Senin, 03 November 2014

6. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil Sesuai Tahap Perkembangannya


A.  Kebutuhan Fisik ibu   trimester I, II,  dan III
OKSIGEN
            Mukosa system respirasi menjadi hiperemik dan edema dengan mucus yang hipersekresi mengarah pada sesak dan epistaksis. Hasilnya banyak wanita hamil yang mengeluh pilek kronis. Pemakaian spray nasal dengan kongestan yang lama harus dihindari karena efeknya terhadap mukosa ((Cruishank dan Hays, 1991)
            Ada perubahan dalam bentuk dada dan lengkungan bertambah besar pada kehamilan, diafragma membesar 4 cm dan kerangka tulang dada menjadi lebih ke atas. Tulang dada bawah melebar dan tidak selalu kembali seperti sediakala saat setelah kehamilan yang biasa menjadi suatu masalah pada bentuk badan seorang wanita (de swiet, 1991). Kapasitas total paru-paru berkurang 5 % karena elevasi diafragma. Frekuensi normal berkisar 14-15 nafas/menit dengan pernafasan diafragma dan nafas yang lebih dalam (cruishank dan Hays, 1991).
            Adanya peningkatan progresif konsumsi oksigen yaitu 15-20 sampai aterm, disebabkan meningkatnya metabolism yang dibutuhkan oleh ibu (respirasi dan jantung) dan juga janin. Hal ini lebih dari jumlah penggantian, tetapi 40% dari volume tidal dan peningkatan sebanyak 20% dari volume residual (jumlah udara di paru setelah di ekspirasi maksimum) (moore, 1994). Secara bersamaan hal ini mengarah pada peningkatan ventilasi alveolar antara 5 sampai 8 liter/menit, yaitu 4 kali lebih besar dari konsumsi oksigen dan hasil dari peningkatan perubahan gas (Davey, 1995).
Karena progestero mempengaruhi  sensitivitas respirasi terhadap karbondioksida, jumlah udara inspirasi selama 1 menit (volume/menit) mejadi meningkat 20%. Hasilnya adalah karbondioksida yang keluar dari paru-paru. Konsentrasi karbondioksida di alveolar menjadi lebih rendah daripada wanita tidak hamil, yang menyebabkan darah maternal yang mengandung karbondioksida menjadi lebih rendah . hal ini juga mengarah ke alkalosis respirasi. 

KEBUTUHAN NUTRISI
Kehamilan menyebabkan banyak perubahan pada tubuh ibu. Perubahan – peubahan itu untuk menyesuaikan tubuh ibu pad keadaan keadaan kehamilannya. Penggunaan zat – zat makanan oleh tubuh akan makanan juga berkurang pada beberapa bulan pertama kehamilan. Dengan demikian ibu yang sering sukar makan pada permulaan kehamilan itu, di samping itu, perasaan malas dan kurang enak badan biasanya juga menyebabkan ibu lebih banyak istirahat sehingga keperluan tubuh akan makanan juga berkurang.
Dalam bulan – bulan pertama kehamilan sering wanita meras mual, tidak nafsu makan, muntak, kembung, rasa perih di ulu hati dan sebagainya. Gejala “ngidam” itu terutama di waktu pagi tetapi kadang – kadang ada juga sore hari. Mungkin pula timbul keinginan makan makanan yang asam. Malah timbul keinginan yang aneh, misalnya ingin makan tanah, beras, kapur, dan sebagainya. Gejala – gejala itu akan menghilang setelah kandungan mencapai minggu ke 16 (4 bulan).
Lebih banyak cairan di keluarkan melalui ginjal sebagai air seni sebelum pertengahan kehamilan tetapi berkurang pada akhir kehamilan. Pada waktu hamil, cairan darah bertambah sehingga darah merah (anemia). Jumlah cairan dalam tubuh bertambah tetapi yang dikeluarkan oleh tubuh berkurang pada bulan – bulan akhir kehamilan yang mengakibatkan seringnya timbul bengkak kaki pada waktu hamil tua.
Untuk dapat memberi makanan secara benar pada ibu hamil, perubahan – perubahan yang terjadi pada kehamilan perlu di pahami :
a.     Perubahan tahap pertama. Dua minggu setelah konsepsi, telur yang telah di buahi akan melekat pada endometrium  uterus dan terjadi proliferasi dari sel – sel dengan cepat. Plasenta juga mulai terbentuk pada tahap ini belum diperlukan suplementasi nutrisi yang khusus.
b.    Perubahan tahap kedua. Pada minggu ke-2 sampai minggu ke-8, sebagian organ – organ telah mulai terbentuk seperti jantung, ginjal, paru, hati, dan rangka. Dari percobaan binatang, bila pada fase ini terdapat defisiensi vitamin A, riboflavin, vitamin B6, vitamin B2 , atau asam folat akan terjadi kelainan cacat bawaan. (pelatihan paramedic Tingkat Nasional di Semarang, 1988). Pada tahap ini diperlukan suplementasi dalam bentuk vitamin dan mineral untuk menghindari terjadinya defisiensi dan cacat bawaan.
c.    Perubahan tahap ketiga. Mulai minggu ke delapan sampai lahir terjadi pertumbuhan janin yang cepat, serta terbentuknya cadangan pada ibu untuk mempersiapkan kelahiran dan memproduksi Air Susu Ibu(ASI). Pada tahap ini terjadi hiperplasi dan hipermetrofi sel – sel, an kecepatannya berbeda untuk masing – masing orang. Oleh sebab itu, suplementasi nutrisi sangat diperlukan terutama dalam bentuk kalori dan protein.

PENINGKATAN BERAT BADAN
       Peningkatan berat badan sangat menentukan kelangsungan hasil akhir kehamilan. Bila ibu hamil kurus atau gemuk sebelum hamil akan menimbulkan risiko pada janin teutama apabila peningkatan atau penurunan sangt menonjol. Bila sangat kurus maka akan melahirkan bayi berat badan rendah (BBLR), namun berat badan bayi dari ibu hamil dengan berat badan selama hamil.
       Sebab – sebab terjadinya penurunan atau peningkatan berat badan yang mencolok, yaitu multipara, edema, hipertensi kehamilan, makan berlebihan / banyak. Pada obesitas, cenderung terjadi makrosomia dan disproporsi sefalopelfiks.
       Cara yang dipakai untuk menentukan berat badan menurut tinggi badan adalah menggunakan indeks massa tubuh (IMT) dengan rumus berat badan dibagi tinggi badan pangkat 2. Contoh, wanta dengan berat badan sebelum hamil 51 kg dan tinngi badan 1,57 meter. Maka IMT-nya 51/(1,57)2 =20,7. Nilai IMT mempunyai rentang,
19,8 – 26,6      Normal
<19,8               Underweight
26,6 – 29,0      Overweight
>29,0               Obese
Penambahan berat badan per trismester lebih penting dari pada penambahan berat badan keseluruhan. Pada trismester pertama peningkatan berat badan hanya sedikit, antara 0,7 sampai 1,4 kg. pada trismester berikutnya akan terjadi peungkatan berat badan yang dapat dikatakan teratur, yaitu, 0,35 – 0,4 kg per minggu.
KALORI
       Berdasarkan angka kecukupan gizi yang dianjurkan oleh Widya Karya Nasional Pangan Gizi 1983, tambahkan kalori untuk wanita hamil ±285 kalori. Untuk meyakinkan agar penggunaan kalori selama kehamilan berlangsung adekuat, masukan energi harus di atas 36 kalori / kg / hari. Kecukupan yang dianjurkan, sebanyak 40 kalori / kg / hari dalam distribusi yang seimbang, yaitu protein ±15%, lemak ±30%, dan kerbohidrat ±55%.
PROTEIN
       Tambahan untuk wanita hamil sebesar  gram. Kecukupan protein yang dianjurkan untuk wanita Indonesia umur 20 – 39 tahun dengan berat badan 47 kg sebanyak 4 gram protein sehari atau sekitar 0,8 gram /kg/hari sebagai protein campuran
VITAMIN DAN MINERAL
Vitamin A ditambah 50 mg/hari, tiamin ditambah 0,3 mg/hari, riboplavin ditambah 0,2 mg/hari, riboflavin ditambah 2 mg / hari, vitamin C ditambah 20 mg / hari, kalsium ditambah 0,6 mg / hari, dan zat besi ditambah 2 mg / hari.
       Pada waktu hamil, keperluan akan  zat besi sangat meningkat untuk pembentukan darah janin dan persedaan ibu masa laktasi sampai enam bulan sesudah melahirkan, karena air susu ibu tidak mengandung zat besi. Persediaan ibu sebagai cadangan untuk penggantian darah yang hilang pada waktu persalinan.
       Pemberian zat besi dimulai setelah rasa mual dan muntah hilang, satu tablet sahari selama minimal 90 hari. Tiap tablet mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan asam folat 500 mg. Bila ibu merasa mual, konstipasi atau diare akibat tablet zat besi, dianjurkan untuk meminumnya setelah makan. Sebaliknya, tablet zat besi dimakan bersama buah – buahan yang mengandung vitamin C, karena untuk menambah penyerapan. Jangan meminum dengan susu, teh, atau kopi, karena akan menghambat penyerapan. Tablet zat besi dapat diminum separuh pada pagi hari dan separuh lagi pada malam hari, untuk mengurangi efek samping. Bahan makanan yang mengandung zat besi yaitu yang bersumber dari hewan seperti telur, hati, ginjal, dan daging atau yang bersumber dari nabati seperti kacang – kacangan dan sayuran hijau.
AIR
Air diperlukan tetapi sering dilupakan pada saat pengkajian. Air berfungsi membantu system pencernaan makanan dan membantu proses trnsportasi. Selama hamil terjadi perubahan nutrisi dan cairan pada membrane sel. Air menjaga keseimbangan sel, darah, getah bening, dan cairan vital tubuh lainnya. Air juga menjaga keseimbangan suhu tubuh, karena itu dianjurkan minum 6 – 8 gelas (1500 – 2000 ml) air, susu, dan jus tia 24 jam
Membatasi minuman yang mengandung kafein seperti teh, coklat, kopi, dan minuman yang mengandung pemanis buatan (sakarin)karena bahan ini mempunyai reaksi silang terhadap plasenta.

PERSONAL HYGIENE
  • Mandi
Mandi diperlukan untuk kebersihan hygiene. Terutama perawatan kulit, karena fungsi ekskresi dan keringat bertambah. Dianjurkan menggunakan sabun lembut/ringan.
  • Pakaian
Kebutuhan  Pakaian
  • Pakaian harus longgar, bersih dan tidak ada ikatan yang berat ketat pada daerah perut.
  • Pakailah kutang yang menyokong payudara.
  • Memakai sepatu dengan tumit yang tidak terlalu tinggi.
  • Pakaian dalam yang selalu bersih.
  • ELIMINASI
BAK : ibu hamil  Sering kencing (buang air kecil) hal ini diakibatkan karena pada kehamilan :
a.     Kandung kencing pada bulan I tertekan uterus
b.     Triwulan II hilang karena uterus keluar dari rongga panggul,
c.     Triwulan III  BAK sering diakibatkan oleh  karena janin masuk ke rongga panggul
BAB (buang air besar) pada ibu hamil sering mengalami  Obstipasi. Hal ini diakibatkan oleh karena  Tonus otot menurun karena pengaruh hormon steroid.
  • SEKSUAL
Kebutuhan seksual
   Koitus tidak dihalangi kecuali bila ada riwayat :
  • Sering abortus
  • Perdarahan pervaginam
  • Pada minggu terakhir kehamilan, koitus harus hati‑hati
  • Bila ketuban pecah, koitus dilarang
  • Infeksi

  • MOBILISASI/BODY MEKANIK
a.  Gerakan Badan
Kegunaannya : Sirkulasi darah menjadi baik, nafsu makan bertambah, pencemaan lebih baik dan tidur lebih nyenyak. Dianjurkan berjalan‑jalan pada pagi hari dalam udara yang masih segar. Gerak badan di tempat.
b.  Kerja
  • Boleh bekerja seperti biasa.
  • Cukup istirahat dan makan teratur.
  • Pemeriksaan hamil yanq teratur.
c.  Berpergian
  • Jangan terlalu lama dan melelahkan.
  • Duduk lama statis vena (vena stagnasi) menyebabkan trombofiebitis dan kaki bengkak.

SENAM HAMIL
       Senam hamil bukan merupakan keharusan. Namun, dengan melakukan senam hamil akan lebih banyak memberi manfaat dalam membantu kelancaran proses persalinan antara lain dapat melatih pernapasan dan relaksasi, menguatkan otot – otot panggul dan perut, serta melatih pernapasan dan relaksasi, menguatkan otot – otot panggul dan perut, serta melatih cara mengejan yang benar. Kesiapan ini merupakan bekal penting bagi calon ibu saat persalinan.
       Tujuan senam hamil yaitu memberi dorongan serta melatih jasmani dan rohani dari ibu secara bertahap agar ibu dapat menghadapi persalinan dengan tenang, sehingga proses persalinan dapat berjalan lancar dan mudah.

Manfaat senam hamil secara teratur dan terukur
1.    Memperbaiki sirkulasi darah
2.    Mengurangi pembekakan
3.    Memperbaiki keseimbangan otot
4.    Mengurangi resiko gangguan gastrointestinal, termasuk sembelit
5.    Mengurangi kram / kejang kaki
6.    Menguatkan oto perut
7.    Mempercepat proses penyembuhan setelah melahirkan
       Senam hamil pada kehamilan normal atas nasihat dari dokter / bidan. Dapat dimulai pada kehamilan kurang lebih 16 – 38 minggu. Ibu hamil dapat mengikuti kelas senam hamil yang disediakan di fasilitas kesehatan dengan instruktur yang bersertifikat. Pelaksanaan senam sedikitnya seminggu sekali dan menggunakan pakaian yang sesuai dan longgar. Lakukan selalu pemanasan dan pendinginan setiap kali senam. Intensitas senam harus disesuaikan dengan kondisi tubuh. Bila di lantai gunakan kasur atu matras saat melakukan senam, tetapi  lakukan secara perlahan untuk menghindari pusing.
AKTIVITAS SENAM HAMIL
Bidan hendaknya menyarankan agar ibu melakukan masing – masing latihan 2 kali pada awal dan berlanjut dngan kecpatan menurut kehendak mereka sendiri hingga sebanyak 5 kali.



ISTIRAHAT DAN RELAKSASI
ibu hamil hendaknya dianjurkan untuk merencanakan perode istirahat, terutama saat ibu hamil tua. Posisi berbaring miring dianjurkan untuk meningkatkan perfusi uterin dan oksigenasi fetoplasental. Selama periode istirahat yang singkat, seorang wanita dapat mengambil posisi terlentang kaki diangkat pada dinding untuk meningkatkan aliran vena dari kaki dan mengurangi edema kaki dan varises vena.
Relaksasi adalah membebaskan pikiran dan badan dari ketegangan yang dengan sengaja diupayakan dan dipraktikkan. Kemampuan relaksasi  secara di sengaja dan sadar dapat dimanfaatkan sebagai pedoman menguangi ketidaknyamanan yang normal sehubungan dengan kehamilan. Selain itu, mengurangi stress sehingga persepsi nyeri selama masih mampu melahirkan anak.
Untuk memperoleh relaksasi sempurna, ada beberapa syarat yang harus dilakukan selama berada dalam posisi relaksasi, yaitu
1.    Tekuk semua persendian dan pejamkan mata.
2.    Lemaskan seluruh otot – otot tubuh, termasuk otot  otot wajah.
3.    Lakukan pernapasan secara teratur dan berirama
4.    Pusatkan pikiran anda pada irama pernapasan atau pada hal – hal yan menenangkan
5.    Apabila pada saat itu, kiadaan menyilaukan atau gaduh, tutuplah mata dengan saputangan dan tutuplah telinga dengan bantal.
6.    Pilih posisi relaksasi yang menurut anda paling menyenangkan.
Waktu terbaik untuk melakukan relaksasi adalah tiap hari setelah makan siang, pada awal istirahat sore, serta malam sewaktu mau tidur. Ada beberapa posisi relaksasi yang dapat dilakukan selama dalam keadaan istirahat atau selama proses persalinan.
a.    Posisi relaksasi dengan telentang. Berbaring terlentang, kedua tungkai kaki lurus dan terbuka sedikit, kedua lengan rileks di samping. Di bawah lutut dan kepala diberi bantal. Pejamkan mata, lemaskan seluruh tubuh, tenang dan lakukan pernapasan yang teratur dan berirama.
b.    Posisi relaksasi dengan berbaring miring, kedua lutut dan kedua lengan di tekuk, di bawah kepala diberi bantal dan di bawah perut pun sebaiknya diberi bantal, agar perut tidak menggantung. Pejamkan mata, tenang, dan atur pernapasan dengan teratur dan berirama.
c.    Posisi relaksasi dalam keadaan berbaring terlentang, kedua  lutut ditekuk. Berbaring terlentang, kedua lutut ditekuk, kedua lengan di samping telnga, tutuplah mata dan tenang. Posisi ini dapat dilakukan selama akhir kala I.
d.    Posisi relaksasi dengan duduk. Duduk membungkuk, kedua lengan di atas sandaran kursi atau di atas tempat tidur. Jika duduk menghadap tempat tidur kedua kaki tidak boleh menggantung posisi ini dapat dilakukan selama kala I, sebelum naik ke tempat bersalin.
Keempat posisi tersebut di atas dapat dipergunakan selama ada his dan pada saat itu anda harus dapat mengonsentrasikan diri pada irama perapasan atau pada sesuatu yang menenangkan. Sangat dianjurkan untuk tidak memperhatikan nyeri his.  
Kebutuhan istirahat/tidur
Wanita pekerja harus sering istirahat. Tidur siang menguntungkan dan baik untuk kesehatan ± 1‑2 jam.

Referensi
1.    Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. YBPSP: Jakarta
2.    Salmah dkk. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. EGC: Jakarta

3.    Yogaswara. 2002. Merawat anak dalam kandungan. Cakrawala: Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar