Pada kehamilan terdapat perubahan pada seluruh tubuh
wanita, khususnya pada alat genetalia eksternal dan interna dan pada payudara
(mamae). Dalam hal ini hormone somatomammotropin,estrogen, dan progesterone
mempunyai peranan penting seperti telah dikemukakan pada bab terdahulu.
Perubahan system reproduksi antepartum meliputi perubahan
fisiologis pada uterus, ovarium, dan vagina. Secara khas perubahan reproduksi antepartum yang terjadi
selama kehamilan dikategorikan sebagai perubahan local. Beberapa tanda dugaan,
tanda perkiraan, dan tanda positif kehamilan adalah hasil dari perubahan –
perubahan reproduksi antepartum.
1.
Uterus
Uterus akan membesar pada bulan – bulan pertama di bawah
pengaruh estrogen dan progesteron yang kadarnya meningkat. Pembesaran ini pada
dasarnya disebabkan oleh hipertrofi otot polos uterus, di samping itu serabut –
serabut kolagen yang ada pun menjadi higroskopik akibat meningkatnya kadar
estrogen sehingga uterus dapat mengikuti pertumbuhan janin. Bila ada kehamilan
ektopik, uterus akan membesar pula, karena pengaruh hormon – hormon itu. Begitu
pula endometrium menjadi desidua.
Berat uterus normal
lebih kurang 30 gram pada akhir kehamilan (40 minggu) berat uterus ini menjadi
1000 gram, dengan panjang lebih kurang 20 cm dan dinding lebih kurang 2,5cm. Pada bulan – bulan pertama kehamilan bentuk uterus
seperti buah advokat, agak gepeng. Pada kehamilan 4 bulan uterus berbentuk
bulat. Selanjutnya pada akhir kehamilan kembali seperti bentuk semula lonjong
seperti telur. Hubungan antara besarnya uterus dengan tuanya kehamilan sangat
penting diketahui, antara lain untuk membuat diagnosis apakan wanita tersebut
hamil fisiologik, atau hamil ganda, atau menderita penyakit seperti mola
hidatidosa, dan sebagainya.
Seperti telah
dijelaskan sebelumnya, dinding uterus terdiri atas 3 lapisan otot. Lapisan otot
longitudinal paling luar, lapisan otot sirkuler paling dalam dan lapisan otot
ber bentuk oblik diantara kedua lapisan otot luar dan dalam. Ketika ada kehamilan ketiga lapisan ini nampak lebih
jelas.
Lapisan otot oblik
berbentuk suatu anyaman seperti tikar, memegang peranan penting pada persalinan
di samping kedua lapisan otot lainnya. Sinus – sinus pembuluh darah berada di
antara anyaman otot oblik ini. Postpartum uterus berkontraksi dan pada ketika
ini sinus – sinus pembuluh darah yang terbuka terjepit, sehingga perdarahan
postpartum dapat dicegah.
Uterus pada wanita
tidak hamil kira – kira sebesar telur ayam. Pada kehamilan uterus tumbuh secara teratur, kecuali jika
ada gangguan pada kehamilan tersebut. Pada kehamilan 8 minggu uterus membesar
telur bebek, dan pada kehamilan 12 minggu kira – kira sebesar telur angsa. Pada saat ini fundus uteri telah dapat diraba dari
luar, diatas simfisis. Pada pemeriksaan
ini wanita tersebut harus mengosongkan kandung kencingnya dahulu.
Pada minggu –
minggu pertama ismus uteri mengadakan hipertrofi seperti korpus uteri.
Hipertrofi ismus pada triwulan pertama membuat ismus menjadi panjang dan lebih
lunak. Hal ini dikenal dalam obstetri sebagai tanda hegar.
Pada kehamilan 16
minggu kavum uteri sama sekali diisi oleh ruang amninom yang berisi janin, dan
ismus menjadi bagian korpus uteri. Pada kehamilan 16 minggu besar uterus kira –
kira sebesar kepala bayi atau sebesar tinju orang dewasa. Dari luar fundus
uteri kira – kira terletak diantara setengah jarak pusat ke simfisis.
Pada kehamilan 20
minggu fundus uteri terletak kira – kira di pinggir bawah pusat, sedangkan pada
kehamilan 24 minggu fundus uteri berada tepat di pinggir atas pusat.
Pada kehamilan 28
minggu fundus uteri terletak kira – kira 3 jari di atas pusat atau sepetiga
jarak antara pusat ke prosesus xifoideus. Pada kehamilan 32 minggu fundus uteri
terletak diantara setengah jarak pusat dan prosesus xifoideus. Pada kehamilan
36 minggu fundus uteri terletak kira – kira 1 jari dibawah prosessus xifoideus.
Dalam hal ini kepala bayi masih
berada di atas pintu atas panggul. Pemeriksaan
tinggi fundus uteri dikaitkan dengan umur kehamilan perlu pula dikaitkan dengan
besarnya dan beratnya janin
Bila pertumbuhan
janin normal maka tinggi fundus uteri pada kehamilannya 28 minggu sekurangnya
25 cm, pada 32 minggu 27 cm, pada 36 minggu 30 cm. Pada kehamilan 40 minggu
fundus uteri turun kembali dan terletak kira – kira 3 jari di bawah prossesus
xifoideus. Hal ini disebabkan oleh kepala janin yang pada primigravida turun
dan masuk ke dalam rongga panggul.
Pada triwulan terakhir
ismus lebih nyata menjadi bagian korpus uteri, dan berkembang menjadi segmen
bawah uterus. Pada kehamilan tua karena kontraksi otot – otot bagian atas
uterus, segmen bawah uterus menjadi lebih lebar dan tipis tampak batas yang
nyata antara bagian atas yang lebih tebal dan segmen bawah yang lebih tipis.
Batas itu dikenal sebagai lingkaran ini jauh lebih tebal dari pada dinding
segmen bawah uterus.
2.
Servik Uteri
Servik uteri pada
kehamilan juga mengalami perubahan karena hormon estrogen. Jika korpus uteri
mengandung lebih banyak jaringan otot, maka serviks lebih banyak mengandung
jaringan ikat, hanya 10% jaringan otot. Jaringan ikat pada serviks ini banyak
mengandung kolagen. Akibat kadar estrogen meningkat dan dengan adanya
hivervaskularisasi maka konsistensi serviks menjadi lunak.
Serviks yang
terdiri terutama atas jaringan ikat dan hanya sedikit mengandung jaringan otot
tidak mempunyai fungsi sebesar sfingter. Pada partus serviks membuka saja
mengikuti tarikan – tarikan korpus uteri ke atas dan tekanan bagian bawah janin
ke bawah.Sesudah partus dapat pula dinyatakan bahwa serviks itu berlipat –
lipat dan ridak menutup seperti ditemukan pada sfingter.
Pada multipara
dengan porsio yang bundar, porsio tersebut mengalami cedera berupa lecet dan
robekan, sehingga postpartum tampak adanya porsio yang terbelah dua dan
menganga. Hal ini lebih jelas pada pemeriksaan postnatal 6 mingggu postpartum.
Perubahan – perubahan pada serviks perlu diketahui sedini mungkin pada
kehamilan akan tetapi yang memeriksa hendaknya hati – hati dan tidak dibenarkan
melaksanakan secara kasar sehingga dapar menggangu kehamilan.
Kelenjar – kelenjar
di serviks akan berfungsi lebih dan akan mengeluarkan sekresi lebih banyak.
Kadang – kadang wanita yang sedang hamil mengeluh mengeluarkan cairan
pervaginam lebih banyak. Keadaan ini sampai batas tertentu masih merupakan
keadaan yang fisiologik.
3.
Vagina dan vulva
Vagina dan vulva
akibat hormon estrogen mengalami perubahan pula. Adanya hipervaskularisasi
mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih merah, agak kebiruan – biruan
(livide). Tanda ini disebut tanda Chadwick. Warna porsio pun tampak livide.
Pembuluh – pembuluh
darah alat genetalia interna akan membesar. Hal ini dapat dimengerti karena
oksigenasi dan nutrisi pada alat – alat genetalia tersebut meningkat. Apabila terdapat kecelakaan pada kehamilan atau
persalinan maka perdarahan akan banyak sekali sampai dapat mengakibatkan
kematian.
4.
Ovarium
Pada permulaan
kehamilan masih terdapat korpus luteum gravididatis sampai terbentuknya plasenta
pada kira – kira kehamilan 16 minggu. Korpus luteum graviditatis berdiameter kira – kira 3 cm. Kemudian ia
mengecil setelah plasenta terbentuk. Seperti telah dikemukakan korpus luteum
ini mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron. Lambat laun fungsi ini
diambil alih oleh plasenta. Dalam dasawarsa terakhir ini ditemukan pada awal
ovulasi hormon relaxin, suatu immunoreactive
inhibin dalam sirkulasi maternal. Diperkirakan korpus luteum adalah tempat
sintesis dari relaxin pada awal kehamilan. Kadar relaxin di sirkulasi maternal
dapat ditentukan dan meningkat dalam trimester pertama. Relaxin mempunyai
pengaruh menenangkan hingga pertumbuhan janin menjadi baik hingga aterm.
5. Payudara
Payudara akan
membesar dan tegang akibat hormon somatomammotropin,estrogen dan progesteron
akan tetapi belum mengeluarkan air susu.
Estrogen
menimbulkan hipertrofi sistem saluran, sedangkan progesteron
menambahkan sel – sel asinus pada payudara. Somatomammotropin mempengaruhi
pertumbuhan sel – sel, sehingga terjadi pembuatan kasein, laktalbumin dan
laktoglobulin. Dengan demikian, payudara dipersiapkan untuk laktase. Disamping
ini di bawah pengaruh progesteron dan somatomammotropin, terbentuk lemak di
sekitar kelompok – kelompok alveolus, sehingga payudara menjadi lebih besar.
Papila payudara akan membesar, lebih tegak, dan tampak lebih hitam, seperti
seluruh aerola payudara karena hiperpigmentasi. Glandula Montgomery tampak
lebih jelas menonjol di permukaan aerola payudara. Pada kehamilan 12 minggu ke
atas dari puting susu dapat keluar cairan berwarna putih agak jernih, disebut
kolostrum. Kolostrum ini berasal dari kelenjar – kelenjar asinus yang mulai
bersekresi. Sesudah partus kolostrum ini agak kental dan warnanya agak kuning.
Meskipunkolostrum telah dikeluarkan pengeluaran air susu belum berjalan oleh
karen prolaktin ini ditekan oleh PIH (prolactine
inhibiting hormone). Post partum dengan dilahirkannya plasenta pengaruh
estrogen, progesteron dan somatommotropin terhadap hipotalamus hilang, sehingga
prolaktin dapat dikeluarkan dan laktasi terjadi.
6. Sistem Kekebalan
Hormon prolaktin
menghasilkan gamma A imunoglobin yang dapat ditemukan pada air susu ibu
(kolostrum). Benda penangkis ini berfungsi untuk menambah perlindungan bayi
terhadap infeksi.
7. Sistem
Perkemihan
Pada bulan – bulan
pertama kehamilan kandung kencing tertekan oleh uterus yang mulai membesar,
sehingga timbul sering kencing. Keadaan ini hilang dengan makin tuanya
kehamilan bila uterus gravidarus keluar dari rongga panggul. Pada akhir
kehamilan bila kepala janin mulai turun kebawah pintu atas panggul, keluhan
sering kencing akan timbul lagi karana kandung kencing mulai tertekan kembali.
Dalam kehamilan
ureter kanan dan kiri membesar karena pengaruh progesteron. Akan tetapi ureter
kanan lebih membesar dari pada ureter kiri, karena mengalami lebih banyak
tekanan dibandingkan dengan ureter kiri. Hal ini disebabkan oleh karena uterus
lebih sering memutar ke arah kanan. Mungkin karena orang bergerak lebih sering
memakai tangan kanannya atau disebabkan oleh letak kolon dan sigmoid yang
berada di belakang kiri uterus. Akibat tekanan pada ureter kanan tersebut,
lebih sering dijumpai hidroureter dekstra dan pielitis deksra
Di samping sering
kencing tersebut di atas terdapat pula poliuria disebabkan oleh adanya
peningkatan sirkulasi darah di ginjal pada kehamilan, sehingga filtrasi di
glomerulus juga meningkat sampai 69%.Reabsorpsi di tubulus tidak berubah, sehingga
lebih banyak dapat dikeluarkan urea, asam urik,glukosa,asam amino,asam folik
dalam kehamilan.
Laju filtrasi
glomerulus meningkat 5% . Laju filtrasi
glomerulus yang biasa adalah sekitar 90 ml/mnt pada wanita yang tidak hamil,
meningkat sampai 150 ml/mnt pada trimester pertama yang dipertahankan
disepanjang masa kehamilan.Konsentrasi albumin dapat menjadi penting di sini
karena terjadi penurunan konsentrasi albumin serum yang secara alami
mencerminkan penurunan tekanan onkotik. Hal ini dapat meningkatkan kerapuhan
sel merah dan meningkatkan filtrasi glomerulus.Akibat penurunan konsentrasi
albumin serum ikatan hormon menurun. Penurunan konsentrasi ini disebabkan oleh
efek pengenceran akibat meningkatnya volume plasma.
Peningkatan laju
filtrasi glomerulus menyebabkan komposisi darah berubah. Urea, asam urat,
kreatin, dijernihkan secara lebih efisien sehingga konsentrasi plasma zzat –
zat tersebut menurun. Glukosa dapat dieksresi dalam jumlah besar dalam
kehamilan normal dan sampai 3 gram asam amino dapat hilang setiap hari. Folat
dieksresi 4 – 5 kali kecepatan yang biasa dan kehilangan vitamin yang dapat
larut dalam air lainnya juga terjadi
8. Sistem
muskuluskeletal
Ada banyak
perubahan muskuluskeletal selama kehamilan normal. Perubahan ini disebabkan oleh perubahan hormon yang
memenuhi ligamen dan jaringan ikat. Sendi sakroiliaka menjadi longgar dan
uterus yang berisi janin menyebabkan postur lordosis pada lumbal. Untuk alasan inilah sering kali wanita hamil
mengeluhkan nyeri punggung bawah dalam derajat tertentu. Pergerakan kaki, lutut
dan pinggul dapat terasa nyeri ringan akibat peningkatan berat pada kerangka
tubuh. Simfisis pubis juja mengalami pelebaran yang bermakna.
9. Sistem
Kardiovaskuler
Banyak perubahan
– perubahan yang terjadi pada sistem kardiovaskular dan sistem hematologi
selama kehamilan. Perubahan – perubahan ini menimbulkan gejala – gejala dalam
tubuh ibu dan perubahan – perubahan dalam hasil test laboratorium yang
sebenarnya normal pada wanita hamil, akan tetapi dapat disalhatafsirkan sebagai
hal yang tidak normal. Sangtlah penting bagi bidan untuk memahami perubahan –
perubahan ini serta perubahan – perubahan pada fungsi kardiovaskuler dan
hematologi yang dapat menjadi penyebab. Memahami perubahan – perubahan ini
memungkinkan bidan memberikan konseling dan membantu ibu yang sedang mengalami
perubahan – perubahan ini memungkinkan bidan memberikan konseling dan membantu
ibu yang sedang mengalami perubahan – perubahan ini, sert menginterprestasikan
hasil test laboratorium dengan benar.
Penurunan
tahanan vaskular perifer selama kehamilan terutama disebabkan karena relaksasi
otot polos sebagai akibat pengaruh hormon progesteron. Penurunan dalam
peripheral vaskular resistance, mengakibatkan penurunan tekanan darah selama
usia kehamilan pertama kehamilan. Tekanan sistolik turun sekitar 5 sampai 10 mm
Hg dan diastolik 10 sampai 15 mm Hg. Setelah usia kehamilan 24 minggu, tekanan
darah sedikit demi sedikit naik dan kembali kepada tekanan darah sebelum hamil
pada saat atem. Perubahan lain yang mempengaruhi
Curah jantung
pada kehamilan menurun.Peningkatan curah jantung sebesar 50% tentu saja
memenuhi kebutuhan yang diperlukan janin untuk memperoleh suplai darah yang
adekuat guna memenuhi nutrisi dalam perkembangannya.. Konsesus umum bahwa
terdapat suatu kecenderungan curah jantung lebih tinggi pada trimester kedua
dari pada trimester pertama dan jantung trimester ketiga lebih rendah dari pada
trimester kedua. Perubahan curah jantung ini merupakan akibat sekunder terhadap
peningkatan frekuensi denyut jantung dan volume sekuncup dan penurunan dalam
tahanan vaskular perifer. Selama persalinan curah jantung meningkat sebanyak 10
– 15% sebagai respon terhadap katekolamin endogen dan peningkatan aliran balik
vena yang terjadi selama kontraksi uterus.
Selama masa
kehamilan volume darah total meningkat sampai 35% yang pada gilirannya
menyebabkan hemodilusi, disertai penurunan volume sel darah merah, hemoglobin,
hematokrit dan kadar protein serum. Air ekstrasel meningkat sebesar 1 -2 liter
dan selain kompresi mekanis vena kava inferior oleh janin menyebabkan
terjadinya edema perifer pada 50 – 80% kehamilan normal. Pada saat yang sama
terjadi distensibilitas vena khususnya pada trimester 3 saat volume plasma
maksimal. Dalam kehmilan normal dintensibilitas vena mencerminkan adapatasi
terhadap perubahan sirkulasi. Perubahan hormon dapat bertanggung jawab karena
telah terbukti bahwa terdapat peningkatan distensibilitas vena selama terapi
kontrasepsi oral dan bahwa kurva distensibilitas vena sejajar dengan kurva
steroid kehamilan.
Wanita hamil
rentan terhadap hipotensi posisi yang nyata. Pada posisi terlentang uterus
mengompresi vena kava inferior sehingga menurunkan aliran baik vena, volume
sekuncup dan pada akhirnya curah jantung serta tekanan darah. Respons
kompensasi maternal yang normal ialah tahikardi dan vasokontriksi ekstremitas
bawah. Hipotensi akibat kompresi aortocaval dapat diminimalkan dengan menggeser
uterus yang dilakukan dengan memiringkan pelvis ke kiri atau ke kanan.
Penurunan curah
jantung selama trimester terakhir kehamilan kemungkinan disebabkan oleh
kompresi vena kava inferior oleh uterus diikuti oleh penurunan aliran balik
vena kemudian penurunan volume sekuncup. Keragaman dalam pembentukan saluran
vena kolateral dapat mempengaruhi variasi curah jantung pada individu.
Sebagian besar
peningkatan curah jantung diseimbangkan oleh penurunan tahanan perifer pembuluh
darah dan juga oleh penurunan sensitivitas terhadap efek konstriktif
angiotensin. Hal ini disebabkan oleh efekestrogen dan progesteron. Peningkatan
volume plasma menyebabkan hemodilusi karena volume sela darah merah tidak
meningkat seiring dengan peningkatan volume plasma. Nilai hemoglobin menurun
menyebabkan anemia fisiologis meningkat. Anemia ini berbeda dari anemia sejati
karena didasari oleh kondisi patologi.
Tekanan darah
bergantung pada curah jantung dan tahanan perifer pembuluh darah. Peningkatan
curah jantung cenderung meningkatkan tekanan darah, sementara tahapan perifer
pembuluh darah menurunkan tekanan darah. Karena progesteron mendilatasi
pembuluh darah maka tahanan perifer diturunkan sehingga tekanan darah
dipertahankan dalam rentang yang sesuai.
10. Sistem
integument
Selama kehamilan
sistem integrumen mengalami perubahan. Perubahan ini diakibatkan oleh
pertumbuhan janin dan sekresi hormon
Selam minggu –
minggu pertama, korpus lutheum dalam ovarium menghasilkan estrogen dan
progestoren. Fungsi utamanya pada stadium ini adalah untuk mempertahankan
pertumbuhan desidua dan mencegah pelepasan serta pembebasan desidua tersebut.
Sel – sel trofoblast menghasilkan hormon korionik gonadotropin yang akan
mempertahankan korpus lutheum sampai plasenta berkembang penuh dan mengambil
alih produksi estrogen dan progesteron dari korpus lutheum.
Setelah plasenta
mengambil ahli sekresi estrogen dan progesteron mengalami peningkatan yang
nyata. Kadar kedua hormon ini tetap tinggi sampai sesaat sebelum aterm, ketika
fungsi plasenta dengan rentang usia yang terbatas mulai mengalami penurunan.
Ketika hal itu terjadi kadar hormon plasenta mulai menurun.
Pada kulit
terdapat pigmen dan hiperpigmentasi alat – alat tertentu. Pigmentasi ini
disebabkan oleh pengaruh melanophore stimulating hormone (MSH) yang meningkat.
MSH ini adalah salah satu hormon yang juga dikeluarkan oleh lobus anterior
hipofisis. Kadang – kadang terdapat deposit pigmen pada dahi, pipi dan hidung
dikenal dengan kloasma gravidarum. Di daerah leher sering terdapat
hiperpigmentasi yang sama juga aerola payudara. Linea alba pada kehamilan
menjadi hitam, dikenal sebagai linea grisea. Tidak jarangdijumpai kulit perut
seolah – olah retak – retak, warnanya berubah agak hiperemik dan kebiru –
biruan, disebut striae livide. Setelah partus striae livide ini berubah
warnanya menjadi putih dan striae albikantes. Pada seorang multigravida sering
tampak striae livide bersama dengan striae albikantes.
11. Metabolisme
pada kehamilan
Pertumbuhan
terbesar janin berlangsung selama trimester terakhir, yakni saat berat janin
hampir dua kali selama dua bulan terakhir kehamilan. Pada periode ini ibu tidak
mengabsorsi protein kalsium, fosfat, dan zat besi yang cukup dari saluran cerna
untuk menyuplai janin dengan jumlah yang diperlukan. Hal ini bukan masalah
karena tubuh ibu menyimpan zat – zat tersebut pada awal kehamilan.
Status nutrisi
juga mempengaruhi metabolisme albumin dan penelitian menyatakan peran albumin,
yakni sebagai sumber asam amino plasenta.Dengan demikian albumin menyediakan
sekumpulan cadangan nitrogen yang penting untuk ibu dan janin yang sedang
berkembang. Penelitian terbaru juga menunjukan bahwa insulin memilki efek
menstimulasi sintesis albumin, mungkin untuk menangkap asam aminino esensial .
Selama kehamilan
normal, janin yang berkembang memiliki tuntutan signifikan terhadap homeostasis
kalsium maternal, terutama pada gestasi lanjut. Sekitar 200 mg/hari kalsium
disimpan di dalam rangka janin selama trimester ketiga disertai akumulasi
bersih 25 – 30 gram kalsium. Kehilangan kalsium dalam urin juga meningkat.
Kadar eksresi kalsium urin pada kehamilan lanjut jumlahnya rata – rata dua kali
eksresi kalsium urin wanita yang tidak hamil. Hipokalsuria pada masa kehamilan
kemungkinan besar disebabkan oleh kombinasi peningkatan absorpsi kalsium dalam
saluran cerna dan peningkatan kecepatan filtrasi glomerulus. Walaupun transfer
kalsium ke rangka janin meningkat dan eksresi kalsium urin juga meningkat,
bukti yang mengejutkan adalah hanya sedikit wanita hamil yang menderita
demineralisasi tulang.
Penyesuaian ibu
dalam metabolise kalsium yang terjadi selama masa kehamilan, sekurang –
kurangnya mengompensasi sebagian kehilangan kalsium urin dan kebutuhan kalsium
janin. Walaupun absorpsi kalsium urin di saluran cerna meningkat, kadar kalsium
serum total menurun selama kehamilan. Hal ini disebabkan oleh penurunan albumin
serum yang seperti telah dijelaskan sebelumnya, berfungsi sebagai protein
karier (pembawa) yang terikat pada kalsium. Namun kadar kalsium ionisasi serum
tetap tidak berubah. Ada kontroversi yang cukup besar tentang kadar hormon
paratiroid sepanjang masa kehamilan, ada laporan yang menyatakan bahwa kadarnya
meningkat, menurun, atau tidak berubah sama sekali. Kadar PTH baru – baru ini
ditemukan sedikit lebih rendah dari pada kadar yang diukur pada wanita tidak
hamil. Kadar PTH yang tertekan ini mungkin merupakan akibat dari peningkatan
vitamin D.
Pada wanita
hamil BMR meninggi, sistem endokrin juga meninggi, dan tampak lebih jelas
kelenjar gondoknya. BMR mningkat hingga 15 – 20% yang umumnya ditemukan pada
trimester terkahir. Kalori yang dibutuhkan untuk itu diperoleh terutama dari
pembakaran hidrat arang, khusunya sesudah kehamilan 20 minggu ke atas. Akan
tetapi bila dibutuhkan lemak ibu untuk mendapatkan tambahan kalori dalam
pekerjaan sehari – hari.
Pada wanita
tidak hamil kadar 155 mEq per liter menurun sampai 145 – 147 mEq per liter.
Serum Na turun dari 142 mEq per liter sampai 135 – 137 mEq per liter dan
disertai oleh turunya plasma bikarbonat dari 25 ke 22 mEq per liter.
Protein
diperlukan sekali dalam kehamilan untk perkembangan badan alat kandungan,
payudara dan janin. Protein harus disimpan pula untuk kelak dapat dikeluarkan
pada saat laktasi.Diperkirakan satu gram protein setiap kilogram berat badan
dapat memenuhi kebutuhan sehari – hari. Pada pemeriksaan plasma protein
ditemukan adanya penurunan dalam fraksi albumindan sedikit penurunan gamma
globulin.
Wanita dalam
kehamilan memerlukan tambahan besi sekitar 800 mg.Sebaiknya diet wanita hamil
ditambah dengan 30 – 50 mg besi dalam waktu sehari, ini dapat diberikan sebagai
sulfas ferrosus atau glukonas ferrosus sesudah makan.
Dapat dipahami
bahwa dengan adanya pertumbuhan dan perkembagan dalam tubuh wanita hamil akan
timbul suatu keaktifan enzim yang luar biasa. Plasenta sendiri mempunyai enzim
– enzim untuk oksidasi, reduksi dan hidrolisa. Yang banyak ditemukan adalah
mono amino oksidase dan diamino oksidase yang membuat tiramine dan histamine
ialah diamino oksidase,pitosinase,glukoronidase,angiotonase dan alkalin
fosfatase. Semua enzin ditemukan di dalam serum ibu dalam kadar lebih tinggi.
Segera setelah
haid terlambat kadar diamono oksidase meningkat 3 – 6 satuan dalam masa tidak
hamil ke 200 satuan dalam masa hamil enam minggu. Kadar ini mencapai puncaknya
sampai 400 – 500 satuan pada kehamilan 16 minggu, dan seterusnya menetap sampai
akhir kehamilan. Kemudian kadar ini turun sampai 50 satuan dalam 2 – 3 hari
postparrtum, untuk dalam 10 – 14 hari kemudian mencapai kadarnya kembali
seperti pada masa tidak hamil. Kadar diaminooksidase ini tidak meningkat pada
wanita dengan koriokarsinoma oleh karena tingginya kadar korionik gonadotropin.
12. Perubahan
Fisiologi BB dan IMT bada ibu hamil
Peningkatan
berat badan dalam masa kehamilan.Kenaikan berat badan ibu dapat mencapai
sekitar 12,5 kg atau pada kasus yang diteliti oleh ahli dari Swedia, sekitar 15
kg selama masa kehamilan. Rata – rata peningkatan berat adalah sekitar 0,5
kg/minggu selama trimester kedua kehamilan, peningkatan paling pesat terjadi
antara minggu ke 16 dan ke 24.
Kenaikan berat
badan rata –rata selama masa kehamilan, yang ditulis di guyton (1991) adalah
10,9 kg, tetapi angka ini bervariasi di dalam literatur. Dengan menggunakan
pertambahan berat badan 10,9 kg, angka ini dapat dibagi menjadi kurang lebih
3,2 kg untuk janin dan 1,8 kg untuk cairan amnion, plasenta dan membran janin.
Berat uterus meningkat kurang lebih 0,9 kg dan berat payudara 0,9 kg, masih
tersisa kenaikan rata – rata berat badan ibu sekitar 4,1 kg. Sekitar 2,7 kg
dari seluruh kenaikan berat badan tersebut ialah cairan di dalam darah dan
cairan ekstrasel yang dieksresi di dalam urin selama hari – hari pertama
setelah melahirkan.
Sering kali
selama masa kehamilan, seorang ibu mengalami peningkatan nafsu makan yang
besar, sebagian merupakan akibat pemindahan substrat makanan dari darah ibu ke
janin dan sebagian diakibatkan oleh faktor hormonal.Tanpa perawatan prenatal
yang benar, kenaikan berat badan dapat mencapai 34 kg atau lebih.
Kebutuhan kalori
di saat hamil meningkat sebesar 500 kalori dari kebutuhan saat tidak hamil,
jadi total kalori yang diperlukan saat hamil sebesar 2500 kalori. Kebutuhan
protein sebagai zat penting bagi pertumbuhan jaringan baru akan meningkat
hingga dua kali lipat selama masa kehamilan. Begitu pula halnya kebutuhan akan
kalsium yang diperlukan untuk pembentukan tulang dan gigi janin. Jika janin
tidak tidak mendapat cukup kalsium ia akan mengambil dari tubuh ibu. Jika
sumber kalsium dalam tubuh ibu menurun, akibatnya tulang ibu bisa menjadi
keropos.
Pentingnya
peningkatan berat badan yang sesuai dalam masa hamil bukanlah suatu yang
berlebihan. Peningkatan berat badan memberikan kontribusi penting terhadap
kesuksesan suatu kehamilan. Akan tetapi peningkatan berat badan saja tidak
dapat dipakai untuk menentukan kecukupan asupan nutrisi. Kualitas mungkin
merupakan merupakan faktor yang lebih penting dalam perkembangan janin secara
keseluruhan.
Selama kehamilan
proses metabolik tubuh mengalami perubahan. Perubahan ini sering mengakibatkan
beberapa ketidaknyamanan umum selama kehamilan.
Pada wanita
basal metabolic rate (BMR) meninggi,
sistem endokrin juga meninggi, dan tampak lebih jelas kelenjar gondoknya
(glandula tireoidea). BMR meningkat hingga 15 – 20% yang umumnya ditemukan pada
triwulan terakhir. Kalori yang dibutuhkan u tuk itu diperoleh terutama dari
pembakaran hidrat arang, khususnya sesudah kehamilan 20 minggu ke atas. Akan
tetapi bila dibutuhkan, dipakailah lemak ibu untuk mendapatkan tambahan kalori
dalam pekerjaan sehari – hari. Dalam keadaan biasa wanita hamil cukup hemat
dalam hal pemakaian tenagannya.
Keseimbangan
asam alkali sedikit mengalami perubahan konsentrasi alkali, pada wanita tidak
hamil kadar sebesar 155 mEq per liter menurun sampai 145 – 147 mEq per liter.
Sehubungan dengan ini serum Na turun 142 mEq per liter sampai 135 – 137 mEq per
liter dan disertai oleh turunnya plasma bikarbonat dari 25 ke 22 mEq per liter.
Protein
diperlukan sekali dalam kehamilan untuk perkembangan badan, alat kandungan,
payudara, dan untuk janin protein harus disimpan pula untuk kelak dapat
dikeluarkan pada laktase. Maka dari itu perlu diperhatikan agar wanita hamil
memperoleh cukup protein selam hamil. Diperkirakan 1 gram protein setian
kilogram berar badan dapat memenuhi kebutuhan sehari – hari. Pada pemeriksaan
plasma protein ditemukan adanya penurunan dalam fraksi albumin dan pula sedikit
penurunan gamma globulin. Globulin alfa 1. alfa 2, dan beta dan fibrinogen
meningkat. Perubahan – perubahan dalam plasma protein ini dalam satu minggu
postpartum kembali kepada keadaan sebelum adanya kehamilan.
Hidrat arang
seorang wanita hamil sering haus, nafsu makannya besar, sering kencing dan
kadang – kadang memperlihatkan pula glukosuria, sehingga menyerupai diabetes
melitus. Segala sesuatu ini dipengaruhi oleh somatomammotropin, peningkatan
plasma insulin, dan hormon – hormon adrenal.
Hasil pemeriksaan
glukose tolereance test dalam kehamilan sebaiknya ditinjau sungguh – sungguh
kebenarannya oleh karena ada perbedaan apakah glukosa diberikan oral atau
intravena. Bila diberikan oral, kadar glukosa ini dalam darah lebih lamban
kembali ke asalnya, yakni sesudah 3 jam, sedangkan pada orang yang tidak hamil
kadar glukosa itu kembali dalam 2 jam. Perbedaan ini tidak ditemukan pada
pemberian glukosa intravena. Bila ditemukan glukosa tolerance test oral
abnormal, sebaiknya dilakukan pula glukosa tolerance test intravena untuk
memperoleh perbandingan yang benar, oleh karena penyakit diabetes mellitus
dalam kehamilan harus mendapat perhatian penuh.
Mengenai lemak
telah dikemukakan bahwa hormon somatomammotropin mempunyai peranan dalam
pembentukan lemak dan payudara, lemak terhimpun pula pada badan, paha, dan
lengan. Kadar kolestrol dapat meninhkatkan sampai 350 atau lebih per 100 ml.
Janin
membutuhkan 30 – 40 gram kalsium untuk pembentukan tulang – tulangnya dan ini
terjadi terutama dalam trimester terakhir. Makanan tiap harinya diperkirakan
telah mengandung 1,5 – 2,5 gram kalsium. Diperkirakan 0,2 – 0,7 gram kalsium
dalam badan untuk keperluan semasa hamil. Ini kiranya telah cukup untuk
pertumbuhan janin, tanpa mengganggu kalsium ibu. Kadar kalsium dalam serum
memang lebih rendah, mungkin oleh karena adanya hidremia, akan tetapi kadar
kalsium tersebut masih cukup tinggi hingga dapat menanggulangi kemungkinan
terjadinya kejang tetani.
Fosfor,
magnesium, dan tembaga lebih banyak tertahan dalam masa hamil daripada dalam
masa tidak hamil. Kadar tembaga dalam plasma meningkat dari 109 sampai 222 mcg
per 100 ml akan tetapi dalam eritrosit kadarnya tetap.
Wanita dalam
kehamilan memerlukan tambahan besi sekitar 800 mg. Sayang sekali kebanyakan
wanita di sini tidak mempunyai cukup persediaan besi pada awal hamil. Sebaiknya
diet wanita hamil ditembah dengan 30 – 50 mg besi sehari, ini dapat diberikan
sebagai sulfas ferrosus atau glukonas ferrosus sesudah makan.
Dapat dipahami
bahwa dengan adanya pertumbuhan dan perkembangan dalam tubuh wanita hamil akan
timbul suatu keaktifan enzim yang luar biasa. Plasenta sendiri mempunyai enzim
– enzim untuk oksidasi,reduksi,dan hidrolisa. Yang banyak ditemukan ialah mono
– amino- oksidase dan diamino-oksidase yang membuat tiramine dan histamine
menjadi tidak aktif lagi. Enzim yang banyak dipelajari dalam masa hamil ialah
diamino-oksidase (histaminase),pitosinase, glukoronidase, angiotonase, dan
alkalin fosfatase. Semua enzim ditemukan di dalam serum ibu dalam kadar lebih
tinggi.
Segera setelah
haid terlambat, kadar diamino-oksidase meningkat dari 3-6 satuan dalam masa
tidak hamil ke 200 satuan dalam masa hamil enam minggu. Kadar ini mencapai
puncaknya sampai 400 – 500 satuan pada kehamilan 16 minggu, dan seterusnya
menetap sampai akhir kehamilan.Kemudian kadar ini turun sampai 50 satuan dalam
2 – 3 hari postpartum, untuk dalam 10 – 14 hari kemudian mencapai kadarnya
kembali seperti pada masa tidak hamil. Kadar diaminooksidase ini tidak
meningkat pada wanita dengan koriokarsinoma oleh karena tingginya kadar
korionik gonadotropin.
Kadar alkalin –
fosfatase meningkat empat kali lipat dibandingkan dengan wanita yang tidak
hamil. Peningkatan ini dimulai pada kehamilan
4 bulan. Kadar yang ditemukan pada janin adalah setenghnya dari apa yang
ditemukan pada ibunya. Pemeriksaan kadar alkalin – fosfatase dapat dipakai
untuk menilai fungsi plasenta.
Pitsinase adalah
enzim yang dapat membuat oksitosin tidak aktif. Pitosinase ditemukan banyak
sekali dalam darah ibu pada kehamilan 14 sampai 38 minggu. Berat badan wanita
hamil akan naik kira – kira diantara 6,5 – 16,5 kg rata – rata 12,5 kg.
Kenaikan berat badan ini terjadi terutama dalam kehamilan 20 minggu terakhir.
Kenaikan berat badan yang terlalu banyak sering ditemukan pada pre – eklamsia
dengan akibat peningkatan mordibitas dan mortalitas ibu dan janin. Sebaiknya
wanita tersebut diawasi dan dib eri pengertian, sehingga berat badan hanya naik
2 kg tiap bulan sesudah kehamilan 20 minggu. Dan adanya penurunan berat badan
dalam bulan terakhir dianggap sebagai suatu tanda yang baik.
Kenaikan berat
badan dalam kehamilan disebabkan oleh : 1. hasil konsepsi fetus, plasenta, dan
likuor amini,2. dari ibu sendiri uterus dan payudara yang membesar, volume
darah yang meningkat, lemak dan protein lebih banyak dan akhirnya adanya
retensi air.
Kecukupan gizi
harus dapat diperhatikan baik itu untuk ibu dan pertumbuhan janin. Kecukupan
kadar gizi ini dapat dilihat berdasarkan kenaikan berat badan pada ibu. Kenaikan
badan yang biasa direkomendasikan :
Kenaikan berat badan
yang dianjurkan Committee of the national Academy of Science :
Untuk ibu dengan
BB di bawah berat seharusnya (underweight) kenaikan yang dianjurkan 12.5-8 kg
Untuk ibu dengan
BB normal kenaikan yang dianjurkan adalah
antara11.5-16 kg
Untuk ibu dengan
BB berlebih (overweight) kenaikan BB yang
dianjurkan antara 7-11.5 kg
BODY MASS INDEX
( BMI )
Mengukur tubuh
dengan dengan rumus “ BODY MASS INDEX “
|
|
|
( Berat badan ) / ( Body Weight ) ( kg ) 80
( tinggi badan ) ² / ( height )² ( M
) 1.80x1.80
BB kurang
Normal BB lebih Kegemukan
20 25
30
24,7
(Burton , Benjamin T.
(1976). Human Nutrition, 3)
Tabel 1.1
pertambahan
berat badan berdasarkan pertumbuhan ini melihat status gizi ibu sebelum hamil
Katagori berat
berdasarkan BMI
|
Total kenaikan
berat badan (kg)
|
Penambahan
berat badan
|
|
Trimester I
(kg)
|
Trimester II
(kg)
|
||
|
12,5 – 13
|
2,3
|
0,49
|
Kurus
(BMI<19,8)
|
11,5- 16
|
1,6
|
0,44
|
Lebih
|
7- 22,6
|
0,9
|
0,3
|
Obesitas(BMT>29)
|
6
|
|
|
Tabel 1.2
Distribusi
penambahan berat badan ibu hamil
Trimester
|
Distribusi
|
I
|
Terutama
pertambahan pada jaringan ibu dan cadangan lemak, berat janin pada 10 minggu
± 5 gram
|
II
|
Pertambahan
yang pesat pada cadangan lemak ibu dan jaringan, berat janin pada 20 minggu ±
350 gram
|
III
|
Pertambahan
terutama pada janin dan bertambahnya cairan, berat janin pada 32 minggu ± 2
kg
|
13. Darah
dan pembekuan
Jumlah sel darah
merah diartikan sebagai jumlah total sel – sel darah merah dalam sirkulasi
meningkat sebagai reaksi kebutuhan tambahan oksigen bagi ibu maupun plasenta.
Peningkatan yang konstan terjadi selama kehamilan yang berjumlah 18% pada akhir
kehamilan.
Jumlah
hemoglobin meningkat lebih besar dari pada jumlah sel darah merah maka terjadi
hemodelusi ditandai dengan menurunnya HB, hematokrit, dan jumlah sel darh
merah. Efek hemodelusi sangat jelas terlihat pada minggu ke 32.Kebutuhan zat
besi menjadi meningkat untuk mempertahankan sirkulasi hemoglobin dan sirkulasi
janin. Kebutuhan zat besi janin terjadi paling besar dalam 4 minggu
kehamilan.Sel darah putih mengalami peningkatan netrofil yang menambah daya
pembuluh terhadap bakteri. Sebagian besar peningkatan darah menuju ke rahim dan
80% menuju plasenta Aliran darah ke ginjal meningkat 30 – 50%
Terdapat
peningkatan volume darah merah total selama kehamilan, tetapi volume plasma
secara proporsional lebih tinggi. Ukuran dan kandungan hemoglobin sel
memperlihatkan sedikit perubahan sehingga konsentrasi hemoglobin dan hematokrit
menurun sebanding dengan hitung sel darah merah.
Kebanyakan orang
memperlihatkan peningkatan volume darah merah selama masa kehamilan berjumlah
antara 1 – 2 liter dengan nilai peningkatan rata – rata 1100 ml atau 42% lebih
tinggi dari pada volume darah pada saat tidak hamil. Volume sel darah merah
juga meningkatkan sekitar 24% atau 350 ml
Pada wanita tidak hamil yang sehat,
konsentrasi hemoglobin rata – rata adalah 13,7 – 14 gr/100 ml. Pada tiga bulan
pertama kehamilan, konsentrasi hemoglobin menurun sekitar 0,5 gr/100ml.
Konsentrasi minimum dicapai pada sekitar minggu ke 30 sampai ke 32
Sekitar 65% zat
besi di dalam tubuh dibagi menjadi ferritin dan haemosiderin,enzim hem dan zat
besi yang terikat transferin yakni 0,1%. Perybahan fisiologis di dalam
kompartemen zat besi selama masa kehamilan menyerupai perubahan dalam
defisiensi zat besi. Ferritin dan zat besi menurun akibat tuntutan peningkatan
massa sel darah merah dan kebutuhan janin. Transferin meningkat kemungkinan
akibat stimulasi estrogen.
Dalam enam
minggu pertama kehamilan volume plasma, sel darah merah, dan sirkulasi darah
total dapat dibandingkan dengan volume darah pada wanita normal yang tidak
hamil. Pada sekitar minggu ke 8 gestasi, volume plasma meningkat secara terus
menerus dan pada minggu ke 20 peningktannya mencapai 21%. Dengan kata lain
akibatnya terjadi suatu hemodilusi karena volume sel darah merah tidak
meningkat ke derajat yang bermakna.
Asupan zat besi
selama kehamilan juga mempengaruhi upaya memperahankan volume sel darah merah
yang adekuat. Janin secara total bergantung pada ibu dalam mengekstrasi
kebutuhan nutrisinya. Perubahan konsentrasi sel darah merah mempengaruhi
viskositas darah. Viskositas darah relatif turun dari 4,61 kemudian menjadi
3,84 pada minggu ke 22 sampai 28 saat konsentrasi hemoglobin rata – rata berada
pada kadar terendah.
Terdapat
peningkatan konsentrasi faktor pembekuan darah dan penurunan kapasitas
fibrinolitik tubuh. Peningkatan fibrinogen plasma terbukti pada bulan ketiga
kehamilan dan kadar tersebut meningkat sampai 4,0 – 6,5 g/ ltr pada kehamilan
tingkat lanjut
14. Sistem
Respirasi
Seorang wanita
hamil pada kelanjutan kehamilannya tidak jarang mengeluh tentang rasa sesak dan
pendek napas. Hal ini ditemukan pada kehamilan 32 minggu ke atas oleh karena
usus – usus tertekan oleh uterus yang membesar ke arah diafragma, sehingga
diafragma kurang leluasa bergerak. Untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang
meningkat kira – kira 20%, seoarang wanita hamil selalu bernafas lebih dalam,
dan bagian bawah toraksnya juga melebar ke sisi yang sesudah partus kadang –
kadang menetap jika tidak dirawat dengan baik.
Resting minute
volume (volume setiap gas yang bergerak per menit dalam keadaan istirahat) atau
minute ventilation (volume setiap gas yang bergerak per menit) meningkat selama
masa kehamilan 40%. Branch mengatakan bahwa volume ini mulai meningkat pada
trimester pertama sekitar 40 – 50%. Peningkatan ini terjadi lebih karena
penigkatan volume tidal dari pada frekuensi pernapasan pernapasan. Terdapat
penurunan kapasitas residu fungsional. Asupan oksigen meningkat hanya 15%
sehingga terjadi pernapasan yang berlebihan.
Peningkatan
kadar progesteron meningkatkan resting minute ventilation sehingga PCO2
alveolus berubah. Akibatnya ibu mengeluarkan kelebihan CO2 dengan melakukan
hiperventilasi. Tekanan CO2 arteri kurang dari 30 mmHg, yang menyebabkan
alkalosis respiratorik kronis.Hal ini membuat pH arteri maternal maternal
berada dalam rentang yang khas yaitu 7,40 – 7,45. Dapat disimpulkan bahwa
progesteron bertanggung jawab untuk hiperventilasi kronis dalam masa kehamilan,
baik dengan mengubah sensitivitas pusat terhadap pernapasan.
Seorang wanita
hamil pada kelanjutan kehamilanya tidak jarang mengeluh tentang rasa sesak dan
pendek napas. Hal ini ditemukan pada kehamilan 32 minggu ke atas oleh karena
usus – usus tertekan oleh uterus yang membesar ke arah diafragma, sehingga
diafragma kurang leluasa bergerak. Untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang
meningkat kira – kira 20%, seorang wanita hamil selalu bernafas lebih dalam,
dan bagian bawah toraksnya juga melebar kes sisi, yang sesudah partus kadang –
kadang menetap jika tidak di rawat dengan baik.
15. Sistem Persyarafan
Hal singkat yang
perlu diingat dalam membahas kelahiran anak adalah aspek psikologis. Emosional
ibu berkembang selama proses mekanisme adaftif. Individu yang mengalami atau
berpotensi mengalami gangguan psikosis kurang memiliki sikap mental yang tabah
yang dibutuhkan untuk beradaptasi dengan kehamilan atau anak yang lahir.
Perubahan hormon mungkin berperan, penyakit mental yang diderita wanita hamil
dan puerpperium ternyata disebabkan konflik dan faktor psikologis lain yang
tidak teratasi.
Hanya sedikit
yang diketahui tentang perubahan fungsi neurologi selama masa hamil, selain
perubahan – perubahan meurohormonal hipotalamik hifopisis. Perubahan fisiologis
spesifik akibat kehamilan dapat menyebabkan timbulnya gejala neurologis dan
neuromuskular.
Kompresi saraf
panggul atau stasis vaskular akibat pembesaran uterus dapat menyebabkan
perubahan sensori di tungkai bawah.
Lordosis
dorsolumbar dapat menyebabkan nyeri akibat tarikan pada saraf atau kompresi
akar saraf.
Edema yang
melibatkan saraf perifer dapat menyebabkan carpal tunnel syndrome selama
trimester akhir kehamilan. Edema menekan saraf median di bawah ligamentum karpalis
pergelangan tangan. Sindrom ini ditandai oleh parestesia (sensasi abnormal
seperti rasa terbakar atau gatal akibat gangguan pada sistem saraf sensori) dan
nyeri pada tangan yang menjalar ke siku. Tangan yang dominan biasanya paling
banyak terkena.
Akroestesia
(rasa baal dan gatal di tangan) yang timbul akibat posisi bahu yang membungkuk
dirasakan oleh beberapa wanita selama hamil. Keadaan ini berkaitan dengan
tarikan pada segmen pleksus brakialis
Nyeri kepala
akibat ketegangan umum timbul saat ibu merasa cemas dan tidak pasti tentang
kehamilannya. Nyeri kepala dapat juga dihubungkan dengan gangguan penglihatan,
seperti kesalahan refraksi, sinusitis atau migren.
Nyeri kepala
ringan, rasa ingin pingsan dan bahkan pingsan (sinkop) sering terjadi pada awal
kehamilan. Ketidakstabilan vasomotor, hipotensi postural, atau hipoglikemia
mungkin merupakan keadaan yang bertanggung jawab atas gejala ini
Hipokalsemia
dapat menyebabkan timbulnya masalah neuromuskular, seperti kram otot atau
tetani.
Daftar Pustaka
Adele Pilliteri.2002.Perawatan Kesehatan Ibu & Anak.Jakarta:EGC
Cristine Henderson.2005.Buku Ajar Konsep Kebidanan.Jakarta:EGC
Sarwono Prawihardjo.2005.Ilmu Kebidanan.Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar