Senin, 03 November 2014

12. Radang Genitalia


12.1. CERVICITIS
PENGERTIAN
Cervicitis adalah peradangan dar selaput lendir dar kanalis servikalis karena epitel selaput lendir kanalis servikalis hanya terdiri dari satu Lapisan sel silindris sehingga Iebih mudah terinfeksi dibanding selaput lendir vagina.

ETIOLOGI
Cervicitis disebabkan oleh kuman-kuman seperti: trikomonas vaginalis, kandida, dan mikroplasma atau mikroorganisme aerob dan anaerob endoçen vagina seperti streptococcus, enterococus, E coli, dan stapilococus. Kuman-kuman ini menyebabkan deskuamasi pada epitel gepeng dan perubahan infiamasi kromak datam jaringan serviks yang mengalami trauma. Dapat juga disebabkan oleh robekan serviks terutama yang menyebabkan ektropion, alat-alat atau alat kontrasepsi, tindakan intrauterin seperti dilatasi. dan lain-lain.

GEJALA KLINIS
a.    Flour hebat, biasanya kental atau purulent dan biasanya berbau
b.    Serng menimbulkan erosi (erythroplaki) pada portio yang tampak seperti daerah merah menyala
c.    Pada pemerksaan inspekulo kadang-kadang dapat dilihat fluor yang purulent keluar dar kanalis servikalis. Kalau portio normal tidak ada ectropion, maka harus diingat kemungkinan gonorhoe.
d.   Sekunder dapat terjadi kolpitis dan vulvitis.
e.    Pada cervicitis kronik kadang dapat dilihat bintik putih dalam daerah selaput lendir yang meraH karena infeksi.
f.     Gejala-gejala non spesifik seperti dispareuni, flyer punggung, dan gangguan kemih
g.    Perdarahan saat melakukan hubungan seks

KLASIFIKASl
a. Cervicitis akut
lnfeksi yang diawali di endoserviks dan ditemukan pada gonorhea, infeksi post abortus, post partum, yang disebakan oleh stapilococcus, sthapdococus, dan lain-lain. Dalam hal ini stapilococcus merah dan membengkak dan mengeluarkan cairan mukopurulent, akan tetapi geala-gejala pada serviks biaasanya tidak seberapa tampak di tengah-tengah gejala lain dari infeksi yang bersangkutan.cPengobatan diberikan dalam rangka pengobatan infeksi tersebutcPenyakitnya dapat sembuh tanpa bekas atau dapat menjadi kronika.
b. Cervicitis kronis
Penyakit nii dijumpai pada sebagian wanita yang pernah melahirkan. Luka-luka kecil atau besar pada serviks karena partus atau abortus memudahkan masuknya kuman-kuman ke dalam endoserviks serta kelenjar-kelenjamya sehingga menyebabkan infeksi menahun. Beberapa gambaran patologis dapat ditemukan
·      Serviks kelihatann normal, hanya pada pemeriksaan mlkroskopis ditemukan infiltrasi leukosit dalam stroma endoserviks. Cervicitis ini menimbulkan gejala, kecuali pengeluaran sekret yang agak putih-kuning.
·      Pada portio uteri di sekitar ostium uteri eksternum tampak daerah kemerah-merahan yang tidak dipisahkan secara jelas dar epitel portlo di sekitarnya, sekret yang dikeluarkan terdiri aras mukus bercampur nanah.
·      Sobeknya serviks uteri di sini lebih luas dan mukosa endoserviks lebih kelihatan dari luar (ekstropion). Mukosa dalam keadaan demikian mudah terkena infeksi dari vagina. Karena radang menahun. Serviks bisa menjadi hipertropis dan mengeras, sekret mukopurulent bertambah banyak.

PENATALAKSANAAN
a.    Anti biotika terutama kalau dapat ditemukan gonococcus dalam sekret.
b.    Kalau cervicitis tidak spesifik dapat diobati dengan rendaman dalam AgNO3 10% dan irigasi.
c.    cervicitis yang tak mau sembuh ditolong operatif dengan melakukan konisasi, kalau sebabnya ekstropion dapat dilakukan lastik atau amputasi.
d.   Erosi dapat disembuhkan dengan obat keras seperti, AgNO3 10% atau Albothyl yang menyebabkan nekrose epitel silindris dengan harapan bahwa kemudian diganti dengan epitel gepeng berlapis banyak.
e.    cervicitis kronika pengobatannya Iebih baik dilakukan dengan jalan kauterisasi-radial dengan termokauter atau dengan krioterapi.

12.2. ENDOMETRIOSIS
PENGERTIAN
Endometriosis adalah suatu penyakit dimana bercak-bercak jaringan endometrium tumbuh di luar rahim, padahal dalam keadaan normal endometrium hanya ditemukan di dalam lapisan rahim. Biasanya endometriosis terbatas pada lapisan rongga perut atau permukaan organ perut.

ETIOLOGI
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi beberapa ahli mengemukakan teori berikut:
a.       Teori menstruasi retrograd (menstruasi yang bergerak mundur)
Sel-sel endometrium yang dilepaskan  pada saat menstruasi bergerak mundur ke tuba falopi lalu masuk ke dalam panggul atau perut dan tumbuh di dalam rongga panggul/ perut.
b.      Teori sistem kekebalan
Kelainan sistem kekebalan menyebabkan jaringan menstruasi tumbuh di daerah selain rahim.
c.       Teori genetik
Keluarga tertentu memiliki faktor tertentu yang menyebabkan kepekaan yang tinggi terhadap endometriosis.

GEJALA KLINIS
a.    Nyeri di perut bagian bawah dan di daerah panggul.
b.    Menstruasi yang tidak teratur (misalnya spotting sebelum menstruasi).
c.    Kemandulan/ infertilitas.
d.   Dispareunia (nyeri ketika melakukan hubungan seksual).

PENATALAKSANAAN
a. Simtomatik (hanya menghilangkan gejala penyakit)
Jika gejala penyakit endometriosis tidak terlalu berat, mungkin gabungan obat anti nyeri seperti aspirin, parasetamol, atau/ dan obat anti radang seperti ibuprofen cukup menolong dalam mengurangi nyeri dan kegang otot rahim ketika haid. Namun obat-obat itu tidak menyembuhkan endometriosis, melainkan hanya mengurangi penderitaan sementara waktu.
b. Pengobatan hormonal
Dengan pemberian hormon, haid akan berhenti, sehingga mirip masa kehamilan atau menopause. Artinya, keadaan ini mirip peristiwa alami. Dengan berhentinya haid, maka gejala akibat endometriosis pun akan berkurang.
·            Progesteron
Obat progesteron sintetik yang diberikan akan bekerja seperti hormon progesteron wanita. Pada dosis tinggi, hormon dii akan menghambat pelepasan sel telur dan membuat tubuh 'percaya' seolah telah terjadi suatu kehamilan. Akibatnya haid berhenti, dinding rahim menipis, dan proses pertumbuhan endometriosis berhenti.
·            Kontrasepsi oral (pil KB)
Terkadang pil kontrasepsi dipakai pula untuk mengobati nyeri pada penderita endometriosis. Obat ini harus dipakai terus-mmenerus untuk beberapa bulan. Selama itu haid akan berhenti. Tetapi kontrasepsi oral tidak dapat digunakan pada semua wanita, karena bergantung pada kondisi kesehatan dan gaya hidupnya.
·            Danazol
Obat ini mengandung hormon androgen yang mirip dengan testosteron pada pria. Khasiatnya adalah menurunkan kadar estrogen sehingga timbul keadaan mirip menopause.
·            Agonis GnRH
Obat ini merupakan jenis hormon yang relatif baru dipergunakan untuk pengobatan endometriosis. Dasar kerjanya meniru hormon otak yang mengendalikan pelepasan hormon estrygen secara beraturan Pengaruh obat ini terhadap fungsi tubuh adalah membuat keadaan mirip menopause akibat penurunan estrogen, dan sebagian membuat jaringan endometrium mati.
·            Penghambat aromatase (aromatase inhibitor)
Obat ini merupakan generasi terbaru dar jenis obat anti endometriosis.
c. Pembedahan
·      Selain dengan obat, pembedahan juga merupakan pilihan lain untuk pengobatan endometriosis. Ada dua macam pembedahan, yaitu:
·      Pembedahan konservatif, dilakukan hanya pengangkatan atau penghancuran jaringan endometriosis yang terlihat saja. Pembedahan ini dapat dilakukan secara laparoskopi operatif.
·      Pembedahan radikal, selain pengangkatan jaringan endometriosis, diangkat pula satu atau lebih organ reproduksi lainnya termasuk rahim. Tindakan ini terkadang diperlukan pada kasus endometriosis yang sangat sukar diatasi, terutama pada wanita yang sudah tidak ingin lagi mempunyai anak.

12.3. MIOMETRITIS/ METRITIS
PENGERTIAN
Miometritis/ metritis adalah radang miometrium. Metritis adalah infeksi uterus serelah persalinan yang merupakan salah satu penyebab terbesar kematian ibu. Penyakit ihi tidak berdiri sendin tetapi merupakan Lanjutan dari endometritis, sehingga gejala dan terapinya seperti endometritis.

KLASIFIKASI
a. Miometritis akut
Metritis akut biasanya terdapat pada abortus septik atau infeksi post partum. Penyakit ini tidak berdiri sendiri, akan tetapi merupakan bagian dari infeksi yang lebih luas. Kerokan pada wanita dengan endornetrium yang meradang (endometiitis) dapat menimbulkan metntis akut. Pada penyakit ihl miometrum menunjukkan reaksi radang berupa pembengkakan dan infiltrasi sel-sel radang. Perluasan dapar terjadi lewat jalan limfe arau lewat tromboflebitis dan kadang-kadang dapat terjadi abses.
b. Miometritis kronik
Metrtis kronik adalah diagnosis yang dahulu banyak dibuat atas dasar menometroragia dengan uterus lebih besar dan biasa, sakit pinggang, dan leukorea. Akan tetapi pembesaran uterus pada seorang multipara umumnya disebabkan oleh pertambahan jaringan ikat akibat kelamin. Bila pengobatan terlambat atau kurang adekuat dapat menjadi:
·       Abses pelvik.
·       Peritonitis
·       Syok septik.
·       Dispareunia.
·       Trombosis vena yang dalam.
·       Emboli pulmonal.
·       Infeksi pelvik yang menahun.
·       Penyumbatan tuba dan infertilitas.

GEJALA KLINIS
a.          Demam.
b.         Keluar lochea berbau/ purulent, keputihan yang berbau.
c.          Sakit punggung.
d.         Nyeri abdomen.

PENATALAKSANAAN
Terapi miometritis:
a. Antibiotika spektrum luas
Ampisilin 2 g Iv)/ 6 jam.
Gentamisin 5 mg/ kg BK.
Metronidasol 500 mg Iv)’ 8 jam.
b. Profilaksis anti tetanus.
c. Evaluasi sisa hasil konsepsi.

Manajemen:
a. Antibiotik kombinasi.
b. Transfusi jika diperlukan.


12.4. PARAMETRITIS
PENGERTIAN
Parametritis adalah infeksi jaringan pelvis yang dapat terjadi melalui beberapa jalan.

ETIOLOGl
a.    Penyebaran melalui limfe dar luka serviks yang terinfeksi atau dari endometritis.
b.    Penyebaran langsung dar luka pada serviks yang meluas sampai ke dasar ligamentum.
c.    Penyebaran sekunder dan tromboflebitis. Proses ini dapat tinggal terbatas pada dasar ligamentum latum atau menyebar ekstraperitoneal ke semua jurusan. Jika menjalar ke atas, dapat diraba pada dinding perut sebelah lateral di atas ligamentum inguinalis, atau pada fossa iliaka.

GEJALA KLINIS
a.    Suhu tinggi menetap lebih dan seminggu disertai rasa nyeri di kiri atau kanan dan nyeri pada pemeriksaan dalam.
b.    Pada pemeriksaan dalam dapat diraba tahanan padat dan nyeri di sebelah uterus dan tahanan ini yang berhubungan erat dengan tulang panggul, dapat meluas ke berbagai jurusan.
c.    Di tengah-tengah jaringan yang meradang bisa tumbuh abses. Jika terjadi abses selalu mencari jalan ke rongga perut yang menyebabkan peritonitis, ke rektum, atau ke kandung kemih.
d.   Penderita tampak sakit, nadi cepat, dan perut nyeri.

PENATALAKSANAAN
Berikan terapi antibiotika-resorptif.


12.5. ADNEKSITIS
PENGERTIAN
Adneksitis atau salpingo-ooforltis adalah radang pada tuba falopi dan radang ovarium yang terjadi secara bersamaan, biasa terjadi karena infeksi yang menjalar ke atas sampai uterus, atau akibat tindakan post kuretase maupun post pemasangan alat kontrasepsi (IUD).

ETIOLOGI
Diantara sebab-sebab yang paling banyak terdapat ialah infeksi gonorhea dan infeksi puerperal dan post abortus. Kira-kira 10% infeksi disebabkan oleh tuberkulosis. selanjutnya bisa timbul radang adneksa sebagai akibat tindakan (kerokan, laparotomi, pemasangan IUD, dan sebagainya) dan perluasan radang dari alat yang letaknya tidak jauh seperti appendiks.

GEJALA KLINIS
a.    Demam.
b.    Leukositosis dan rasa nyeri di sebelah kanan atau kiri uterus.
c.    Setelah beberapa hari dijumpai pula tumor dengan batas yang tidak jelas dan nyeri tekan.
d.   Pada torsia adneksa timbul rasa nyeri mendadak dan apabila defence mascular tidak teralu keras, dapat diraba tumor nyeri tekan dengan batas nyeri tekan yang nyata.
e.    Nyeri di perut bagian bawah sebelah kiri atau kanan, yang bertambah keras pada pekerjaan berat. disertai dengan penyakit pinggang.
f.     Haid umumnya Iebih banyak dari biasa dengan siklus yang seringkali tidak teratur
g.    Dispareuni.
h.    Infertilitas.
i.      Disrnenorhea.


PENATALAKSANAAN
a.    Istirahat baring dan perawatan umum
b.    Jika penyakitnya masih dalam keadaan sub akut, penderita harus diberi terapi denqan antibiotika dengan spektrum luas.
c.    Jika keadaan sudah tenang, dapat diberi terapi diaterme dalam beberapa seri dan penderita dinasehatkan supaya jangan melakukan pekerjaan yang berat.
d.   Terapi operatif/ pembedahan.

12.6. PELVIKSITIS
PENGERTIAN
Pelviksitis adalah peradangan pada rongga-rongga pelvis.

ETIOLOGl
Pelviksitis disebabkan oleh infeksi bakteri yang masuk melalui vagina dan bergerak ke uterus kemudian masuk ke tuba falopi. Infeksi pelvis dibagi dalam 3 kategori, yaitu:
a.          Terjadi setelah kuretase, post abortus, dan post partum.
b.         Post operasi.   
c.          lnfeksi pelvis pada pasien tidak hamil (diawali PMS).

GEJALA KLINIS
a.    Gejala muncul setelah siklus menstruasi penderita mengeluh nyeri pada perut bagian bawah yang semakin memburuk dan disertai mual muntah.
b.    Keputihan berwarna dan berbau tidak normal.
c.    Demam lebih dar 37o C.
d.   Spotting.
e.    Dismenorhea.
f.     Dispareunia.
g.    Nyeri punggung bagian bawah.
h.         Kelelahan.
i.           Nafsu makan berkurang.
j.           Poliuria.
k.         Disuria.

PENATALAKSANAAN
Pelviksitis tanpa komplikasi bisa diobati dengan antibiotik dan penderita tidak perlu dirawat. Jika terjadi komplikasi/ penyebaran infeksi maka penderita harus dirawat di RS. Jika tidak ada respon terhadap pemberian obat antibiotik, mungkin perlu dilakukan pembedahan. Pasangan penderita juga sebaiknya menjalani pengobatan secara bersamaan dan selama menjalani pengobatan jika melakukan hubungan seksual pasangan penderita sebaiknya menggunakan kondom.

12.7. KANKER OVARIUM
PENGERTIAN
Kanker ovarium (indung telur) adalah tumor ganas pada ovarium. Kanker ovarium paling sering ditemukan pada wanita yang berusia 50-70 tahun dan 1 dari 70 wanita menderita kanker ovarium. Kanker ovarium bisa menyebar secara Iangsung ke daerah di sekitarnya dan melalui sistem getah bening bisa menyebar ke bagian lain dar panggul dan perut: sedangkan melalui pembuluh darah, kanker bisa menyebar ke hati dan paru-paru.

ETIOLOGI
Penyebabnya tidak diketahui. Sedangkan faktor resiko terjadinya kanker ovarium adalah:
a.    Obat kesuburan.
b.    Pernah menderita kanker payudara.
c.    Riwayat keluarga yang menderita kanker payudara dan/ atau kanker ovarium.
d.   Riwayat keluarga yang menderita kanker kolon, paru-paru, prostat, dan rahim.

GEJALA KLINIS
a.    Rasa tidak enak yang samar-samar di perut bagian bawah.
b.    Ovarium yang membesar pada wanita pasca menopause.
c.    Nyeri panggul.
d.   Anemia.
e.    Berat badan menurun.
f.     Pembesaran payudara.
g.    Peningkatan pertumbuhan rambut.
h.    Perdarahan pervaginam.
i.      Siklus menstruasi abnormal.
j.      Perut kembung, nafsu makan berkurang, mual muntah, dan tidak mampu mencerna makanan dalam jumlah seperti biasanya.
k.    Sering berkemih.

PENATALAKSANAAN
a.    Lakukan laparatomi untuk membuat diagnosa yang pasti dan menetapkan stadium kanker.
b.    Jika kanker belum menyebar ke luar ovarium, hanya dilakukan pengangkatan ovarium yang terkena dan mungkin dengan tuba falopinya (saluran indung telur).
c.    Jika kanker telah menyebar ke luar ovarium, maka dilakukan pengangkatan kedua ovarium dan rahim, serta kelenjar getah bening dan struktur di sekitarnya.
d.   Setelah dilakukan pembedahan bisa dilakukan terapi penyinaran dan kemoterapi untuk menghancurkan sisa-sisa sel kanker.



12.8. SALPINGITIS
PENGERTIAN
Salpingitis adalah peradangan pada tuba falopi.

GEJALA KLINIS
a.    Nyeri perut bagian bawah.
b.    Perdarahan pervaginam diantara waktu menstuasi.
b.    Keputihan.
c.    Gejala penyerta seperti: demam/ menggigil, anoreksia, nausea,
d.   vomitus, disuria, poliuria.
e.    Menstruasi meningkatjumlah dan Iamanya.
f.     Ada riwayat kontasepsi AKDR.

PENATALAKSANAAN
a.          Berikan antibiotik:
·            Cefotaksim 2 gram IM.
·            Amoksilin 3 gram per oral.
·            Ampisilin 3,5 gram per oral.
·            Doksisiklin 100 mg per oral 2x sehari selama 10-14 hari
·            Tetrasiklin 500 mg per oral 4x sehari.
b.         Tirah baring.
c.          Kunjungan ulang 2-3 har atau jika keadaan memburuk.

d.        Rawat inap jika terdapat keadaan-keadaan yang mengancam jiwa ibu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar