Minggu, 02 November 2014

7. Metode Kontrasepsi Moderen (Suntik/Injeksi)

1.1    Kontrasepsi Injeksi/Suntikan
1.1.1        Sejarah Kontrasepsi Suntikan
Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui suntikan yang mengandung suatu cairan berisi zat berupa hormon estrogen dan progesteron atau pun hanya progesteronnya saja untuk jangka waktu tertentu.
Suntikan progestin pertama di temukan pada awal tahun 1950 an, yang pada mulanya digunakan untuk pengobatan endometriosis dan kanker endometrium (carcinoma endometrii). Baru pada awal tahun 1960, uji klinis penggunaan suntikan progestin untuk keperluan kontrasepsi dilakukan.Terdapat dua jenis suntikan progestin yang dipakai, yakni depo medroksiprogesteron asetat dan depo noretisteron enantat. Sedangkan untuk suntikan depo estrogen-progesteron (Cyclofem) ditemukan pada tahun 1960 an. Penambahan estrogen pada obat kontrasepsi progesteron ternyata dapat memperbaiki siklus haid.

1.1.2        Suntikan Kombinasi (Hormon Estrogen dan Hormon Progesteron)
     Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg Depo Medrosiprogesteron Asetat dan 5 mg Estradiol Sipionat yang diberikan injeksi I.M sebulan sekali (Cyclofem), dan 50 mg Noretrindron Enantat dan 5 mg Estradiol Valerat yang diberikan injeksi I.M.
1.1.2.1  Cara kerja
1.      Menekan ovulasi.
2.      Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma.
3.      Menjadikan selaput lendr rahim tipis dan atrofi.
4.      Menghambat transfortasi gamet oleh tuba

1.1.2.2  Efektivitas
Sangat efektif (0,1 – 0,4 kehamilan per 100 perempuan) selama tahun pertama penggunaan.

1.1.2.3  Keuntungan Kontrasepsi
1.      Risiko terhadap kesehatan kecil.
2.      Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.
3.      Tidak diperlukan pemeriksaan dalam.
4.      Jangka panjang.
5.      Efek samping sangat kecil.
6.      Klien tidak perlu menyimpan obat suntik

1.1.2.4  Keuntungan Nonkontrasespsi
1.      Mengurangi jumlah perdarahan.
2.      Mengurangi nyeri saat haid.
3.      Mencegah anemia.
4.      Khasiat pencegahan pada kanker ovarium dan kanker endometrium.
5.      Mengurangi penyakit kanker payudara jinak dan kista ovarium.
6.      Mencegah kehamilan ektopik.
7.      Melindungi klien dari jenis-jenis tertentu penyakit radang panggul.
8.      Pada keadaan tertentu dapat diberikan pada perempuan usia perimenoupuse.
1.1.2.5  Kerugian
1.      Terjadi perubahan pada pola haid, seperti tidak teratur, perdarahan, bercak atau spotting.
2.      Mual, sakit kepala, pnyeri payudara ringan, dan keluhan seperti akan hilang setelah suntikan kedua atau ketiga.
3.      Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus kembali untuk suntikan).
4.      Efektifitasnya berkurang bila digunakan bersamaan dengan obat untuk epilepsi (fenitoin dan barbiburat) atau obat tuberculosis (rifampisin).
5.      Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering.
6.      Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual, hepatitis B virus, atau infeksi virus HIV.
7.      Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian

1.1.2.6  Yang boleh menggunakan suntikan kombinasi
1.      Usia reproduksi
2.      Nulipara dan telah memiliki anak
3.      Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektivitas tinggi.
4.      Menyusui ASI pasca persalinan > 6 bulan.
5.      Setelah melahirkan dan tidak menyusui .
6.      Anemia.
7.       Nyeri haid hebat.
8.      Haid teratur.
9.      Riwayat kehamilan ektopik.
10.  Sering lupa mengunakan pil kontrasepsi.
           
1.1.2.7  Yang tidak boleh menggunakan suntikan kombinasi
1.      Hamil atau dicurigai hamil (risiko cacat pada janin 7 per 100.000 kelahiran).
2.      Menyusui dibawah 6 minggu pasca persalinan.
3.      Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
4.      Penyakit hati akut (virus hepatitis).
5.      Usia > 35 tahun yang merokok.
6.      Riwayat penyakit jantung, stroke, atau dengan tekanan darah tinggi (> 180/110 mmHg).
7.      Tidak dapat menerima terjadinya ganguan haid, terutama amenorea
8.      Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara
9.      Diabetes meilitus disertai komplikasi > 20 tahun.
1.1.2.8  Waktu mulai menggunakan suntikan kombinasi
1.      Suntikan pertama dapat dimulai dari hari pertama sampai hari ke- 7 siklus haid. Tidak diperlukan kontrasepsi tambahan.
2.      Bila suntikan pertama diberikan setelah hari ke-7 siklus haid, selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual dan menggunakan metode kontrasepsi lain jika ingin melakukan hubungan seksual.
3.      Bila klien tidak haid, suntikan pertama dapat diberikan setiap saat, asal saja dipastikan ibu tidak hamil. Klien tidak boleh melakukan hubungan seksual 7 hari lamanya. Menggunakan metode kontrasepsi lain selama masa 7 hari.
4.      Bila klien pasca persalinan 6 bulan, menyusui serta belum haid, suntikan pertama dapat diberikan, asal saja dipastikan tidak hamil.
5.      Bila pasca persalinan > 6 bulan, menyusui, serta dapat mendapat haid, maka suntikan pertama diberikan pada siklus haid hari ke 1-7.
6.      Bila pasca persalinan < 6 bulan, dan menyusui, jangan diberikan suntik kombinasi.
7.      Bila pasca persalinan 3 minggu, dan tidak menyusui suntikan kombinasi dapat diberikan.
8.      Pasca keguguran, suntikan kombinasi dapat segera diberikan atau dalam waktu 7 hari.
9.      Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti dengan kontrasepsi hormonanl kombinasi. Bila ibu telah mengunakan kontrasepsi hormonal sebelumnya secara benar, dan ibu tersebut tidak hamil, suntikan pertama dapat segera diberikan dan tidak perlu menunggu sampai haid berikutnya datang.
10.  Bila ibu sedang mengunakan jenis kontrasepsi jenis lain dan ingin menggantinya dengan jenis kontrasepsi suntikan kombinasi, maka suntikan kombinasi dapat diberikan dimulai pada saat jadwal kontrasepsi suntikan yang sebelumnya. Tidak diperlukan metode kontrasepsi lain.
11.  Ibu yang mengunakan metode kontrasepsi nonhormonal dan ingin menggantinya dengan kontrasepsi kombinasi, maka suntikan pertama kontrasepsi hormonal yang akan diberikan dapat segera diberikan, asal saja ibu tersebut tidak hamil dan pemberiannya tidak perlu menunggu haid berikutnya datang. Bila ibu disuntik pada hari ke1-7 siklus haid, metode kontrasepsi lain tidak diperlukan. Bila sebelumnya menggunakan AKDR, dan ingin menggantinya dengan suntikan kombinasi. Suntikan pertama dapat diberikan pada saat hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid, cabut segera AKDR.

1.1.2.9  Cara Penggunaan
1.      Suntikan kombinasi diberikan setiap bulan dengan suntikan IM dalam. Klien diminta datang setiap 4 minggu. Suntikan ulang dapat diberikan 7 hari lebih awal, dengan kemungkinan terjadi gangguan perdarahan. Dapat juga diberikan setelah 7 hari dari jadwal yang telah ditentukan, asal saja diyakini ibu tersebut tidak hamil. Tidak dibenarkan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan metode kontrasepsi yang lain untuk 7 hari saja.
Tabel 6.6: Keadaan yang Memerlukan Perhatian Khusus
Keadaan
Anjuran
Tekanan darah tinggi
< 180/110 mmHg dapat diberikan, tetapi perlu pengawasan.
Kencing manis
Dapat diberikan pada kasus tanpa komplikasi dan kencing manisnya terjadi < 20 tahun. Perlu diawasi.
Migrain
Bila tidak ada gejala neurologik yang berhubungan dengan sakit kepala, boleh diberikan.
Menggunakan obat tuberkulosis/obat epilepsy
Berikan pil kontrasepsi kombinasi dengan 50 µg etinilestradiol atau cari metode kontrasepsi lain.
Mempunyai penyakit anemia bulan saban sabit (sickle cell)
Sebaiknya jangan menggunakan suntikan kombinasi.

Tabel 6.7 : Penggunaan Efek Samping yang Sering Terjadi
Efek samping
Penanganan
Amenorea
Singkirkan kehamilan, bila tidak terjadi kehamilan, dan tidak perlu diberi pengobatan. Anjurkan klien untuk kembali ke klinik bila tidak datangnya haid masih menjadi masalah. Bila telah terjadi kehamilan, rujuk klien. Hentikan penyuntikan, dan jelaskan bahwa hormone progestin dan estrogen sedikit sekali pengaruhnya pada janin.
Mual/pusing/muntah
Pastikan tidak ada kehamilan. Bila hamil, rujuk. Bila tidak hamil, informasikan bahwa hal ini adalah hal biasa dan akan hilang pada waktu dekat.
  Pedarahan/perdarahan bercak (spotting)


            
Bila hamil, rujuk. Bila tidak hamil cari penyebab perdarahan yang lain. Jelaskan bahwa perdarahan yang terjadi merupakan hal yang biasa. Bila perdarahan berlanjut dan mengkhawatirkan klien, metode kontrasepsi lain perlu dicari.

1.1.2.10              Intruksi untuk klien
1.      Klien harus kembali ke dokter/klinik untuk mendeapatkan suntikan kembali setiap 4 minggu.
2.      Bila tidak haid lebih dari 2 bulan, klien harus kembali ke dokter/klinik untuk memastikan hamil atau tidak.
3.      Jelaskan efek samping tersering yang didapat pada penyuntikan dan apa yang harus dilakukan bila hal tersebut terjadi. Bila klien mengeluh mual, sakit kepala, nyeri payudara serta perdarahan, informasikan kalau keluhan tersebut sering ditemukan, dan biasanya akan hilang pada suntikan ke-2 atau ke-3.
4.      Apabila klien sedang menggunakan obat-obatan tuberkulosis atau obat epilepsi obat-obat tersebut dapat mengganggu efektifitas kontrasepsi yang sedang digunakan.

1.1.2.11              Tanda-tanda yang harus diwaspadai pada penggunaan suntikan kombinasi
1.      Nyeri dada hebat atau napas pendek. Kemungkinan adanya bekuan darah di paru atau serangan jantung.
2.      Sakit kepala hebat, atau gangguan penglihatan. Kemungkinan terjadi stroke, hipertensi, atau migraine.
3.      Nyeri tungkai hebat. Kemungkinan telah terjadi sumbatan pembuluh darah pada tungkai.
4.      Tidak terjadi perdarahan atau spotting selama 7 hari sebelum suntikan berikutnya, kemungkinan terjadi kehamilan.
Tabel 6.8 : Contoh Daftar Tilik Penapisan Klien Suntik Kombinasi
Observasi petugas kesehatan
Intruksi petugas kesehatan
Perhatikan keadaan dibawah ini

1.                    Apakah tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg atau apakah diastoliknya >110 mmHg





2.        Apakah nadi lebih dari 100/menit atau jauh diatas normal?
3.        Apakah pucat atau sianosis?
4.        Apakah sesak napas?


5.        Apakah bagian putih mata berwarna kuning?
6.        Apakah ada pembengkakkan hati?

7.        Apakah terdapat varises, rasa sakit, dan kaki bengkak?



8.        Apakah kakinya sangat bengkak dan mengandung cairan?


9.        Apakah terdapat benjolan yang mencurigakan di payudara ? benjolan yang biasanya lembut, jelas, sering terdapat dikedua payudara pada tempat yang sama dan dapat bergerak bebas. Benjolan tersebut dapat juga membengkak setiap bulan sebelum haid.

10.     Apakah calon peserta hamil ?
Ya
Tidak
Jika jawaban pada kolom YA, ikuti intruksi dibawah ini
1.                    Perhatikan dengan seksama. Metode kontrasepsi nonhormonal mungkin merupakan pilihan yang lebih baik. Meskipun tidak ada kecenderungan yang berarti pada pemakai kontrasepsi suntik, beberpa pemakai kontrasepsi pil dilaporkan cenderung mengalami kenaikkan tekanan darah.

2.                    Pertanyaan 2 - 4
Jika salah satu jawaban dari 3 pertanyaan adalah YA, calon peserta KB kemungkinan mempunyai penyakit serangan jantung serius. Rujuk ke dokter spesialis. Bantu calon peserta untuk memilih kontrasepsi nonhormonal.
5.        Pertanyaaan 5 – 6
Jika salah satu jawaban dari pertanyaan ini YA, mungkin indikasi adanya penyakit hati. Rujuk ke spesialis. Bantu calon peserta memilih metode kontrasepsi nonhormonal.

7.Mungkin ada indikasi risiko tinggi penggumpalan darah. Rujuk ke spesialis. Bantu calon peserta memilih metode kontrasepsi nonhormonal.

8.        Mungkin ada indikasi penyakit hati. Bantu calon peserta memilih metode kontrasepsi nonhormonal.
9.        Benjolan yang dicurigai sebagai kanker biasanya tidak sensitive, unilateral, tidak biasa bentuknya dengan decreased mobility. Rujuk ke spesialis untuk dievaluasi. Bantu calon peserta memilih metode kontrasepsi nonhormonal.




10.     Bila kemungkinan hamil, jangan berikan suntikan. Lakuakan tes kehamilan (tes urin, jika ada). Calon peserta diminta menggunakan salah satu metode pencegahan dan kembali bila sudah haid.

1.1.3        Kontrasepsi Suntikan Progestin
1.1.3.1  Profil
1.      Sangat efektif
2.      Aman
3.      Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi.
4.      Kembalinya kesuburan lebih lambat, rata – rata 4 bulan.
5.      Cocok untuk masa laktasi karena tidak menekan produksi ASI.

1.1.3.2  Jenis
Tersedia 2 jenis kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung progestin, yaitu:
1.      Depo Medroksiprogesteron Asetat (Depoprovera), mengandung 150 mg DMPA, yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intra muscular (di daerah bokong), disimpan dalam suhu 20OC – 25OC.
2.      Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat), yang mengandung 200mg Noretrindron Enantat, diberikan setiap 2 bulan sekali atau setiap 2 bulan untuk 6 bulan pertama (=3 kali suntikan pertama),  kemudian selanjutnya satu kali suntikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramuscular.

1.1.3.3  Cara kerja
1.      Mencegahovulasi.
2.      Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma.
3.      Menjadikan lendir rahim tipis dan atrofi sehinga kurng baik untuk implantasi ovum yang telah dibuahi.
4.      Menghambat transportasi gamet oleh tuba.

1.1.3.4  Efektivitas
Keduan kontraspsi suntik tersebut memiliki efektivitas yang tinggi, dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan per tahun, asal penyuntikannya dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan.

1.1.3.5  Keuntungan Kontrasepsi
1.      Sangat efektif.
2.      Pencegah kehamilan jangka panjang.
3.      Tidak mengganggu hubungan suami-istri.
4.      Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung, dan gangguan pembekuan darah.
5.      Tidak mempengaruhi ASI.
6.      Sedikit efek samping.
7.      Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.
8.      Dapat digunakan oleh perempuan usia >35 tahun sampai perimenopause.
9.      Membantu mencegah kanker endometriun dan kehamilan ektopik.
10.  Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara.
11.  Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul.
12.  Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell).

1.1.3.6  Keterbatasan
1.      Sering ditemukan gangguan haid, seperti :
1)      Siklus haid yang memendek atau memanjang,
2)      Perdarahan yang banyak atau sedikit,
3)      Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting).
4)      Tidak haid sama sekali.
2.      Klien sangan bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus kembali untuk suntikan).
3.      Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikut.
4.      Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering.
5.      Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual, titis B virus, atau infeksi virus HIV.
6.      Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian.
7.      Terlambatnya kembali kesuburan bukan karena terjadinya kerusakan atau kelainan pada organ genitalia, melainkan karena belum habisnya pelepasan obat suntikan dai deponya (tempat suntikan).
8.      Terjadi perubahn pada lipid serum pada penggunaan janga panjang.
9.      Pada pengguanan jangka panjang dapat sedikit menurunkan kepadatan tulang (densitas).
10.  Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi (jarang), sakit kepala, neuvositas, jerawat.

1.1.3.7  Yang Dapat Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin
1.      Usia reproduksi.
2.      Nulipara dan yang telah memiliki anak.
3.      Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektivitas tinggi.
4.      Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.
5.      Setelah melahirkan dan tidak menyusui.
6.      Setelah abortus atau keguguran.
7.      Telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi.
8.      Perokok.
9.      Mempunyai tekanan darah < 180/119 mmHg dengan masalah gangguan pembekuan darah atau anemia bulan sabit.
10.  Menggunakan obat untuk epilepsi (fenitoin dan barbiturat) atau obat tuberkulosis (rifampisin).
11.  Tidak dapat menggunakan kontrasepsi yang mengandung estrogen.
12.  Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.
13.  Anemia defisiensi besi.
14.  Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan pil kontrasepsi kombinasi.

1.1.3.8  Yang tidak Boleh Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin
1.      Hamil atau dicurigai hamil (risiko cacat pada janin 7 per 100.000 kelahiran).
2.      Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
3.      Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorea.
4.      Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
5.      Diabetes mellitus disertai kompliksi.

1.1.3.9  Waktu mulai menggunakan kontrasepsi suntik progestin
1.      Setiap saat selama siklus haid, asal ibu tersebut tidak hamil.
2.      Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid.
3.      Pada ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap saat, asalkan saja ibu tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.
4.       Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti dengan kontrasepsi suntikan. Bila ibu telah menggunakan kontraepsi hormonal sebelumnya secara benar, dan ibu tersebut tidak hamil, suntikan pertama dapat segera diberikan. Tidak perlu menunggu sampai haid berikutnya datang.
5.      Bila ibu sedang menggunakan jenis kontrasepsi jenis lain dan ingin menggantinya dengan jenis kontrasepsi suntikan yang lain lagi, kontrasepsi yang akan diberikan dimuali pada saat jadwal kontrasepsi suntikan yang sebelumnya.
6.      Ibu yang menggunakan kontrasepsi nonhormonal dan ingin menggantinya dengan kontrasepsi hormonal, suntikan pertama kontasepsi hormonal yang akan diberikan dapat segera diberikan, asal ibu tersebut tidak hamil, dan pemberiannya tidak perlu menunggu haid berikutnya datang. Bila bu disuntik setelah hari ke-7 haid, ibu tersebut selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.
7.      Ibu ingin menggantikan AKDR dengan kontrasepsi hormonal. Suntikan pertama dapat diberikapada hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid, tau dapat diberikan setiap saat setelah hari ke-7 siklus haid, asal saja yakin ibu tersebut tidak hamil.
8.      Ibu tidak haid atau ibu dengan perdarahan tidak teratur. Suntikan  pertama dapat diberikan setiap saat, asal saja ibu tersebut tidak hamil, dan selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.

1.1.3.10        Cara penggunaan kontrasepsi suntikan
1.      Cara pemberian kontrasepsi suntikan dapat dilihat pada gambar 1.

2.      Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramuscular dalam didaerah pantat. Apabila suntikan diberikan terlalu dngkal, penyerapan kontrasepsi suntika akan lambat dan tidak bekerja segera dan efektif. Suntikan diberikan setiap 90 hari. Pemberian kontrasepsi suntikan Noristerat untuk 3 injeksi berikutnya diberikan setiap 8 minggu. Mulai sengan injeksi kelima diberikan setiap 12 minggu.
3.      Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alcohol yang dibasahi oleh etil/isopropil alcohol 60-90%. Biarkan kulit kering sebelum disuntik, lalu disuntik.
4.      Kocok dengan baik dan hindarkan terjadinya gelembng-gelembung udara. Kontrasepsi suntik tida perlu didinginkan. Bila terdapat endapan putih pada dasar ampul, upayakan menghilangkannya dengan menghangatkannya.

1.1.3.11        Informasi Lain yang Perlu Disampaikan
1.      Pemberian kontrasepsi suntikan sering menimbulkan gangguan haid (amenorea). Gangguan haid ini biasanya bersifat sementara dan sedikit sekali mengganggu kesehatan.
2.      Dapat terjadi efek samping seperti peningkatan berat badan, sakit kepala, dan nyeri payudara. Efek – efek samping ini jarang, tidak berbahaya, dan cepat hilang.
3.      Karena terhambat kembalinya kesuburan, penjelasan perlu diberikan pada ibu usia muda yang ingin menunda kehamilan, atau bagi ibu yang merencanakan kehamilan berikutnya dalam waktu dekat.
4.      Setelah suntikan dihentikan, haid tidak segera datang. Haid baru datang kembali pada umumnya setelah 6 bulan. Selama tidak haid tersebut dapat saja terjadi kehamilan. Bila 3 – 6 bulan tidak juga haid, klien harus kembali ke dokter atau tempat pelayanan kesehatan untuk di cari penyebab tidak haid tersebut.
5.      Bila klien tidak dapat kembali pada jadwal yang telah di tentukan, suntikan dapat di berikan 2 minggu sebelum jadwal. Dapat juga suntikan di berikan 2 minggu setelah jadwal yang di tetapkan, asal saja tidak terjadi kehamilan. Klien tidak dibenarkan melakukan hubungan seksual selama 7 hari, atau menggunakan metode kontrasepsi lainnya selama 7 hari. Bila perlu dapat juga menggunakan kontrasepsi darurat.
6.      Bila klien, misalnya, sedang menggunakan salah satu kontrasepsi suntikan dan kemudian meminta untuk digantikan dengan kontrasepsi suntikan yang lain, sebaiknya jangan di lakukan. Andaikata, terpaksa juga dilakukan, kontrasepsi yang akan dibeikan tersebut di injeksi sesuai dengan jadwal suntikan dari kontrasepsi hormonal yang sebelumnya.
7.      Bila klien lupa jadwal suntikan, suntikan dapat segera diberikan, asal saja di yakini ibu tersebut tidak hamil.

1.1.3.12        Peringatan Bagi Pemakai Kontrasepsi Suntikan Progestin
1.      Setiap terhambat haid harus di pikirkan adanya kemungkinan kehamilan.
2.      Nyeri abdomen bawah yang berat kemungkinan geajala kehamilan ektopik terganggu (KET).
3.      Timbulnya abses atau perdarahan tempat injeksi.
4.      Sakit kepala migrain, sakit kepala berulang yang berat, atau kaburnya penglihatan.
5.      Perdarahan berat yang dua kali lebih panjang dari masa haid atau  dua kali lebih banyak dalam satu periode masa haid.

1.1.3.13        Penanganan Gangguan Haid
1.      Amenorea
1)      Tidak perlu di lakukan tindakan apapun. Cukup konseling saja.
2)      Bila klien tidak dapat menerima kelainan haid tersebut, suntikan jangan di lanjutkan. Anjurkan pemakaian jenis kontrasepsi lain.
2.      Perdarahan
1)      Perdarahan ringan atau spotting sering dijumpai, tetapi tidak berbahaya.
2)      Bila perdarahan/ spotting terus berlanjut atau setelah tidak haid, namun kemudian terjadi perdarahan, maka perlu dicari penyebab perdarah tersebut. Obati penyebab perdarahan tersebut dengan cara yang sesuai. Bila tidak ditemukan penyebab terjadinya perdarahan, tanyakan apakah klien  masih ingin melanjutkan suntikan,  dan bila tidak, suntikan jangan dilanjutkan lagi, dan carikan kontrasepsi jenis lain.
3)      Bila ditemukan penyakit radang panggul dan penyakit akibat hubungan seksual, klien perlu diberi pengobatan yang sesuai dan suntikan dapat terus dilanjutkan.
4)      Bila perdarahan banyak atau memanjang (> 8 hari) atau dua kali lebih banyak dari perdarahan yang biasanya di alami pada siklus haid normal, jelaskan bahwa hal tersebut biasa terjadi pada bulan pertama suntikan.
5)      Bila gangguan tersebut menetap, perlu di cari penyebabnya dan bila di temukan kelainan ginekologik, klien perlu di obati atau di rujuk.
6)      Bila perdarahan yang terjadi mengancam kesehatan klien atau klien tidak dapat menerima hal tersebut, suntikan jangan dilanjutkan lagi. Pilihkan jenis kontrasepsi yang lain. Untuk mencegah anemia perlu di beri preparat besi dan anjurkan mengonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi.
Tabel 6.9: Keadaan yang Memerlukan Perhatian Khusus
Keadaan
Anjuran
Penyakit hati akut (virus)


Penyakit Jantung


Stroke
Sebaiknya jangan menggunakan kontrasepsi suntikan.

Sebaiknya jangan menggunakan kontrasepsi suntikan.

Sebaiknya jangan menggunakan kontrasepsi suntikan

1.1.3.14        Intruksi Bagi Klien
Klien harus kembali ke tempat pelayanan kesehatan atau klinik untuk mendapatkan suntikan kembali setiap 12 minggu untuk DMPA atau setiap 8 minggu untuk Noristerat.

                                    Tabel 6.10: Penangan Efek Samping yang Sering Dijumpai
Efek samping
Penanganan
1.        Amenorea (tidak terjadi perdarahan/ spotting).












2.        Perdarahan/ perdarahan bercak (spotting).






















3.        Meningkatnya/ menurunnya berat badan.
a.          Bila tidak hamil, pengobatan apapun tidak perlu. Jelaskan, bahwa darah haid tidak terkumpul dalam rahim. Nasehati untuk kembali ke klinik.
b.          Bila telah terjadi kehamilan, rujuk klien. Hentikan penyuntikan.
c.          Bila terjadi kehamilan ektopik, rujuk klien segera.
d.          Jangan berikan terapi hormonal untuk menimbulkan perdarahan karena tidak akan berhasil. Tunggu 3 – 6 bulan kemudian, bila tidak terjadi perdarahan juga, rujuk ke klinik.

a.          Informasikan bahwa perdarahan ringan sering dijumpai, tetapi hal ini bukan lah masalah serius, biasanya tidak memrlukan pengobatan. Bila klien tidak dapat menerima perdarahan tersebut dan ingin melanjutkan suntikan, maka dapat di sarankan 2 pilihan pengobatan.
b.          1 siklus pil kontrasepsi kombinasi (30 – 35 mg etinilestradiol), ibuprofen (sampai 800 mg, 3x/ hari untuk 5 hari), atau obat jenis lain. Jelaskan bahwa selesai pemberian pil kontrasepsi kombinasi dapat terjadi perdarahan. Bila terjadi perdarahan banyak selama pemberian suntikan ditangani dengan pemberian 2 tablet pil kontrasepsi kombinasi/ hari selama 3 – 7 hari dilanjutkan dengan 1 siklus pil kontrasepsi hormonal, atau di beri 50 mg etinilestradiol atau 1,25 mg estrogen equin konjugasi untuk 14 – 21 hari.

a.           Infomasikan bahwa kenaikan/ penurunan  berat badan sebanyak 1 – 2 kg dapat terjadi. Perhatikan diet klien bila perubahan berat badan terlalu mencolok. Bila berat badan berlebihan, hentikan suntikan dan anjurkan metode kontrasepsi lain.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar