3.1 MASA KEHAMILAN: PENYAKIT YANG
MEMPERSULIT KEHAMILAN
3.1.1
PENYAKIT
JANTUNG BAWAAN
Jika sebelum
hamil kelainan jantung bawaan ini tidak menimbulkan gejala, maka resiko
terjadinya komplikasi selama hamil tidak meningkat. Jika kelainan ini mengenai
sisi kanan jantung dan paru-paru (misalnya hipertensi pulmoner primer), maka
besar kemungkinannya penderita mengalami kolaps dan meninggal selama persalinan
atau segera sesudahnya. Penyebab terjadinya kematian tidak diketahui, tetapi
resikonya cukup besar sehingga penderita tidak dianjurkan untuk hamil. Untuk
mencegah terjadinya infeksi akibat kelainan katup jantung diberikan antibiotik.
3.1.2
GAGAL
JANTUNG
Gagal jantung adalah ketidakmampuan
jantung untuk memompa sejumlah darah guna mencukupi kebutuhan tubuh. Saat-saat
yang memerlukan perhatian khusus dimana tuntutan terhadap jantung sangat besar
adalah pada kehamilan 28-34 minggu, selama persalinan, dan segera setelah
persalinan.
PENGARUH
TERHADAP KEHAMILAN
Penyakit
jantung yang diderita ibu bisa mempengaruhi janin. Janin bisa meninggal ketika
ibu mengalami serangan gagal jantung atau lahir prematur. Persalinan dan
bertambahnya jumlah darah dari rahim yang kembali ke jantung. Pada setiap
kontraksi rahim, jantung memompa darah 20 % lebih banyak.
PENATALAKSANAAN
a. Pada
penderita gagal jantung yang berat, bisa diberikan obat bius epidural untuk
mematikan rasa pada korda spinalis bagian bawah dan agar penderita tidak perlu
mengejan selama proses persalinan berlangsung. Mengejan menyebabkan
terganggunya penyerapan oksigen melalui paru-paru ibu sehingga jumlah oksigen
yang sampai ke janin berkurang.
b. Bayi
dilahirkan dengan bantuan forcep atau melalui operasi caesarea.
3.1.3
PENYAKIT
JANTUNG REMATIK
Penyakit
jantung rematik adalah suatu komplikasi yang biasa ditemukan pada demam
rematik, dimana satu atau beberapa katup jantung mengalami penyempitan,
terutama katup mitral.
PENGARUH
TERHADAP KEHAMILAN
a. Kelainan
yang timbul akibat penyempitan katup jantung akan semakin memburuk selama
hamil.
b. Suatu
katup yang menyempit menyebabkan meningkatnya denyut jantung, bertambahnya
volume darah, dan meningkatnya beban kerja jantung. Akibatnya cairan bisa
mengalir balik ke paru-paru dan menyebabkan edema paru.
PENATALAKSANAAN
a. Seorang
wanita yang menderita penyakit jantung rematik, sebelum hamil sebaiknya menjalani
pembedahan untuk memperbaiki katup mitral.
b. Jika
perlu, pembedahan bisa dilakukan ketika hamil, tetapi hal ini akan meningkatkan resiko kehilangan janin atau
persalinan prematur.
c. Selama
hamil, sebaliknya penderita membatasi aktivitas fisiknya serta tidak boleh
terlalu lelah dan cemas.
d. Katup
yang mengalami kerusakan lebih rentan terhadap infeksi, karena itu sebagai
tindakan pencegahan diberikan antibiotik pada saat persalinan, 8 jam setelah
persalinan, dan setelah setiap tindakan yang menyebabkan meningkatnya resiko
infeksi (misalnya pencabutan gigi atau ketuban pecah sebelum waktunya.
3.1.4
PROLAPS
KATUP MITRAL
Pada
prolaps katup mitral, daun katup menonjol ke dalam atrium kiri selama kontraksi
ventrikel, kadang menyebabkan kebocoran (regurgitasi) sejumlah kecil darah
kedalam atrium. Prolaps katup mitral lebih sering ditemukan pada wanita muda
dan cenderung diturunkan.
GEJALA
a. murmur
b. Palpitasi (jantung berdebar)
c. Kadang ketidakteraturan irama
jantung
PENATALAKSANAAN
Selama
hamil, kebanyakan wanita penderita penyakit ini tidak mengalami komplikasi.
Tetapi selama proses persalinan biasanya diberikan terapi antobiotik intra vena
(melalui pembuluh darah) untuk mencegah infeksi pada katup jantung.
3.1.5. TEKANAN DARAH TINGGI
Hipertensi dalam kehamilan adalah penyebab kematian
utama ketiga pada ibu hamil setelah pendarahan dan infeksi. Hipertensi adalah
suatu keadaan dimana tekanan darah istirahat ³
140/90 mmHg.
Jika
seorang wanita yang memiliki tekanan darah agak tinggi (140/ 90 - 150/ 100
mmHg) hamil, biasanya dokter menghentikan pemakaian obat-obatan untuk
menurunkan tekanan darahnya. Kerugian yang ditimbulkan oleh obat terhadap janin
lebih tinggi dibandingkan keuntungan yang di peroleh ibu. Untuk membantu
mengontrol tekanan darahnya, penderita dianjurkan untuk membatasi asupan garam
dan mengurangi aktivitas fisik.
Wanita hamil yang menderita hipertensi sedang
(tekanan darah tinggi sedang, yaitu 150/ 90 – 180/ 110 mmHg), seringkali harus
terus mengkonsumsi obat anti hipertensi.
Obat anti hipertensi yang biasanya diberikan kepada
wanita hamil adalah metildopa dan hidralazin. Diuretik (obat yang bisa membuang
kelebihan cairan dalam tubuh) tidak digunakan karena bisa menghambat
pertumbuhan janin. Setiap bulan dilakukan pemerikasaan fungsi ginjal dan
pemantauan pertumbuhan janin dengan USG. Persalinan biasanya dimulai
(diinduksi) pada kehamilan 38 minggu.
Wanita hamil yang menderita hipertensi berat (diatas
180/ 110 mmHg), memerlukan perawatan khusus. Kehamilan bisa semakin memburuk
hipertensi dan mungkin akan menyebabkan pembengkakan otak (stroke). Pada wanita
penderita hipertensi berat lebih sering terjadi abrupsio plasenta (pelepasan
plasenta sebelum waktunya), yang menyebabkan terputusnya pasokan oksigen dan
zat gizi ke janin sehingga janin bisa meninggal. Bahkan meskipun tidak terjadi
abrupsio plasenta, hipertensi bisa menyebabkan berkurangnya pasokan darah ke
janin sehingga pertumbuhan janin menjadi lambat.
Jika kehamilan ingin dilanjutkan, biasanya harus
diberikan obat anti hipertensi yang lebih kuat. Untuk melindungi janji dan ibu,
biasanya penderita harus dirawat di rumah sakit. Jika kondisinya semakin
memburuk, disarankan untuk mengakhiri kehamilan guna menyelamatkan ibu.
3.1.6. ASMA
Kehamilan bisa mempengaruhi penderita asma,
sebaliknya asma juga bisa mempengaruhi kehamilan, yaitu bisa menghambat
pertumbuhan janin atau memicu terjadinya persalinan prematur.
PENATALAKSANAAN
a. Serangan
asma yang ringan diatasi dengan pemberian bronkodilatator hirup (misalnya
isoproterenol), yang akan memperlebar penyempitan saluran udara pada paru-paru.
Tetapi obat ini tidak boleh terlalu sering digunakan.
b. Serangan
asma yang lebih berat biasanya diatasi dengan infus aminofilin. Serangan asma
yang sangat berat (status asmatikus) diatasi dengan pemberian infus kortikosteroid.
c. Jika
terdapat infeksi, diberikan antibiotik.
d. Setelah
suatu serangan bisa diberikan tablet yang mengandung teofilin untuk mencegah
serangan lanjutan.
e. Bronkodilatator
dan kortikosteroid banyak digunakan oleh ibu hamil dan tidak menimbulkan
masalah yang berat.
3.1.7 ANEMIA
Anemia adalah suatu keadaan dimana jumlah sel darah
merah atau jumlah hemoglobin (protein pengangkut oksigen) di bawah normal.
PENGARUH TERHADAP KEHAMILAN
Sebagian besar wanita hamil mengalami anemia yang
tidak membahayakan. Tetapi anemia akibat kelainan bawaan pada hemoglobin bisa
mempersulit kehamilan. Kelainan tersebut meningkatkan resiko penyakit dan
kematian pada bayi baru lahir dan meningkatkan penyakit pada ibu.
KOMPLIKASI
a. Wanita
penderita penyakit sel sabit memiliki resiko mengalami infeksi selama hamil,
yang paling sering ditemukan adalah pneumonia, infeksi saluran kemih, dan
infeksi rahim.
b. Sekitar
sepertiga wanita hamil yang menderita penyakit sel sabit, selama hamil
mengalami hipertensi. Selain itu, sering terjadi krisis sel sabit.
c. Juga
bisa terjadi gagal jantung dan emboli paru.
d. Semakin
berat keadaan penyakit ini sebelum hamil, maka semakin tinggi resiko terjadinya
komplikasi dan kematian selama hamil.
PENATALAKSANAAN
Untuk mengurangi resiko terjadinya komplikasi, diberikan
transfusi darah guna mempertahankan kadar hemoglobin.
3.1.8.
PENYAKIT GINJAL
Seorang
wanita yang sebelum hamil menderita penyakit ginjal berat tidak mungkin bisa
mengandung bayinya sampai cukup matang untuk dilahirkan. Tetapi beberapa wanita
yang secara rutin menjalani dialisa akibat gagal ginjal dan banyak wanita yang
telah menjalani pencangkokan ginjal bisa melahirkan bayi yang sehat.
PENATALAKSANAAN
a.
Wanita hamil yang menderita penyakit
ginjal biasanya memerlukan perawatan dari ahli ginjal dan ahli kandungan.
b.
Secara rutin dilakukan pemeriksaan
fungsi ginjal, tekanan darah, dan berat badan.
c.
Asupan garam dibatasi.
d.
Pemberian diuretik membantu
mengendalikan tekanan darah dan edema.
e.
Penderita seringkali harus dirawat di
rumah sakit setelah kehamilan mencapai 28 minggu.
f.
Persalinan dini harus dilakukan untuk
menyelamatkan bayi dan biasanya dilakukan melalui operasi caesarea.
3.1.9. PENYAKIT HATI
Wanita penderita
hepatitis aktif kronis dan terutama yang telah membentuk sirosis seringkali
sulit hamil. Jika bisa hamil, kemungkinan akan keguguran atau persalinan
prematur. Kehamilan bisa memperburuk penyumbatan aliran empedu pada sirosis
bilier primer, kadang menyebabkan sakit kuning atau air kemih yang berwarna
gelap, tetapi hal ini akan menghilang setelah persalinan. Pada penderita
sirosis, kehamilan menyebabkan meningkatnya resiko perdarahan hebat pada
varises di sekitar kerongkongan, terutama pada trimester ketiga.
3.1.10. PENYAKIT INFEKSI
Infeksi saluran kemih
sering terjadi selama hamil, kemungkinan karena uterus yang membesar
memperlambat aliran air kemih (menekan uterus). Jika aliran air kemih lambat,
bakteri tidak bisa di buang dari saluran kemih sehingga menyebabkan
meningkatnya resiko terjadinya persalinan dini dan pecahnya ketuban sebelum waktunya.
Kadang infeksi pada
kandung kemih atau ureter menyebar ke saluran kemih dan sampai ke ginjal,
menyebabkan infeksi ginjal. Untuk mengatasinya diberikan antibiotik.
Beberapa infeksi yang berbahaya bagi
janin :
a.
Campak Jerman (rubella): infeksi virus
yang merupakan penyebab utama dari cacat bawaan, terutama pada jantung dan
telinga bagian dalam.
b.
Infeksi citomegalovirus: bisa melewati
plasenta dan merusak hati janin.
c.
Toksoplasmosis: bisa menginfeksi dan
merusak otak janin.
d.
Hepatitis Infeksiosa: Infeksi klamidia
bisa menyebabkan ketuban pecah sebelum waktunya dan persalinan dini.
Pada persalinan melalui
vagina, herpes genitalis bisa ditularkan pada bayi. Jika seorang wanita hamil
memiliki luka herpes, biasanya dianjurkan untuk menjalani operasi caesar untuk
mencegah penularan penyakit pada bayinya.
Infeksi HIV (Human
Immunodeficiency Virus, virus penyebab AIDS) merupakan masalah utama dalam
kehamilan. Sekitar 25 % wanita hamil yang menderita infeksi ini menularkannya
kepada janinnya. Sedini mungkin diberikan AZT (zidovudin) yang bisa menurunkan
angka penularan kepada janin. Jika terinfeksi, maka bayi segera menjadi sakit
berat dan biasanya meninggal akibat komplikasi AIDS sebelum usianya mencapai 2
tahun.
3.1.11.
DIABETES MELLITUS
Diabetes adalah suatu penyakit
dimana kadar gula (glukosa) sangat tinggi. Berbagai perubahan yang terjadi
selama kehamilan menyebabkan semakin sulit untuk mengendalikan gula darah pada
wanita penderita diabetes. Perubahan kadar dan jenis hormon yang dihasilkan
selama kehamilan bisa menyebabkan resistensi terhadap insulin sehingga
kebutuhan tubuh akan insulin meningkat.
Diabetes yang bermula
atau pertama kali muncul selama kehamilan (diabetes gestasional) terjadi pada
1-3% kehamilan. Wanita hamil secara rutin menjalani penyaringan untuk diabetes
gestasional. Setelah persalinan biasanya diabetes ini akan menghilang.
a.
Diabetes yang tidak terkontrol bisa
membahayakan janin dan ibunya. Selama hamil, diberikan suntikan insulin karena
obat anti diabetes yang diminum bisa membahayakan janin.
b.
Diabetes menyebabkan meningkatkan resiko
infeksi, persalinan dini, dan tekanan darah tinggi akibat kehamilan. Jika
hipertensi terkendali, maka kehamilan tidak akan memperburuk penyakin ginjal
akibat diabetes dan jarang terjadi komplikasi ginjal
c.
Bayi yang dilahirkan oleh penderita
diabetes biasanya sangat besar meskipun selama hamil kadar gula darah ibunya
normal atau mendekati normal.
d.
Bayi yang lahir dari penderita diabetes
memiliki resiko menderita gangguan pernafasan, kadar gula darah dan kalsium
yang rendah, sakit kuning, dan jumlah sel darah merah yang meningkat. Kelainan
ini bersifat sementara dan bisa diobati.
PENATALAKSANAAN
a. Pada
kehamilan 16-18 minggu dilakukan pengukuran kadar alfa fetoprotein (protein
yang dihasilkan oleh janin) dalam contoh darah ibu.
b. Kadar
alfa fetoprotein yang tinggi menunjukkan adanya spina bifida (perkembangan
tulang belakang dan korda spinalis yang tidak sempurna), sedangkan kadar yang
rendah menunjukkan sindrom down.
c. Untuk
mengetahui cacat bawaan lainnya, dilakukan pemeriksaan USG pada kehamilan 20-22
minggu.
d. Sebagian
besar penderita diabetes bisa melahirkan bayinyasecara normal tetapi jika
keadaan kesehatannya tidak memungkinkan atau diabetesnya selama hamil tidak
terkontrol, tidak disarankan untuk melahirkan secara normal. Pada kasus seperti
ini dilakukan amniosintesisuntuk menilai kematangan paru-paru janin, sehingga
bayi bisa dilahirkan secara dini melalui operasi caesar.
e. Operasi
caesarea juga dilakukan jika bayinya terlalu besar sehingga tidak dapat
melewati jalan lahir atau mempersulit persalinan.
f. Kehamilan
yang terlalu lama bisa membahayakan janin dari penderita diabetes. Biasanya
persalinan terjadi pada atau sebelum 40 minggu. Jika sampai 40 minggu belum
juga lahir, dilakukan induksi dengan cara memecahkan ketuban dan memberikan
oksitosin intravena atau dilakukan operasi caesarea. Jika kehamilan terus
dibiarkan sampai lebih dari 42 minggu, bayi bisa meninggal dalam kandungan.
g. Segera
setelah persalinan, banyak penderita yang tidak memerlukan insulin. Wanita yang
sebelum hamil menderita diabetes, setelah persalinan kebutuhannya akan insulin
menurun drastis, lalu secara bertahap meningkat lagi setelah sekitar 72 jam.
3.1.12. PENYAKIT TIROID
Kadar
hormon tiroid yang tinggi selama hamil paling sering disebabkan oleh penyakit
grave atau tiroiditis. Penyakit grave terjadi akibat adanya antibodi yang
merangsang kelenjar tiroid untuk menghasilkan sejumlah besar hormon tiroid.
Antibodi ini bisa melewati plasenta dan menyebabkan meningkatnya aktivitas
tiroid pada janin, sehingga denyut jantung janin menjadi cepat (lebih dari 160
kali/menit) dan pertumbuhannya terhambat.
Kadang
penyakit grave menghasilakan antibodi yang dapat menghambat pembentukan hormon
tiroid. Antibodi ini bisa melewati
plasenta dan menghilangi pembentukan hormon tiroid oleh kelenjar tiroid janin
sehingga jumlah hormon tiroid tidak memadai (hipotiroidisme). Hipotiroidisme
bisa menyebabkan suatu bentuk
keterbelakangan mental yang disebut kretinisme.
Untuk
mengobati penyakit grave biasanya diberikan propilticurasil dosis rendah.
Pemberian obat ini disertai dengan pemantauan ketat, karena propilticurasil
bisa melewati plasenta dan menghalangi pembentukan hormon tiroid oleh kelenjar
tiroid janin. Penyakit grave seringkali membaik pada trimester ketiga sehingga
dosisnya bisa dikurangi atau pamakaiannya dihentikan.
Kadang
dilakukan tiroidektomi (pengangkatan kelenjar tiroid) pada trimester kedua. Dua
puluh empat jam setelah membedahan,penderita harus mulai mengkonsumsi hormon
tiroid dan terus mengkonsumsi hormon troid seumur hidupnya. Hormon ini hanya
menggantikan hormon yang seharusnya dihasilkan oleh kelenjar troid yang
menimbulkan gangguan pada janin.
Tiroiditis
adalah peradangan pada kelenjar tiroid yang menyebabkan pembengkakan di leher.
Selama hamil, peningkatan kadar hormon tiroid menyebabkan timbulnya gejala yang
bersifat sementara dan biasanya tidak memerlukan pengobatan khusus.
Dua
penyebab utama dari rendahnya kadar hormon tiroid adalah tiroiditis Hashimato
(yang disebabkan oleh antibodi yang menghambat pembentukan hormon tiroid) dan
pengobatan tehadap penyakit grave. Untuk mengatasinya diberikan tablet hormon
tiroid.
3.1.13. LUPUS ERITEMATOSUS SISTEMIK
Lupus
adalah suatu penyakit aoutoimun yang bisa muncul pertaman kali pada saat hamil,
atau semakin memburuk/ membaik pada saar hamil.
PENGARUH
TERHADAP KEHAMILAN
Pengaruh
kehamilan terhadap lupus tidak dapat diramalkan, tetapi kekambuhan paling
mungkin terjadi segera setelah persalinan. Penderita lupus seringkali memiliki
riwayat keguguran berulang, kematian lahir pada pertengahan kehamilan,
pertumbuhan janin yang terhambat (IUGR), dan persalinan prematur.
Antibodi
yang menyebabkan terjadinya lupus bisa melewati plasenta dan menyebabkan denyut
jantung yang sangat lambat, anemia, penurunan jumlah trombosit atau sel darah
merah pada janin. Antibodi ini secara perlahan akan menghilang dalam beberapa
minggu setelah bayi lahir.
3.2
MASA
PERSALINAN
Persalinan
adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam
uterus melalui vagina ke dunia luar. Persalinan tidak selalu berjalan dengan
normal. Oleh karena itu, pada saat memberikan asuhan kepada ibu yang sedang
bersalin, penolong harus waspada terhadap masalah yang mungkin terjadi. Selain
itu, deteksi dini penyulit persalinan juga tidak kalah pentingnya demi
kesuksesa dan kelancaran jalannya proses kelahiran.
Partograf
dipakai untuk memantau kemajuan persalinan dan membantu petugas kesehatan dalam
mengambil keputusan dalam penatalaksanaan partograf dimulai pada pembukaan 4 cm
fase aktif. Partograf sebaiknya dibuat untuk setiap ibu yang bersalin, tanpa
menghiraukan apakah persalinan itu normal atau dengan komplikasi. Karena
partograf merupakan alat bantu untuk memantau adanya penyulit dan informasi
untuk membuat keputusan klinik.
Beberapa hal yang
harus dicatat dan diperhatikan dalam partograf yaitu:
a. Informasi tentang ibu.
b.
Kesehatan dan kenyamanan janin.
c. kemajuan persalinan.
d. Janin dan waktu.
e. Kontraksi uterus.
f. Kesehatan dan kenyamanan ibu.
g. Obat-obatan.
h. Asuhan pengamatan dan keputusan
klinik lain.
3.3 MASA NIFAS
Masa
nifas adalah masa setelah melahirkan hingga pulihnya rahim dan organ kewanitaan
yang umumnya diiringi dengan keluarnya darah nifas, berlangsung selama kurang
lebih 6 pekan.
Pada masa nifas ini ibu
akan mendapati beberapa perubahan pada tubuh maupun emosi. Bagi yang belum
mengetahui hal ini tentu akan merasa khawatir akan perubahan yang terjadi. Oleh
sebab itu, penting bagi ibu memahami apa saja perubahan yang terjadi agar dapat
menangani dan mengenali tanda bahaya secara dini. Beberapa perubahan yang
terjadi pada masa nifas, yaitu:
a.
Rahim
Setelah melahirkan rahim akan berkontraksi (gerakan
meremas) untuk merapatkan dinding rahim sehingga tidak terjadi perdarahan.
Kontraksi inilah yang menimbulkan rasa mules pada perut ibu. Namun apabila
tidak ada kontraksi pada rahim, maka akan terjadi perdarahan.
b.
Jalan lahir (serviks, vulva, dan vagina)
Jalan
lahir mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar selama proses
melahirkan bayi, sehingga menyebabkan mengendurnya organ ini bahkan robekan
yang memerlukan penjahitan, namun akan pulih setelah 2-3 pekan (tergantung
elastisitas atau seberapa sering melahirkan), walaupun tetap lebih kendur
dibanding sebelum melahirkan. Jaga kebersihan daerah kewanitaan agar tidak timbul
infeksi (tanda infeksi jalan lahir bau busuk, rasa perih, panas, merah, dan
terdapat nanah).
c.
Darah nifas (lochea)
Darah
nifas hingga hari kedua terdiri dari darah segar bercampur sisa ketuban,
berikutnya berupa darah dan lendir. Setelah satu pekan darah berangsur-angsur
berubah menjadi berwarna kuning kecoklatan lalu lendir keruh sampai keluar
cairan bening di akhir masa nifas. Darah nifas yang berbau sangat amis atau
busuk dapat menjadi salah satu petunjuk adanya infeksi dalam rahim.
d.
Payudara
Payudara
menjadi besar, keras, dan menghitam di sekitar puting susu. Ini menandakan
dimulainya proses menyusui.
e.
Sistem perkemihan
Hari
pertama biasanya ibu mengalami kesulitan buang air kecil, selain khawatir nyeri
jahitan juga karena penyempitan saluran kencing akibat penekanan kepala bayi
saat proses melahirkan. Namun usahakan tetap kencing secara teratur, buang rasa
takut dan khawatir, karena kandung kemih yang terlalu penuh dapat menghambat
kontraksi rahim yang berakibat terjadi perdarahan.
f.
Sistem pencernaan
Perubahan
kadar hormon dan gerak tubuh yang kurang menyebabkan menurunnya fungsi usus, sehingga ibu tidak
merasa ingin atau sulit BAB (buang air besar). Terkadang muncul wasir atau
ambeien pada ibu setelah melahirkan. Ini kemungkinan karena kesalahan cara
mengejan saat bersalin juga karena sembelit berkepanjangan sebelum dan setelah
melahirkan.
g.
Peredaran darah
sel
darah putih akan meningkatkan dann sel darah merah serta hemoglobin akan
berkurang. Ini akan normal kembali setelah 1 minggu. Tekanan darah ke jantung
akan lebih tinggi dan kembali normal hingga 2 pekan.
h.
Suhu badan
Suhu
badan setelah melahirkan biasanya agak meningkat dan setelah 12 jam akan
kembali normal. Waspadai jika sampai terjadi panas tinggi, karena dikhawatirkan
sebagai salah satu tanda infeksi atau tanda bahaya lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar