A.
PENDAHULUAN
Pengertian Masa Nifas :
a. Masa nifas, disebut juga
masa postpartum atau puerperium, adalah masa sesudah
persalinan, masa perubahan, pemulihan, penyembuhan, dan pengembalian alat-alat
kandungan/reproduksi, seperti sebelum hamil yang lamanya 6 minggu atau 40 hari
pasca persalinan (Jannah, 2011).
b. Periode pascapartum
adalah masa dari kelahiran plasenta dan selaput janin (menandakan akhir periode
intrapartum) hingga kembalinya traktus reproduksi wanita pada kondisi tidak
hamil (Varney, 2008).
c. Masa nifas atau masa
puerperium adalah masa setelah partus selesai, dan berakhir setelah kira-kira 6
minggu (Hanifa, 2006).
d. Masa nifas (puerperium)
adalah masa yang dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Buku Acuan Nasional Yankes Maternal Dan
Neonatal, 2006).
e. Masa nifas dimulai
beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu berikutnya
(JHPEIGO, 2002).
f. Masa nifas tidak kurang dari 10 hari dan tidak lebih
dari 8 hari setelah akhir persalinan, dengan pemantauan bidan sesuai kebutuhan
ibu dan bayi (Bennet dan Brown, 1999).
Dalam bahasa latin, waktu tertentu setelah melahirkan anak ini disebut
puerperium, yaitu dari kata puer yang artinya bayi dan parous melahirkan.
Puerperium berarti masa setelah melahirkan bayi.
Masa nifas (puerperium) adalah masa
pulih kembali, mulai dari persalinan selesai hingga alat-alat kandungan kembali
seperti prahamil. Lama masa nifas ini, yaitu 6-8 minggu.
B.
URAIAN
MATERI
1.
Tujuan
Asuhan Nifas
Semua kegiatan yang dilakukan, baik dalam bidang
kebidanan maupun di bidang lain selalu
mempunyai tujuan agar kegiatan tersebut terarah dan diadakan evaluasi dan
penilaian.
1.1.Tujuan masa nifas (dalam Asuhan Kebidanan Ibu
Nifas, 2011) adalah :
a. Meningkatkan
kesejahteraan fisik dan psikologis bagi ibu dan bayi.
b. Pencegahan, diagnosis
dini, pengobatan komplikasi pada ibu.
c. Merujuk ibu ke asuhan
tenaga ahli bila diperlukan.
d. Mendukung dan memperkuat
keyakinan ibu serta memungkinkan ibu untuk mampu melaksanakan perannya dalam
situasi keluarga dan budaya yang khusus.
e. Imunisasi ibu terhadap
tetanus.
1.2.Tujuan Asuhan Nifas (dalam Asuhan Pada Ibu Dalam
Masa Nifas (Postpartum) 2009) adalah :
a. Melakukan pencegahan,
diagnosa dini dan pengobatan komplikasi pada ibu).
b. Merujuk ibu ke asuhan
tenaga ahli bilamana perlu.
c. Mendukung dan memperkuat
keyakinan diri ibu dan memungkinkan ibu melaksanakan peran ibu dalam situasi
keluarga dan budaya yang khusus.
d. Imunisasi ibu terhadap
tetanus.
e. Mendorong agar
dilaksanakan metode yang sehat tentang pemberian makan bayi dan peningkatan
pengembangan hubungan antara ibu dan bayi yang baik.
1.3.Tujuan dari perawatan nifas (dalam Buku Ajar
Kebidanan Nifas Normal, 2009) adalah :
a. Memulihkan kesehatan
umum penderita
a) Menyediakan makanan
sesuai kebutuhan,
b) Mengatasi anemia,
c) Mencegah infeksi dengan
memerhatikan kebersihan dan sterilisasi,
d) Mengembalikan kesehatan
umum dengan pergerakan otot untuk memperlancar peredaran darah .
b. Mempercepat kesehatan
psikologis.
c. Mencegah infeksi dan
komplikasi.
d. Memperlancar pembentukan
air susu ibu (ASI).
e. Menganjurkan ibu untuk
melaksanakan perawatan mandiri sampai masa nifas selesai dan memelihara bayi
dengan baik, sehingga bayi dapat mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang
normal.
1.4.Tujuan Asuhan Masa Nifas (dalam Buku Acuan
Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2006) adalah :
a. Menjaga kesehatan ibu
dan bayinya, baik fisik maupun psikologik.
b. Melaksanakan sharing
yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi
komplikasi pada ibu maupun bayinya.
c. Memberikan pendidikan
kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, menyusui, pemberian
imunisasi kepada bayi dan perawatan bayi sehat.
d. Memberikan pelayanan KB.
2.
Peran dan
Tanggung Jawab Bidan dalam Masa Nifas
2.1 Peran dan tanggung jawab
bidan dalam masa nifas (dalam Asuhan Kebidanan Ibu Nifas, 2011) adalah :
a. Sebagai teman terdekat,
sekaligus pendamping ibu nifas dalam menghadapi saat-saat kritis masa nifas.
b. Sebagai pendidik dalam
usaha pemberian pendidikan kesehatan terhadap ibu dan keluarga.
c. Sebagai pelaksana asuhan
kepada klien dalam hal tindakan perawatan, pemantauan, penanganan masalah,
rujukan, dan deteksi dini komplikasi masa nifas.
2.2 Peran dan tanggung jawab
bidan dalam masa nifas (dalam Buku Ajar Kebidanan Nifas Normal, 2009) adalah memberi perawatan dan dukungan sesuai
kebutuhan ibu, yaitu melalui kemitraan (partnership) dengan ibu. Selain itu,
dengan cara :
a. Mengkaji kebutuhan
asuhan kebidanan pada ibu nifas
b. Menentukan diagnosis dan
kebutuhan asuhan kebidanan pada masa nifas
c. Menyusun rencana asuhan
kebidanan berdasarkan prioritas masalah
d. Melaksanakan asuhan
kebidanan sesuai dengan rencana
e. Mengevaluasi bersama
klien asuhan kebidanan yang telah diberikan
f. Membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan
bersama klien.
3.
Tahapan
Masa Nifas
a. Puerperium dini, yaitu
kepulihan ketika ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.
b. Puerperium intermedial,
yaitu masa kepulihan menyeluruh dari organ-organ genetal, kira-kira 6-8 minggu.
c. Remote puerperium, yaitu
waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna, terutama bila selama
hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna
mungkin beberapa minggu, bulan, atau tahun.
4.
Kebijakan
Program Nasional
Paling sedikit empat kali kunjungan nifas dilakukan
untuk mencegah, mendeteksi, dan menangani masalah yang terjadi.
Tahapan Masa
Nifas
|
||
Kunjungan
|
Waktu
|
Tujuan
|
I
|
6-8 jam
setelah persalinan
|
1. Mencegah perdarahan masa nifas akibat atonia uteri
2. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan dan rujuk jika
perdarahan berlanjut
3. Memberi konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga mengenai
cara mencegah perdarahan masa nifas akibat atonia uteri
4. Pemberian ASI awal
5. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir
6. Menjaga bayi tetap sehat dengan mencegah hipotermia
7. Petugas kesehatan yang menolong persalinan harus mendampingi ibu dan
bayi dalam keadaan stabil
|
II
|
6 hari
setelah persalinan
|
1. Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus
dibawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau
2. Menilai adanya demam
3. Memastikan agar ibu mendapatkan cukup makanan, cairan, dan istirahat
4. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda
penyulit
5. Memberi konseling pada ibu tentang asuhan pada bayi, perawatan tali
pusat, menjaga bayi tetap hangat, dan perawatan bayi sehari-hari.
|
III
|
2 minggu
setelah persalinan
|
Sama seperti
diatas (6 hari setelah persalinan)
|
IV
|
6 minggu
setelah persalinan
|
1. Mengkaji tentang kemungkinan penyulit pada ibu
2. Memberi konseling keluarga berencana (KB) secara dini
|
:
KESIMPULAN
|
1.
Pengertian Masa Nifas :
Masa nifas dimulai beberapa jam sesudah lahirnya
plasenta sampai dengan 6 minggu berikutnya (JHPEIGO, 2002).
Lama masa nifas ini, yaitu 6-8 minggu. Nifas dibagi
dalam tiga periode yaitu :
a. Puerperium dini
b. Puerperium intermedial.
c. Remote puerperium.
2. Tujuan Asuhan Nifas
Tujuan dari perawatan nifas ini adalah :
a.
Memulihkan kesehatan umum penderita
a) Menyediakan makanan
sesuai kebutuhan
b) Mengatasi anemia
c) Mencegah infeksi dengan
memerhatikan kebersihan dan sterilisasi
d) Mengembalikan kesehatan
umum dengan pergerakan otot untuk memperlancar peredaran darah
b.
Mempercepat kesehatan psikologis
c.
Mencegah infeksi dan komplikasi
d.
Memperlancar pembentukan air susu ibu (ASI)
e.
Menganjurkan ibu untuk melaksanakan perawatan mandiri sampai masa nifas
selesai dan memelihara bayi dengan baik, sehingga bayi dapat mengalami
pertumbuhan dan perkembangan yang normal.
3. Peran dan Tanggung Jawab
Bidan dalam Masa Nifas
Peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas
adalah memberi perawatan dan dukungan sesuai kebutuhan ibu, yaitu melalui
kemitraan (partnership) dengan ibu.
4. Tahapan Masa Nifas
Tahapan Masa
Nifas
|
|
1.
|
2-6 jam postpartum
|
2.
|
2-6 hari postpartum
|
3.
|
2-6 minggu postpartum
|
5. Kebijakan Program
Nasional
Paling sedikit empat kali kunjungan nifas dilakukan
untuk mencegah, mendeteksi, dan menangani masalah yang terjadi.
Tahapan Masa
Nifas
|
||
Kunjungan
|
Waktu
|
Tujuan
|
I
|
6-8 jam
setelah persalinan
|
1. Mencegah perdarahan masa nifas akibat atonia uteri
2. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan dan rujuk jika
perdarahan berlanjut
3. Memberi konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga mengenai
cara mencegah perdarahan masa nifas akibat atonia uteri
4. Pemberian ASI awal
5. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir
6. Menjaga bayi tetap sehat dengan mencegah hipotermia
7. Petugas kesehatan yang menolong persalinan harus mendampingi ibu dan
bayi dalam keadaan stabil
|
II
|
6 hari
setelah persalinan
|
1. Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus
dibawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau
2. Menilai adanya demam
3. Memastikan agar ibu mendapatkan cukup makanan, cairan, dan istirahat
4. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda
penyulit
5. Memberi konseling pada ibu tentang asuhan pada bayi, perawatan tali
pusat, menjaga bayi tetap hangat, dan perawatan bayi sehari-hari.
|
III
|
2 minggu
setelah persalinan
|
1. Sama seperti diatas (6 hari setelah persalinan)
|
IV
|
6 minggu
setelah persalinan
|
1. Mengkaji tentang kemungkinan penyulit pada ibu
2. Memberi konseling keluarga berencana (KB) secara dini
|
Referensi
|
- Jannah. 2011. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas. Jogjakarta : AR-RUZZ MEDIA
- Baiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan
Nifas Normal. Jakarta : EGC.
- Maryunani. 2009. Asuhan Pada Ibu Dalam Masa Nifas (Postpartum). Jakarta : CV.
Trans Info Media
- Varney. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta : EGC.
- Wiknjosastro. 2005. Ilmu Kebidanan.
Jakarta : YBP-SP.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar