12.1.
CERVICITIS
PENGERTIAN
Cervicitis
adalah peradangan dar selaput lendir dar kanalis servikalis karena epitel
selaput lendir kanalis servikalis hanya terdiri dari satu Lapisan sel silindris
sehingga Iebih mudah terinfeksi dibanding selaput lendir vagina.
ETIOLOGI
Cervicitis
disebabkan oleh kuman-kuman seperti: trikomonas vaginalis, kandida, dan
mikroplasma atau mikroorganisme aerob dan anaerob endoçen vagina seperti
streptococcus, enterococus, E coli, dan
stapilococus.
Kuman-kuman ini menyebabkan deskuamasi pada epitel gepeng dan perubahan
infiamasi kromak datam jaringan serviks yang mengalami trauma. Dapat juga
disebabkan oleh robekan serviks terutama yang menyebabkan ektropion, alat-alat
atau alat kontrasepsi, tindakan intrauterin seperti dilatasi. dan lain-lain.
GEJALA KLINIS
a. Flour
hebat, biasanya kental atau purulent dan biasanya berbau
b. Serng
menimbulkan erosi (erythroplaki) pada portio yang tampak seperti daerah merah
menyala
c. Pada
pemerksaan inspekulo kadang-kadang dapat dilihat fluor yang purulent keluar dar
kanalis servikalis. Kalau portio normal tidak ada ectropion, maka harus diingat
kemungkinan gonorhoe.
d. Sekunder
dapat terjadi kolpitis dan vulvitis.
e. Pada
cervicitis kronik kadang dapat dilihat bintik putih dalam daerah selaput lendir
yang meraH karena infeksi.
f. Gejala-gejala
non spesifik seperti dispareuni, flyer punggung, dan gangguan kemih
g. Perdarahan
saat melakukan hubungan seks
KLASIFIKASl
a.
Cervicitis akut
lnfeksi
yang diawali di endoserviks dan ditemukan pada gonorhea, infeksi post abortus,
post partum, yang disebakan oleh stapilococcus, sthapdococus, dan lain-lain.
Dalam hal ini stapilococcus merah dan membengkak dan mengeluarkan cairan
mukopurulent, akan tetapi geala-gejala pada serviks biaasanya tidak seberapa
tampak di tengah-tengah gejala lain dari infeksi yang bersangkutan.cPengobatan
diberikan dalam rangka pengobatan infeksi tersebutcPenyakitnya dapat sembuh
tanpa bekas atau dapat menjadi kronika.
b.
Cervicitis kronis
Penyakit
nii dijumpai pada sebagian wanita yang pernah melahirkan. Luka-luka kecil atau
besar pada serviks karena partus atau abortus memudahkan masuknya kuman-kuman
ke dalam endoserviks serta kelenjar-kelenjamya sehingga menyebabkan infeksi
menahun. Beberapa gambaran patologis dapat ditemukan
· Serviks
kelihatann normal, hanya pada pemeriksaan mlkroskopis ditemukan infiltrasi
leukosit dalam stroma endoserviks. Cervicitis ini menimbulkan gejala, kecuali
pengeluaran sekret yang agak putih-kuning.
· Pada
portio uteri di sekitar ostium uteri eksternum tampak daerah kemerah-merahan
yang tidak dipisahkan secara jelas dar epitel portlo di sekitarnya, sekret yang
dikeluarkan terdiri aras mukus bercampur nanah.
· Sobeknya
serviks uteri di sini lebih luas dan mukosa endoserviks lebih kelihatan dari
luar (ekstropion). Mukosa dalam keadaan demikian mudah terkena infeksi dari
vagina. Karena radang menahun. Serviks bisa menjadi hipertropis dan mengeras,
sekret mukopurulent bertambah banyak.
PENATALAKSANAAN
a. Anti
biotika terutama kalau dapat ditemukan gonococcus dalam sekret.
b. Kalau
cervicitis tidak spesifik dapat diobati dengan rendaman dalam AgNO3 10% dan
irigasi.
c. cervicitis
yang tak mau sembuh ditolong operatif dengan melakukan konisasi, kalau sebabnya
ekstropion dapat dilakukan lastik atau amputasi.
d. Erosi
dapat disembuhkan dengan obat keras seperti, AgNO3 10% atau Albothyl yang
menyebabkan nekrose epitel silindris dengan harapan bahwa kemudian diganti
dengan epitel gepeng berlapis banyak.
e. cervicitis
kronika pengobatannya Iebih baik dilakukan dengan jalan kauterisasi-radial
dengan termokauter atau dengan krioterapi.
12.2.
ENDOMETRIOSIS
PENGERTIAN
Endometriosis
adalah suatu penyakit dimana bercak-bercak jaringan endometrium tumbuh di luar
rahim, padahal dalam keadaan normal endometrium hanya ditemukan di dalam
lapisan rahim. Biasanya endometriosis terbatas pada lapisan
rongga perut atau permukaan organ perut.
ETIOLOGI
Penyebabnya
tidak diketahui, tetapi beberapa ahli mengemukakan teori berikut:
a. Teori
menstruasi retrograd (menstruasi yang bergerak mundur)
Sel-sel
endometrium yang dilepaskan pada saat
menstruasi bergerak mundur ke tuba falopi lalu masuk ke dalam panggul atau
perut dan tumbuh di dalam rongga panggul/ perut.
b. Teori
sistem kekebalan
Kelainan
sistem kekebalan menyebabkan jaringan menstruasi tumbuh di daerah selain rahim.
c. Teori
genetik
Keluarga
tertentu memiliki faktor tertentu yang menyebabkan kepekaan yang tinggi
terhadap endometriosis.
GEJALA KLINIS
a. Nyeri
di perut bagian bawah dan di daerah panggul.
b. Menstruasi
yang tidak teratur (misalnya spotting sebelum menstruasi).
c. Kemandulan/
infertilitas.
d. Dispareunia
(nyeri ketika melakukan hubungan seksual).
PENATALAKSANAAN
a.
Simtomatik (hanya menghilangkan gejala penyakit)
Jika
gejala penyakit endometriosis tidak terlalu berat, mungkin gabungan obat anti
nyeri seperti aspirin, parasetamol, atau/ dan obat anti radang seperti
ibuprofen cukup menolong dalam mengurangi nyeri dan kegang otot rahim ketika
haid. Namun obat-obat itu tidak menyembuhkan endometriosis, melainkan hanya
mengurangi penderitaan sementara waktu.
b.
Pengobatan hormonal
Dengan
pemberian hormon, haid akan berhenti, sehingga mirip masa kehamilan atau
menopause. Artinya, keadaan ini mirip peristiwa alami. Dengan berhentinya haid,
maka gejala akibat endometriosis pun akan berkurang.
·
Progesteron
Obat progesteron sintetik yang
diberikan akan bekerja seperti hormon progesteron wanita. Pada dosis tinggi,
hormon dii akan menghambat pelepasan sel telur dan membuat tubuh 'percaya'
seolah telah terjadi suatu kehamilan. Akibatnya haid berhenti, dinding rahim
menipis, dan proses pertumbuhan endometriosis berhenti.
·
Kontrasepsi oral (pil KB)
Terkadang pil kontrasepsi dipakai
pula untuk mengobati nyeri pada penderita endometriosis. Obat ini harus dipakai
terus-mmenerus untuk beberapa bulan. Selama itu haid akan berhenti. Tetapi
kontrasepsi oral tidak dapat digunakan pada semua wanita, karena bergantung
pada kondisi kesehatan dan gaya hidupnya.
·
Danazol
Obat ini mengandung hormon androgen
yang mirip dengan testosteron pada pria. Khasiatnya adalah menurunkan kadar
estrogen sehingga timbul keadaan mirip menopause.
·
Agonis GnRH
Obat ini merupakan jenis hormon
yang relatif baru dipergunakan untuk pengobatan endometriosis. Dasar kerjanya
meniru hormon otak yang mengendalikan pelepasan hormon estrygen secara
beraturan Pengaruh obat ini terhadap fungsi tubuh adalah membuat keadaan mirip
menopause akibat penurunan estrogen, dan sebagian membuat jaringan endometrium
mati.
·
Penghambat aromatase (aromatase
inhibitor)
Obat ini merupakan generasi terbaru
dar jenis obat anti endometriosis.
c.
Pembedahan
· Selain
dengan obat, pembedahan juga merupakan pilihan lain untuk pengobatan
endometriosis. Ada dua macam pembedahan, yaitu:
· Pembedahan
konservatif, dilakukan hanya pengangkatan atau penghancuran jaringan endometriosis
yang terlihat saja. Pembedahan ini dapat dilakukan secara laparoskopi operatif.
· Pembedahan
radikal, selain pengangkatan jaringan endometriosis, diangkat pula satu atau
lebih organ reproduksi lainnya termasuk rahim. Tindakan ini terkadang
diperlukan pada kasus endometriosis yang sangat sukar diatasi, terutama pada
wanita yang sudah tidak ingin lagi mempunyai anak.
12.3.
MIOMETRITIS/ METRITIS
PENGERTIAN
Miometritis/
metritis adalah radang miometrium. Metritis adalah infeksi uterus serelah
persalinan yang merupakan salah satu penyebab terbesar kematian ibu. Penyakit
ihi tidak berdiri sendin tetapi merupakan Lanjutan dari endometritis, sehingga
gejala dan terapinya seperti endometritis.
KLASIFIKASI
a.
Miometritis akut
Metritis
akut biasanya terdapat pada abortus septik atau infeksi post partum. Penyakit
ini tidak berdiri sendiri, akan tetapi merupakan bagian dari infeksi yang lebih
luas. Kerokan pada wanita dengan endornetrium yang meradang (endometiitis)
dapat menimbulkan metntis akut. Pada penyakit ihl miometrum menunjukkan reaksi
radang berupa pembengkakan dan infiltrasi sel-sel radang. Perluasan dapar
terjadi lewat jalan limfe arau lewat tromboflebitis dan kadang-kadang dapat
terjadi abses.
b.
Miometritis kronik
Metrtis
kronik adalah diagnosis yang dahulu banyak dibuat atas dasar menometroragia
dengan uterus lebih besar dan biasa, sakit pinggang, dan leukorea. Akan tetapi
pembesaran uterus pada seorang multipara umumnya disebabkan oleh pertambahan
jaringan ikat akibat kelamin. Bila pengobatan terlambat atau kurang adekuat
dapat menjadi:
· Abses
pelvik.
· Peritonitis
· Syok
septik.
· Dispareunia.
· Trombosis
vena yang dalam.
· Emboli
pulmonal.
· Infeksi
pelvik yang menahun.
· Penyumbatan
tuba dan infertilitas.
GEJALA KLINIS
a.
Demam.
b.
Keluar lochea berbau/ purulent, keputihan
yang berbau.
c.
Sakit punggung.
d.
Nyeri abdomen.
PENATALAKSANAAN
Terapi
miometritis:
a.
Antibiotika spektrum luas
Ampisilin
2 g Iv)/ 6 jam.
Gentamisin
5 mg/ kg BK.
Metronidasol
500 mg Iv)’ 8 jam.
b.
Profilaksis anti tetanus.
c.
Evaluasi sisa hasil konsepsi.
Manajemen:
a.
Antibiotik kombinasi.
b.
Transfusi jika diperlukan.
12.4.
PARAMETRITIS
PENGERTIAN
Parametritis
adalah infeksi jaringan pelvis yang dapat terjadi melalui beberapa jalan.
ETIOLOGl
a. Penyebaran
melalui limfe dar luka serviks yang terinfeksi atau dari endometritis.
b. Penyebaran
langsung dar luka pada serviks yang meluas sampai ke dasar ligamentum.
c. Penyebaran
sekunder dan tromboflebitis. Proses ini dapat tinggal terbatas pada dasar
ligamentum latum atau menyebar ekstraperitoneal ke semua jurusan. Jika menjalar
ke atas, dapat diraba pada dinding perut sebelah lateral di atas ligamentum
inguinalis, atau pada fossa iliaka.
GEJALA KLINIS
a. Suhu
tinggi menetap lebih dan seminggu disertai rasa nyeri di kiri atau kanan dan
nyeri pada pemeriksaan dalam.
b. Pada
pemeriksaan dalam dapat diraba tahanan padat dan nyeri di sebelah uterus dan
tahanan ini yang berhubungan erat dengan tulang panggul, dapat meluas ke
berbagai jurusan.
c. Di
tengah-tengah jaringan yang meradang bisa tumbuh abses. Jika terjadi abses
selalu mencari jalan ke rongga perut yang menyebabkan peritonitis, ke rektum,
atau ke kandung kemih.
d. Penderita
tampak sakit, nadi cepat, dan perut nyeri.
PENATALAKSANAAN
Berikan
terapi antibiotika-resorptif.
12.5.
ADNEKSITIS
PENGERTIAN
Adneksitis
atau salpingo-ooforltis adalah radang pada tuba falopi dan radang ovarium yang
terjadi secara bersamaan, biasa terjadi karena infeksi yang menjalar ke atas
sampai uterus, atau akibat tindakan post kuretase maupun post pemasangan alat
kontrasepsi (IUD).
ETIOLOGI
Diantara
sebab-sebab yang paling banyak terdapat ialah infeksi gonorhea dan infeksi
puerperal dan post abortus. Kira-kira 10% infeksi disebabkan oleh tuberkulosis.
selanjutnya bisa timbul radang adneksa sebagai akibat tindakan (kerokan,
laparotomi, pemasangan IUD, dan sebagainya) dan perluasan radang dari alat yang
letaknya tidak jauh seperti appendiks.
GEJALA KLINIS
a. Demam.
b. Leukositosis
dan rasa nyeri di sebelah kanan atau kiri uterus.
c. Setelah
beberapa hari dijumpai pula tumor dengan batas yang tidak jelas dan nyeri
tekan.
d. Pada
torsia adneksa timbul rasa nyeri mendadak dan apabila defence mascular tidak
teralu keras, dapat diraba tumor nyeri tekan dengan batas nyeri tekan yang
nyata.
e. Nyeri
di perut bagian bawah sebelah kiri atau kanan, yang bertambah keras pada pekerjaan
berat. disertai dengan penyakit pinggang.
f. Haid
umumnya Iebih banyak dari biasa dengan siklus yang seringkali tidak teratur
g. Dispareuni.
h. Infertilitas.
i. Disrnenorhea.
PENATALAKSANAAN
a. Istirahat
baring dan perawatan umum
b. Jika
penyakitnya masih dalam keadaan sub akut, penderita harus diberi terapi denqan
antibiotika dengan spektrum luas.
c. Jika
keadaan sudah tenang, dapat diberi terapi diaterme dalam beberapa seri dan
penderita dinasehatkan supaya jangan melakukan pekerjaan yang berat.
d. Terapi
operatif/ pembedahan.
12.6.
PELVIKSITIS
PENGERTIAN
Pelviksitis
adalah peradangan pada rongga-rongga pelvis.
ETIOLOGl
Pelviksitis
disebabkan oleh infeksi bakteri yang masuk melalui vagina dan bergerak ke
uterus kemudian masuk ke tuba falopi. Infeksi pelvis dibagi dalam 3 kategori,
yaitu:
a.
Terjadi setelah kuretase, post abortus,
dan post partum.
b.
Post operasi.
c.
lnfeksi pelvis pada pasien tidak hamil
(diawali PMS).
GEJALA KLINIS
a. Gejala
muncul setelah siklus menstruasi penderita mengeluh nyeri pada perut bagian
bawah yang semakin memburuk dan disertai mual muntah.
b. Keputihan
berwarna dan berbau tidak normal.
c. Demam
lebih dar 37o C.
d. Spotting.
e. Dismenorhea.
f. Dispareunia.
g. Nyeri
punggung bagian bawah.
h.
Kelelahan.
i.
Nafsu makan berkurang.
j.
Poliuria.
k.
Disuria.
PENATALAKSANAAN
Pelviksitis
tanpa komplikasi bisa diobati dengan antibiotik dan penderita tidak perlu
dirawat. Jika terjadi komplikasi/ penyebaran infeksi maka penderita harus
dirawat di RS. Jika tidak ada respon terhadap pemberian obat antibiotik,
mungkin perlu dilakukan pembedahan. Pasangan penderita juga sebaiknya menjalani
pengobatan secara bersamaan dan selama menjalani pengobatan jika melakukan
hubungan seksual pasangan penderita sebaiknya menggunakan kondom.
12.7.
KANKER OVARIUM
PENGERTIAN
Kanker
ovarium (indung telur) adalah tumor ganas pada ovarium. Kanker ovarium paling
sering ditemukan pada wanita yang berusia 50-70 tahun dan 1 dari 70 wanita
menderita kanker ovarium. Kanker ovarium bisa menyebar secara Iangsung ke
daerah di sekitarnya dan melalui sistem getah bening bisa menyebar ke bagian
lain dar panggul dan perut: sedangkan melalui pembuluh darah,
kanker bisa menyebar ke hati dan paru-paru.
ETIOLOGI
Penyebabnya
tidak diketahui. Sedangkan faktor resiko terjadinya kanker ovarium adalah:
a. Obat
kesuburan.
b. Pernah
menderita kanker payudara.
c. Riwayat
keluarga yang menderita kanker payudara dan/ atau kanker ovarium.
d. Riwayat
keluarga yang menderita kanker kolon, paru-paru, prostat, dan rahim.
GEJALA KLINIS
a. Rasa
tidak enak yang samar-samar di perut bagian bawah.
b. Ovarium
yang membesar pada wanita pasca menopause.
c. Nyeri
panggul.
d. Anemia.
e. Berat
badan menurun.
f. Pembesaran
payudara.
g. Peningkatan
pertumbuhan rambut.
h. Perdarahan
pervaginam.
i. Siklus
menstruasi abnormal.
j. Perut
kembung, nafsu makan berkurang, mual muntah, dan tidak mampu mencerna makanan
dalam jumlah seperti biasanya.
k. Sering
berkemih.
PENATALAKSANAAN
a. Lakukan
laparatomi untuk membuat diagnosa yang pasti dan menetapkan stadium kanker.
b. Jika
kanker belum menyebar ke luar ovarium, hanya dilakukan pengangkatan ovarium
yang terkena dan mungkin dengan tuba falopinya (saluran indung telur).
c. Jika
kanker telah menyebar ke luar ovarium, maka dilakukan pengangkatan kedua
ovarium dan rahim, serta kelenjar getah bening dan struktur di sekitarnya.
d. Setelah
dilakukan pembedahan bisa dilakukan terapi penyinaran dan kemoterapi untuk
menghancurkan sisa-sisa sel kanker.
12.8.
SALPINGITIS
PENGERTIAN
Salpingitis
adalah peradangan pada tuba falopi.
GEJALA KLINIS
a. Nyeri
perut bagian bawah.
b. Perdarahan
pervaginam diantara waktu menstuasi.
b. Keputihan.
c. Gejala
penyerta seperti: demam/ menggigil, anoreksia, nausea,
d. vomitus,
disuria, poliuria.
e. Menstruasi
meningkatjumlah dan Iamanya.
f. Ada
riwayat kontasepsi AKDR.
PENATALAKSANAAN
a.
Berikan antibiotik:
·
Cefotaksim 2 gram IM.
·
Amoksilin 3 gram per oral.
·
Ampisilin 3,5 gram per oral.
·
Doksisiklin 100 mg per oral 2x sehari
selama 10-14 hari
·
Tetrasiklin 500 mg per oral 4x sehari.
b.
Tirah baring.
c.
Kunjungan ulang 2-3 har atau jika
keadaan memburuk.
d.
Rawat inap jika terdapat keadaan-keadaan
yang mengancam jiwa ibu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar