gejala yang muncul adalah sbb :
(a) Perut
nyeri.
(b) Suhu
berulang-ulang meningkat dengan cepat disertai menggigil, kemudian diikuti
dengan turunnya suhu.
(c) Lambat
laun timbul gejala abses pada paru-paru, jantung, pneumoni, dan plueritis.
e. Peritonitis,
salpingitis, dan ooforitis
a) Peritonitis
(a) Infeksi
nifas dapat menyebar melalui pembuluh limfe didalam uterus langsung mencapai
peritonium sehingga menyebabkan peritonitis.
(b) Peritonitis
yang hanya terbatas pada daerah pelvis, gejalanya tidak seberat pada
peritonitis umum.
(c) Penderita
demam, perut bawah nyeri, tetapi keadaan umum tetap baik. Sedangkan, pada
peritonitis umum suhu meningkat menjadi tinggi, nadi cepat dan kecil, perut
kembung dan nyeri, muka menjadi pucat, mata cekung, dan kulit muka dingin.
(d) Penanganan
:
Ø Lakukan
nasogastric suction.
Ø Berikan
infus (NaCL atau RL).
Ø Berikan
antibiotika sehingga bebas panas selama 24 jam : Ampisilin 2 gr IV, kemudian 1
gr setiap 6 jam, ditambah gentamicin 5 mg/kgBB IV dosis tunggal/hari, dan
metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam.
Ø Laparatomi
diperlukan untuk pembersihan perut (perotonial
lavage).
b) Salpingitis
dan ooforitis
(a) Terjadi
kadang-kadang, walaupun jarang, infeksi ini menjalar sampai ke tuba falopi,
bahkan sampai ke ovarium. Disini terjadi salpingitis/ooforitis yang sukar
dipisahkan dari pelvio peritonitis.
(b) Penangannya
: pemberian antibiotika dan roborantika untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
3)
Sakit
kepala, nyeri epigastrik, dan penglihatan kabur
a. Sakit
kepala
a) Sakit
kepala bisa terjadi selama kehamilan dan sering merupakan ketidaknyamanan yang
normal dalam kehamilan.
b) Sakit
kepala yang menunjukkan masalah serius adalah sakit kepala yang menetap dan
tidak hilang setelah beristirahat.
c) Kadang-kadang
dengan sakit kepala yang hebat tersebut ibu mungkin merasa penglihatannya
menjadi kabur atau berbayang.
d) Sakit
kepala dalam kehamilan adalah gejala dari pre-eklamsi.
b. Penglihatan
kabur
a) Oleh
karena pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan ibu dapat berubah selama proses
persalinan.
b) Perubahan
ringan adalah normal.
c) Perubahan
penglihatan ini mungkin disertai dengan sakit kepala yang hebat dan mungkin
merupakan gejala pre-eklamsi.
c. Gejala
a) Ekspresi
wajah ibu kelihatan menahan sakit.
b) Mata
dikerjap-kerjapkan supaya pandangan lebih jelas.
c) Vital
sign : tekanan darah meningkat (lebih dari normal).
d) Kenaikan
berat badan yang drastis sejak kehamilan.
e) Kaki
oedem kanan-kiri.
d. Penanganan
a) Pre-eklamsi
ringan
· Rawat
jalan :
Ø Banyak
istirahat
Ø Diet
TKTP
Ø Diet
rendah garam dan lemak
Ø Konsumsi
vitamin, sayuran, dan buah
Ø Pemberian
sedatif ringan
Ø Cek
lab darah
Ø Cek
lab urine
· Rawat
inap :
Ø Dalam
dua minggu rawat jalan tidak menunjukkan perubahan.
Ø Berat
badan bertambah.
Ø Timbul
salah satu gejala pre-eklamsi berat.
b) Pre-eklamsi
berat
· Penderita
diriwayat diruang yang tenang.
· Diet cukup protein (100 gram/hari) dan kurang
garam (0,5 gram/hari).
· Infus
RL 125/jam (20 tetes/menit).
· MgSO4
40 gram.
4)
Pembengkakan
diwajah atau ekstremitas
a. Gejala
a) Keadaan
umum ibu kelihatan menurun (lemah).
b) Vital
sign : nadi kecil dan cepat, tekanan darah turun, suhu normal, dan pernapasan
meningkat.
c) Terdapat
odem pada wajah dan ekstremitas.
d) Pasien
kelihatan pucat.
e) Ujung
jari pucat sampai berwarna biru.
f) Berkeringat.
g) Aktivitas
berkurang.
b. Penanganan
a) Perbanyak
istirahat.
b) Diet
TKTP rendah garam.
c) Pemantauan
vital sign.
d) Kolaborasi
serta rujuk pasien bila tidak terdapat tanda-tanda perbaikan keadaan umum.
5)
Demam,
muntah, dan rasa sakit waktu berkemih
a. Gejala
a) Suhu
tubuh meningkat.
b) Denyut
nadi cepat.
c) Sakit
saat ditekan daerah bagian atas simpisis pubis dan daerah lipatan paha.
d) Pemeriksaan
laboratorium jumlah leukosit meningkat, terdapat bakteri.
e) Ibu
mengeluh sering anyang-anyangan.
b. Penanganan
a) Pemberian
parasetamol 500 mg sebanyak 3-4 kali/hari.
b) Antibiotik
sesuai dengan mikroorganisme yang ditemukan.
c) Minum
yang banyak.
d) Kateterisasi
bila perlu.
e) Makan-makanan
yang bergizi.
f) Jaga
kebersihan daerah genetalia.
3.2 Deteksi dini komplikasi pada ibu
nifas dari segi psikis
1) Kehilangan Nafsu Makan Dalam Waktu yang
Lama
Sesudah anak lahir ibu
akan merasa lelah mungkin juga lemas karena kehabisan tenaga. Hendaknya lekas
berikan minuman hangat, susu, kopi atau teh yang bergula. Apabila ibu
menghendaki makanan, berikanlah makanan yang sifatnya ringan walaupun dalam
persalinan lambung dan alat pencernaan tidak langsung turut mengadakan proses
persalianan, tetapi sedikit atau banyak pasti dipengaruhi proses persalinannya
tersebut.
Sehingga alat pencernaan
perlu istirahat guna memulihkan keadaanya kembali. Oleh karena itu tidak benar
bila ibu diberikan makanan sebanyak-banyaknya walaupun ibu menginginkannya.
Tetapi biasanya disebabkan adanya kelelahan yang amat berat, nafsu makan pun
akan terganggu, sehingga ibu tidak ingin makan sampai kehilangan itu hilang.
Tips Untuk Mengatasi
Hilangnya Nafsu Makan : Ibu yang mengalami kehilangan nafsu makan bisa
dihindari dengan upayaØ menyajikan hidangan
dalam porsi kecil dan penampilan menarik. Jangan lupa, konsumsi vitamin C dan
vitamin B (vitamin larut air) serta beberapa mineral seperti zinc, kalium,
magnesium. Kita bisa memperolehnya dari beberapa bahan makanan:
a.
Zinc: daging, hati, kerang, telur, serealia
tumbuk, kacang-kacangan.
b.
Kalium: makanan mentah atau segar,
terutama sayuran, buah dan kacang-kacangan.
c.
Magnesium: sayuran hijau, serealia tumbuk,
biji-bijian, kacang-kacangan, daging, susu, daging.
d.
Vitamin B: biji-bijian, kacang-kacangan,
kacang merah, tofu, tuna, ikan salmon, sayuran.
e.
Vitamin C: buah jeruk, melon, semangka,
bayam, brokoli, tomat, ubi, kubis, kembang kol.
Coba cari variasi
makanan, diluar makanan biasa ibu. Makanan yang paling enak menurut ibu (mungkin
bisa mempercepat mengembalikan nafsu makannya).
Keadaan nafsu makan yang kurang atau sama sekali tidak ada kita sebut dengan istilah “Anoreksia”. Anoreksia bukanlah suatu penyakit, melainkan gejala klinis dari suatu penyakit atau kelainan tertentu.
Keadaan nafsu makan yang kurang atau sama sekali tidak ada kita sebut dengan istilah “Anoreksia”. Anoreksia bukanlah suatu penyakit, melainkan gejala klinis dari suatu penyakit atau kelainan tertentu.
Banyak hal yang dapat
menyebabkan anoreksia, antara lain penyakit organik, faktor psikologis, dan
pengaturan makan yang kurang baik. Penyakit infeksi seperti pada saluran napas
atas juga TBC dapat memberikan gejala anoreksia.
Jadi, jangan sampai
seorang ibu nifas tidak berusaha untuk mengembalikan nafsu makannya karena akan
dapat menimbulkan penyakit yang disebutkan diatas, yaitu penyakit Anoreksia.
2)
Merasa Sedih Atau Tidak Mampu Mengasuh
Diri dan Bayinya
Pada minggu-minggu awal setelah persalinan sampai kurang lebih 1 tahun ibu post partum cenderung akan mengalami perasaan-perasaan yang tidak pada umumnya, seperti merasa sedih, tidak mampu mengasuh dirinya sendiri dan bayinya.
Pada minggu-minggu awal setelah persalinan sampai kurang lebih 1 tahun ibu post partum cenderung akan mengalami perasaan-perasaan yang tidak pada umumnya, seperti merasa sedih, tidak mampu mengasuh dirinya sendiri dan bayinya.
Faktor penyebabnya adalah:
a.
Kekecewaan emosional yang mengikuti
kegiatan bercampur rasa takut yang dialami kebanyakan wanita selama hamil dan
melahirkan.
b.
Rasa nyeri pada awal masa nifas
c.
Kelelahan akibat kurang tidur selama persalinan
dan telah melahirkan kebanyakan di rumah sakit.
d.
Kecemasan akan kemampuannya untuk marawat
bayinya setelah meninggalkan rumah sakit.
e.
Ketakutan akan menjadi tidak menarik lagi.
Bermacam-macam Reaksi, tindakan serta
pemikiran-pemikiran ibu yang merasa sedih atau tidak mampu mengasuh diri dan
bayinya, dapat dilihat pada poin2 dibawah ini :
a.
Perasaan tidak menentu menyertai ibu
seusai kelahiran anak. Yang dominan, rasa ingin marah terus. “kadang ibu bisa kasihan pada suami karena
ia sudah berusaha keras untuk membantu, termasuk bangun malam. Tapi sedikit
saja kekeliruan bisa membuat ibu meledak,”
b.
Tak jarang seorang ibu merasakan banyak
kekhawatiran; khawatir tak bisa menjadi ibu yang baik dan lain-lain. Juga rasa sedih yang tak tentu
sebab. Kadang ia merasa berada di padang luas tanpa batas, Sendirian, Sunyi,
Perasaan kosong yang teramat dalam, yang tak pernah bisa ia bagi kepada siapa
pun. Padahal orang-orang terdekatnya, seperti orangtua dan suami, sangat
mendukungnya. Setiap malam, sang suami ikut mengganti popok anaknya yang basah.
c.
Banyak perempuan mengalami perasaan
berubah-ubah secara ekstrem (mood swings) pasca melahirkan. Semua perempuan berpotensi mengalaminya, termasuk
aktivitas yang tercerahkan dengan suami yang sungguh-sungguh sangat mendukung.
Selama lebih tiga bulan ibu mengalami gejolak emosi yang sangat tidak stabil.
Terkadang ia merasa bahagia dianugerahi seorang anak, lalu muncul kesedihan
yang luar biasa. Ia juga merasa kebebasan dan privasinya sangat berkurang
karena waktunya habis untuk mengurus anak.
Walaupun selama masa kehamilan, ibu sudah
mempersiapkan secara matang tentang perawatan anaknya yang akan lahir. Ia membaca semua buku menjelang
kelahiran anaknya itu. ibu yang tinggal jauh dari mertua dan orangtua merasa
sudah siap mental untuk mengasuh dan merawat bayi. Namun perkiraannya ibu bisa
meleset. Setelah melahirkan, secara teknis ibu memang tidak canggung lagi
merawat dan mengasuh anaknya. Akan tetapi tidak secara psikologis. Petunjuk
“ilmu” yang ia pelajari dari buku ternyata tidak mendapat dukungan dari
lingkungan terdekatnya.
Akan tetapi, tak banyak yang memerhatikan
berbagai faktor yang dapat membuat perempuan mengalami gangguan kejiwaan atau
depresi pascamelahirkan. Beberapa di antaranya bahkan dapat berakibat fatal.
Rasa bahagia ketika mendapatkan bayi bukanlah jaminan semuanya akan baik-baik
saja.
Rasa sakit yang luar biasa pada proses kelahiran bisa menjadi salah satu faktor pencetus. Seperti ibu yang mengalami proses panjang dan rumit (sempat diinduksi beberapa kali, ketubannya pecah sementara rahimnya belum mengalami proses pembukaan, tekanan darahnya naik) sebelum dokter yang menanganinya memutuskan agar ia dioperasi cesar.
Rasa sakit yang luar biasa pada proses kelahiran bisa menjadi salah satu faktor pencetus. Seperti ibu yang mengalami proses panjang dan rumit (sempat diinduksi beberapa kali, ketubannya pecah sementara rahimnya belum mengalami proses pembukaan, tekanan darahnya naik) sebelum dokter yang menanganinya memutuskan agar ia dioperasi cesar.
Perjuangan berat saat melahirkan membawa
dampak psikologis yang cukup berat bagi ibu. Setelah melahirkan, ibu harus
istirahat total satu minggu. Dalam keadaan sakit, ia masih harus berjuang lagi
untuk menyusui anaknya.
Adapun tindakan yang harus kita lakukan terhadap keadaan ibu yang seperti ini yaitu:
Adapun tindakan yang harus kita lakukan terhadap keadaan ibu yang seperti ini yaitu:
a.
Mendorong ibu untuk menyusui bayinya
dengan meningkatkan rasa nyaman yang terjadi pada masa nifas.
b.
Berikan support yang bisa diterima oleh
ibu, misalnya kita mengatakan bahwa ibu pasti bisa melakukan yang terbaik buat
bayi ibu. Ibu tidak perlu takut dan kwatir dalam pengasuhan bayi ibu, karena
ibu tidak sendiri ada suami, orang tua, apalagi saya yang akan tetap sedia
membatu ibu dalam mengasuh bayi ibu tersebut karena ini merupakan salah satu
tanggung jawab saya juga.
c.
Bertindaklah sebagai promotor hubungan
antara ibu, bayi dan keluarga.
d.
Memberikan dukungan yang berkesenambungan.
e.
Beri keyakinan kepada ibu agar tidak
ragu-ragu dalam memberikan asuhan terhadap bayinya.
- Kesimpulan
Deteksi dini komplikasi masa nifas dari segi fisik yang
meliputi: Perdarahan pervaginam , infeksi di masa nifas, sakit kepala,
nyeri epigastrik, penglihatan kabur, pembengkakan di wajah atau
ekstremitas, demam, muntah, rasa nyeri waktu berkemih,
payudara
yang berubah menjadai merah, lunak dan terasa nyeri, kehilangan nafsu makan
dalam waktu yang lama, rasa sakit, merah, lunak, pembengkakan
pada kaki, merasa sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya
dan diri sendiri dengan benar.
Deteksi dini komlikasi nifas dari segi psikis yang
meliputi: Kehilangan nafsu makan dalam jangka waktu yang lama, merasa sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya
dan diri sendiri dengan benar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar