ASUHAN KEBIDANAN PADA KUNJUNGAN
KEHAMILAN
Kehamilan pada umumnya
berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan
melalui jalan lahir namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Sulit diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah. Sistem
penilaian risiko tidak dapat memprediksi apakah ibu hamil akan bermasalah
selama kehamilannya. Oleh karena itu pelayanan/ asuhan antenatal merupakan cara
penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi
ibu dengan kehamilan normal. Ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan
atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan
pelayanan/asuhan antenatal.
I.
ASUHAN KEHAMILAN KUNJUNGAN AWAL
A. Tujuan
kunjungan
Pada awal pertemuan, penting bagi bidan
untuk menjalin hubungan terapeutik sehingga tercipta komunikasi efektif dan
saling percaya pada kedua pihak yang diperlukan dalam asuhan kebidanan
selanjutnya.
Tujuan
pengkajian pada kunjungan awal adalah :
1.
Mengkaji tingkat kesehatan dengan
melakukan pengkajian riwayat lengkap dan melakukan uji skrining yang tepat.
2.
Menetapkan catatan dasar tentang tekanan
darah, urinalisis, nilai darah, pertumbuhan dan perkembangan janin yang
digunakan sebagai standar untuk pembanding sesuai kemajuan kehamilan.
3.
Mengidentifikasi faktor resiko dengan
mendapatkan riwayat detail kebidanan masa lalu dan sekarang, riwayat obstetrik,
medis, dan pribadi serta keluarga.
4.
Memberi kesempatan pada ibu dan
keluarganya megekspresikan dan mendiskusikan adanya kekhawatiran tentang
kehamilan saat ini dan kehilangan kehamilan yang lalu, persalinan, kelahiran
atau puerperium.
5.
Memberi anjuran kesehatan masyarakat dan
dalam upaya mempertahankan kesehatan ibu dan perkembangan kesehatan janinnya.
6.
Membangun hubungan saling percaya karena
ibu dan bidan adalah mitra dalam asuhan. (Salmah, 2006)
B. Pengkajian
data kesehatan ibu hamil
Penilaian
klinik
Penilaian
klinik merupakan proses berkelanjutan yang dimulai pada kontak pertama antara
petugas kesehatan dengan ibu hamil dan secara optimal berakhir pada pemeriksaan
6 minggu setelah persalinan.
Anamnesis
1.
Riwayat sosial
Bidan perlu mengkaji respon keluarga terhadap
kehamilan. Anak tambahan ini mungkin berarti menimbulkan kepenuhan dalam rumah
atau bahkan kemungkinan ancaman pengusiran. Kadang ibu ragu dengan kemampuannya
merawat anak lain selam hamil, kelahiran, atau setelahnya; anak remaja kadang
sulit menerima kedatangan bayi baru dalam keluarga. Atau ibu hamil adalah
remaja yang masih di bawah pengasuhan orang tuanya dan mungkin ada masalah
seberapa besar dukungan yang dapat diberikan orang tua kepadanya selama hamil
dan setelah kelahiran.
2.
Riwayat menstruasi
Riwayat menstruasi yang akurat diketahui
untuk menetapkan tanggal perkiraan kelahiran. Dengan demikian memungkinkan
bidan untuk memprediksi tanggal lahir selanjutnya menghitung usuia gestasi dari
manapun mulainya Bidan memiliki peran dalam membantu ibu memahami bahwa tanggal
perkiraan kelahiran adalah 1 hari dalam 5 minggu kerangka waktu selama bayinya
term, dan mungkin lahir.
3.
Riwayat obstetrik
Pengalaman melahirkan merupakan bagian
penting dalam memperkirakan kemungkinan hasil kehamilan saat ini. Dalam
penulisan riwayat obstetrik ibu, istilah deskriptif yang dipakai adalah gravida
dan para. Gravid berarti hamil, gravida berarti wanita hamil, dan angka yang
menyertainya menunjukkan frekuensi ia pernah hamil tanpa memperhatikan
hasilnya. Para berarti pernah melahirkan; paritas ibu merupakan frekuensi ibu
pernah melahirkan anak, hidup atau mati, tetapi bukan aborsi. Grande
multigravida adalah ibu yang pernah hamil lima kali atau lebih secara
berturut-turut. Grande multipara adalah ibu yang pernah melahirkan lima kali atau
lebih.
4.
Riwayat medis
Setelah hamil baik ibu dan janin
dipengaruhi oleh kondisi medis, atau kondisi medis dapat dipengaruhi oleh kehamilan; bila tidak diatasi dapat
terjadi akibat serius bagi kesehatan ibu.
5.
Riwayat keluarga
Kondisi tertentu dapat karena genetik,
sedangkan yang lainnya besifat familial atau berkaitan dengan etnisitas, dan
beberapa berkaitan dengan lingkungan fisik atau sosial tempat keluarga tersebut
bertempat tinggal. Diabetes meskipun bukan diturunkan secara genetik, menimbulkan
predisposisi pada anggota keluarga lain, terutama bila mereka hamil atau gemuk.
Hipertensi juga memiliki lebih tinggi dalam keluarga tertentu. Beberapa kondisi
seperti anemia sel sabit dan talasemia lebih umum terjadi pada ras tertentu.
Riwayat
kehamilan ini
|
Riwayat
obstetri lalu
|
Riwayat
penyakit
|
Riwayat
sosial ekonomi
|
·
Usia
ibu hamil
·
Hari
pertama haid terakhir (HPHT), siklus haid
·
Perdarahan
pervaginam
·
Keputihan
·
Mual
dan muntah
·
Masalah/kelainan
pada kehamilan sekarang.
·
Pemakaian
obat-obat (termasuk jamu-jamuan)
|
· Jumlah kehamilan
· Jumlah persalinan
· Jumlah persalinan cukup bulan
· Jumlah persalinan prematur
· Jumlah anak hidup
· Jumlah keguguran
· Jumlah aborsi
· Perdarahan pada kehamilan,
persalinan, nifas terdahulu.
· Hipertensi dalam kehamilan pada
kehamilan terdahulu.
· Berat bayi < 2,5 kg atau berat bayi >
4kg.
· Masalah-masalah selama kehamilan,
persalinan, nifas terdahulu.
|
· Jantung
· Tekanan darah tinggi
· Diabetes melitus
· TBC
· Pernah operasi
· Alergi obat/ makanan
· Ginjal
· Asma
· Epilepsi
· Penyakit hati
· Pernah kecelakaan
|
· Status perkawinan
· Respon ibu dan keluarga
terhadap kehamilan
· Jumlah keluarga di rumah yang
membantu
· Siapa pembuat keputusan dalam
keluarga
· Kebiasaan makan dan minum.
· Kebiasaan merokok, menggunakan
obat-obatan dan alkohol.
· Kehidupan seksual
· Pekerjaan dan aktivitas
sehari-hari
· Pilihan tempat untuk
melahirkan.
· Pendidikan
· Penghasilan.
|
Pemeriksaan
1.
Keadaan umum
Bidan dapat memulai pengkajiannya dengan pertama
kali melakukan observasi terhadap ibu ketika pertama bertemu. Keadaan umum awal
yang dapat diamati meliputi kecemasan, kemarahan atau peka. Pengkajian harus
dilakukan dengan sensitif, memungkinkan ibu mengekspresikan kekhawatirannya
tentang yang dirasakannya.
2.
Fisik umum
Sebelum melakukan pemeriksaan fisik terhadap wanita
hamil, persetujuan dan ketidaknyamanan pasien harus diperhatikan oleh bidan. Observasi
karakteristik fisik juga perlu diperhatikan. Postur dan cara berjalan
menunjukkan masalah punggung atau trauma pelvis sebelumnya. Ibu mungkin
mengalami letargik yang dapat menunjukkan kelelahan ekstrem, anemia, malnutrisi
atau depresi.
a.
Tinggi badan
Tubuh
yang pendek dapat menjadi indikator gangguan genetik. Karena tinggi yang pasti
sering kali tidak diketahui dan tinggi badan berubah seiring peningkatan usia
wanita, tinggi badan harus diukur pada saat kunjungan awal.
b.
Berat Badan
Ibu
hamil yang gemuk berisiko terhadap komplikasi kehamilan, meliputi diabetes
gestasional, hipertensi akibat kehamilan, dan distosia bahu. Ibu hamil yang
kurang berat badan atau kelebihan berat badan harus dipantau secara cermat dan
diberikan konseling.
c.
Tekanan darah
Tekanan darah diukur untuk mengetahui
perbandingan nilai dasar selama kehamilan. Tekanan darah yang adekuat
diperlukan untuk mempertahankan fungsi plasenta, tetapi tekanan darah sistolik
140 mmHg atau diastolik 90 mmHg pada awal pemeriksaan mengindikasikan potensi
hipertensi dan membutuhkan pemantauan yang ketat selama kehamilan
d.
Nadi
Denyut nadi maternal sedikit meningkat
selama masa hamil, etapi jarang melebihi 100 denyut per menit (dpm). Curigai
hipotiroidisme jika denyut nadi lebih dari 100 dpm. Periksa adanya eksoftalmia
dan hiperrefleksia yang menyertai. Apabila denyut nadi lebih dari 100 dpm,
instrusikan melakukan T3 dan T4 bebas. Hipertiroidisme tidak terjadi jika
terdapat takikardia.
e.
Kelenjar kulit
Perubahan
kulit yang sering terjadi mencakup hiperpigmentasi pada wajah (kloasma), pada
areola dan putting susu, stria gravidarum, spider nevi, serta linea nigra.
Periksa warna kulit, adanya ruam, massa, lesi, jaringan parut, tanda
penganiayaan fisik, dan bukti penyalahgunaan obat. Beri perhatian khusus untuk
melihat suatu ruam di telapak tangan dan kaki yang mungkin merupakan tanda
sifilis. Jaringan parut pernah menunjukkan praktik seksual yang berkaitan
dengan ritual sadomasokistik. Jika ditemukan tato atau luka tusuk, tanyakan
jarum yang digunakan pada prosedur tersebut.
f.
Pemeriksaan kelenjar tiroid
Kelenjar
tiroid sedikit membesar selama masa hamil akibat hiperplasia kelenjar dan
peningkatan vaskularitas. Namun, tidak menyebabkan tiromegali yang signifikan
dan setiap pembesaran yang signifikan perlu diteliti. Hipotiroidisme suit
dideteksi selama masa kehamilan karena banyak gejala hipotiroidisme yakni
keletihan, penambahan berat, dan konstipasi yang menyerupai gejala-gejala
kehamilan.
g.
Pemeriksaan paru
Pemeriksaan
paru mencakup observasi sesak nafas, nafas dangkal, nafas cepat, pernapasan
yang tidak teratur, guarded respiration, mengi, batuk, dan dispnea. Wanita yang
sehat jarang mengalami masalah paru. Pemeriksaan paru biasanya merupakan
tindakan yang sangat membantu dalam menegakkan diagnosis bronchitis atau
pneumonia. Dengarkan adanya krekels, mengi dan penurunan bunyi nafas.
h.
Pemeriksaan jantung
Murmur
jantung sistolik ditemukan pada 90% wanita hamil (curtforth & MacDonald,
1996). Murmur terjadi karena tekanan darah ibu selama hamil meningkat secara
mencolok. Pada akhir kehamilan, 45% volume darah wanita hamil lebih tinggi
daripada volume darah wanita tidak hamil (Pritchard, 1965). Peningkatan volume
darah ini menyebabkan uterus membesar dan melindungi ibu ketika darah keluar
saat melahirkan.
i.
Pemeriksaan abdomen
Pemeriksaan abdomen dilakukan utnuk
menetapkan dan memastikan bahwa pertumbuhan janin konsisten dengan usia gestasi
selama perjalanan kehamilan.
Ø Inspeksi
Bidan
dapat mengobservasi gerakan janin atau dapat pula dirasakan oleh ibu. Umbilikus
makin cekung dengan makin bertambahnya usia kehamilan dan menjadi menonjol pada
minggu-minggu terakhir. Perubahan kulit pada abdomen dengan ditemukan
garis-garis sisa kehamilan terdahulu tampak seperti bewarna perak dan yang baru
berwarna merah muda. Linea nigra mungkin terlihat,ini adalah garis gelap
normal. Adanya jaringan parut menunjukkan adanya pembedahan obstetrik atau
abdomen terdahulu.
Mengukur tinggi fundus uteri
Ukuran
uterus dikaji dengan memperkirakannya melalui observasi. Namun, kandung kemih
yang penuh, kolon distensi atau obesitas dapat memberi kesan salah tentang
ukuran janin. Bentuk uterus lebih panjang daripada lebarnya jika posisi
janinnya longitudinal, seperti yang sering ditemukan. Bila janin berada pada
posisi transversal, uterusnya rendah dan lebar
Pemeriksaan Leopold I
untuk menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin yang berada dalam fundus uteri.
Petunjuk cara pemeriksaan :
Leopold I : Leopold I bertujuan untuk mengetahui letak fundus uteri dan bagian lain yang terdapat pada bagian fundus uteri
Atur posisi pemeriksa sehingga menghadap ke bagian kepala ibu. letakkan sisi lateral telunjuk kiri pada puncak fundus uteri untuk menentukan tinggi fundus. Perhatikan agar jari tersebut tidak mendorong uterus ke bawah (jika diperlukan, fiksasi terus bawah dengan meletakkan ibu jari dan telunjuk tangan kanan dibagian lateral depan kanan dan kiri setinggi atas simfisis)
Angkat jari telunjuk kiri (dan jari-jari yang memfiksasi uterus bawah).
Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada fundus uteri dan rasakan bagian bayi yang ada pada bagian fundus dengan jalan menekan secara lembut dan menggeser telapak tangan kiri dan kanan secara bergantian.
Konsistensi uterus.
Pemeriksaan Leopold II
Leopold II : Leopold II bertujuan untuk menentukan punggung dan bagian kecil janin di sepanjang sisimaternal.
Untuk menentukan bagian janin yang berada pada kedua sisi uterus, pada letak lintang tentukan di mana kepala janin.
Petunjuk pemeriksaan :
Menghadap ke kepala pasien, letakkan tepakan tangan kiri pada dinding perut lateral kanan dan telapak tangan kanan pada dinding perut lateral kiri ibu secara sejajar dan pada ketinggian yang sama.
Mulai dari bagian atas tekan secra bergantian atau bersamaan (simultan) telapak tangan tangan kiri dan kanan kemudian geser ke arah bawah dan rasakan adanya bagian yang rata dan memanjang (punggung) atau bagian-bagian kecil (ekstremitas).
Pemeriksaan Leopold III
Leopold III Bertujuan : Untuk menentukan bagian janin apa yang berada pada bagian bawah dan apakah sudah masuk atau masih goyang.
Petunjuk cara memeriksa :
Atur posisi pemeriksa pada sisi kanan dan menghadap ke bagian kaki ibu.
Atur posisi lutut ibu dalam posisi fleksi,
Letakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding lateral kiri bawah, telapak tangan kanan bawah perut ibu.
Tekan secara lembut dan bersamaan/bergantian untuk mentukan bagian terbawah bayi (bagian keras,bulat dan hampir homogen adalah kepala sedangkan tonjolan yang lunak dan kurang simetris adalah bokong)
Gunakan tangan kanan dengan ibu jari dan keempat jari lainnya kemudian goyang bagian terbawah janin.
Pemeriksaan Leopold IV
Tujuan : Untuk menentukan presentasi dan “engangement”.
Petunjuk dan cara memeriksa :
Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada lateral kiri dan kanan uterus bawah, ujung-ujung jari tangan kiri dan kanan berada pada tepi atas simfisis.
Temukan kedua ibu jari kiri dan kanan kemudian rapatkan semua jari-jari tangan yang meraba dinding bawah uterus.
Perhatikan sudut yang terbentuk oleh jari-jari konvergen atau divergen.
Setelah itu pindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada bagian terbawah bayi (bila presentasi kepala upayakan memegang bagian kepala di dekat leher dan bila presentasi bokong upayakan untuk memegang pinggang bayi).
Fiksasikan bagian tersebut ke arah pintu atas panggul kemudian letakkan jari-jari tangan kanan diantara tangan kiri dan simfisis untuk menilai seberapa jauh bagian terbawah telah memasuki pintu atas panggul.
Ø Auskultasi
detak jantung janin.
Mendengarkan
denyut jantung janin dengan cara menempatkan
stetoskop pinard di atas abdomen ibu, pada sudut kanan diatas punggung janin. Telinga harus dekat dan
kontak lekat dengan stetoskop tetapi tangan tidak boleh menyentuhnya saat
mendengar karena ada bunyi ekstra yang ditimbulkan.
j.
Pemeriksaan ekstremitas
Pemeriksaan
ekstremitas harus mencakup pengkajian refleks tendon dalam, pemeriksaan adanya
edema tungkai dan vena verikosa, dan pemeriksaan ukuran tangan dan kaki,
bentuk, serta letak jari tangan dan jari kaki. Kelainan menunjukkan gangguan
genetik.
3.
Pemeriksaan dalam
a.
Pemeriksaan
vulva/perineum untuk menilai adnya varises, kondiloma,
edema, hemoroid dan kelainan lain.
b.
Pemeriksaan
dengan spekulum untuk menilai: Serviks, Tanda-tanda
infeksi, Cairan dari ostium uteri
4.
Laboratoirum
Darah :
a.
Hemoglobin
b.
Glukosa
c.
VDRL
Urin:
a.
Warna, bau, kejernihan
b.
Protein
c.
Glukosa
d.
Nitrit/LEA
C. Pengkajian
fetal
Memantau
tumbuh kembang janin (nilai normal)
Usia Kehamilan
|
Tinggi Fundus
|
|
(cm)
|
Menggunakan penunjuk-penunjuk badan
|
|
12 minggu
|
-
|
Teraba
diatas simfisis pubis
|
16 minggu
|
-
|
Di
tengah, antara simfisis pubis dan umbilikus
|
20 minggu
|
20 cm (±2 cm)
|
Pada
umbilikus
|
22-27 minggu
|
Usia kehamilan dalam minggu = cm (±2 cm)
|
-
|
28 minggu
|
28 cm
(±2 cm)
|
Di
tengah, antara umbilikus dan prosesus sifoideus
|
29-35 minggu
|
Usia kehamilan dalam minggu = cm (±2 cm)
|
-
|
36 minggu
|
36 cm
(± 2 cm)
|
Pada
prosessua sifoideus
|
Hitung
Gerakan Jnin (FMC= Fetal Movement
Counting)
1.
Metode Sederhana FMC
a.
Letakkan 10 uang logam dalam mangkok
b.
Keluarkan dan letakkan diatas meja
c.
Masukkan kembali uang logam ke dalam
mangkok setiap kali bayi bergerak.
d.
Apabila tidak seluruh uang logam kembali
ke dalam mangkok dalam 2 jam, hubungi bidan/ dokter.
2.
Uji nonstress
Indikasi
: diduga IUGR pada kehamilan ini, riwayat IUGR kehamilan dahulu, diabetes
pragestasi, diabetes gestasi, hipertensi kronik/akibat kehamilan/preeklamsi,
gestasi multipel.
3.
Tes stress kontraksi
Indikasi : digunakan
sebagai tindak lanjut NST yang tidak meyakinkan, risiko tinggi menderita IUGR,
melewati TP, diabetes tergantung-insulin
D. Menghitung
perkiraan tanggal persalinan
Tanggal persalinan
dihitung dengan hukum Naegele dengan cara tanggal hari pertama haid terakhir
(HPHT) ditambah 7 hari, kemudian hasilnya dikurangi 3 bulan. Hukum Naegele
adalah cara paling mudah untuk menghitung TP dengan menggantikan angka pada
hari dan bulan. Angka pertama menunjukkan hari kelahiran dan angka kedua menunjukkan
bulan kelahiran.
Contoh :
28/5
(HPHT: 28 Mei )
+ 7 hari
________
4/6 ( 4 Juni sampai Mei = 31 hari)
-
3
bulan
________
= 4/3 ( 4 Maret tahun berikutnya,
setelah ditambah 9 bulan)
E.
Menentukan diagnosa
Diagnosa dibuat untuk menentukan hal-hal
sebagai berikut:
Kategori
|
Gambaran
|
Kehamilan
normal
|
·
Ibu
sehat
·
Tidak
ada riwayat obstetrik yang buruk
·
Ukuran
uterus sam/sesuai usia kehamilan.
·
Pemeriksaan
fisik dan laboratorium normal.
|
Kehamilan
dengan masalah khusus
|
Maasalah
keluarga atau psiko-sosial, kekerasan dalam rumah tangga, kebutuhan
finansial, dll.
|
Kehamilan
dengan masalah kesehatan yang membutuhkan rujukan untuk konsultasi dan atau
kerja-sama penanganannya.
|
Seperti
hipertensi, anemia berat, preeklampsia, pertumbuhan janin terhambat, infeksi
saluran kemih, penyakit kelamin dan kondisi lain-lain yang dapat memburuk
selama kehamilan.
|
Kehamilan
dengan kondisi kegawatadruratan yang membutuhkan rujukan segera.
|
Seperti
perdarahan, eklampsia, ketuban pecah dini, atau kondisi-kondisi
kegawatdaruratan lain pada ibu dan bayi.
|
Diagnosis
banding kehamilan
Suatu kehamilan kadang
kala harus dibedakan dengan keadaan atau penyakit yang dalam pemeriksaan
meragukan:
1.
Hamil palsu (pseudocyesis= kehamilan
spuria) : gejala dapat sama dengan kehamilan. Namun pada pemeriksaan, uterus
tidak membesar, tanda-tanda kehamilan lain dan reaksi kehamilan negatif.
2.
Mioma uteri : perut dan rahim membesar,
namun pada pemeriksaan dalam, rahim teraba sebesar biasa. Reaksi kehamilan
negatif. Tanda-tanda kehamilan nefatif.
3.
Kandung kemih penuh dan terjadi retensi
urin : pada pemasangan kateter keluar banyak air kencing.
4.
Hematometra: uterus membesar karena
terisi darah yang disebabkan himen inperforata, stenosis vagina atau serviks.
Diagnosis
banding Nulipara dan Multipara
Nulipara
|
Multipara
|
|
1. Perut tegang
2. Pusat menonjol
3. Rahim tegang
4. Payudara tegang
5. Labia majora nampak bersatu
6. Himen koyak pada beberapa tempat
7. Vagina sempit dengan rugae yang utuh
8. Serviks licin, bulat, dan tidak dapat
dilalui oleh satu ujung jari
9. Perineum utuh dan baik
|
1.
Perut
longgar, perut gantung, banyak striae
2.
Pusat
tidak begitu menonjol
3.
Rahim
agak lunak
4.
Payudara
kurang tegang dan tergantung, ada striae.
5.
Labia
majora terbuka
6.
Kurunkula
himenalis
7.
Vagina
lebih lebar, rugae kurang menonjol.
8.
Serviks
bisa terbuka satu jari, kadang kala ada bekas robekan persalinan yang lalu.
9.
Bekas
robekan atau bekas episiotomi terlihat di perineum
|
|
F.
Mengembangkan perencanaan asuhan yang
komprehensif
1.
Menetapkan kebutuhan tes laboratorium
2.
Menetapkan kebutuhan konsultasi atau
rujukan pada tenaga profesional lainnya
3.
Menetapkan kebutuhan konseling HIV/PMS
4.
Menetapkan jadwal kunjungan sesuai
dengan perkembangan kehamilan
II. ASUHAN
KEHAMILAN KUNJUNGAN ULANG
Informasi
yang diperoleh dari pemeriksaan antenatal akan memungkinkan bidan dan ibu hamil
menetapkan pola asuhan antenatal yang tepat. Waktu dan jumlah kunjungan akan
bervariasi sesuai kebutuhan individu dan perubahan harus dibuat untuk
mengelolanya.
A.
Anamnesa
1.
Setiap
kekhawatiran, keluhan, pertanyaan atau masalah sejak kunjungan terakhir
2.
Tanda bahaya kehamilan
3.
Pemakaian obat-obatan selain yang
diresepkan.
4.
Berbagai perubahan yang berhubungan,
seperti peningkatan atau awal penganiayaan
5.
Berbagai perubahan perawatan medis sejak
kunjungan terakhir
B.
Pemeriksaan fisik
1.
Tekanan darah
Bandingkan dengan tekanan darah awal
yang didapat pada awal kunjungan, catat hasil pengukuran tekanan darah selama
kehamilan beserta tanggalnya.
2.
Berat badan
Bandingkan dengan berat badan sebelum
hamil; catat jumlah kg berat badan beberapa minggu sejak kunjungan terakhir;
catat pola pertambahan berat badan.
3.
Pemeriksaan abdomen
4.
Nyeri tekan CVA
5.
Periksa adanya edema pada jari-jari
ekstremitas atas.
6.
Periksa ekstremitas bawah akan adanya:
·
Edema pergelangan kaki dan pretibia
·
Reflek-reflek tendon Quadriseps dalam
(sentakan lutut)
·
Varises dan tanda homan (atas indikasi)
7.
Kesejahteraan janin
C.
Mengevaluasi penemuan masalah yang
terjadi
Masalah-masalah yang
teridentifikasi sebelumnya, penanganan dan evaluasi keefektifan pengobatan;
tinjau kembali daftar masalah. Temuan pengkajian bervariasi diantara klien,
semua penyimpangan dari keadaan normal harus dilaporkan.
D.
Aspek-aspek yang menonjol pada wanita
hamil.
Faktor resiko yang mungkin menonjol
selama kehamilan (Salmah, 2006):
1.
Pola gerakan janin berkurang atau
berubah
2.
HB kurang dari 10g/dl.
3.
Penambahan berat badan buruk, penurunan
berat badan.
4.
Proteinuria, glikosuria, basiluria.
5.
Tekanan darah sistolik 140 mmHg atau
lebih, diastolik 90 mmHg atau lebih.
6.
Uterus besar atau kecil dari usia
gestasi.
7.
Kelebihan atau kekurangan cairan.
8.
Malpresentasi
9.
Kepala tidak masuk panggul atau
perdarahan uterus.
10.
Persalinan prematur
11.
Infeksi
12.
Penyakit akut atau kronis atau penyakit
ibu.
13.
Faktor sosiologis atau psikologis yang
relevan.
E.
Mengevaluasi data.
Pengumpulan data subyektif dan data obyektif berupa
data fokus yang dibutuhkan untuk menilai keadaan ibu sesuai dengan kondisinya,
menggunakan anamnese, pemeriksaan fisik, penimbangan berat badan, tinggi badan
dan pemeriksaan laboratorium. Setelah semua data terkumpul, evaluasi untuk
menentukan asuhan yang akan diberikan.
ü Beri
klien konseling dan instruksi mengenai pendidikan persalinan, tindakan-tindakan
perawatan diri sendiri, seperti latihan, penanganan nyeri, teknik bernafas,
metode melahirkan, higiene, perawatan payudara, aktifitas fisik dan seksual, tidur,
perawatan gigi dan imunisasi; pencegahan paparan teratogen pada janin, dan
penanganan ketidaknyamanan umum akibat kehamilan, seperti nyeri ulu hati
(heartburn), Konstipasi, mual dan muntah, nyeri tekan payudara, eritema palmar,
letih, hemoroid, varises, sering berkemih, palpitasi, leukorea, sakit pinggang,
sakit kepala, edema pergelangan kaki, kramkaki, dan kontraksi Braxton Flicks.
ü Evaluasi
asupan nutrisi klien, berikan instruksi tentang pilihan makanan dan minuman
yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan kehamilan.
ü Beri
dukungan dan bimbingan kepada klien dan keluarga; berikan kesempatan kepada
klien untuk untuk bertanya dan menjawab.
ü Siapkan
klien untuk persalinan dan kelahiran; jelaskan tentang tanda-tanda persalinan
pasti dan tanda persalinan palsu.
Rangkuman
1.
Pada setiap kunjungan antenatal, petugas
mengumpulkan dan menganalisis dan mengenai data mengenai kondisi ibu melalui
anamnesis dan pemeriksaan fisik, untuk mendapatkan diagnosis kehamilan
intrauterin, serta ada tidaknya masalah atau komplikasi.
2.
Pengkajian klinik pada ibu hamil terdiri
dari anamnesis mengenai riwayat sosial, obstetrik, medis, keluarga dan
pemeriksaan meliputi pemeriksaan keadaan umum, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
dalam dan laboratorium.
Referensi
1.
Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal. YBPSP: Jakarta
2.
Salmah dkk. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. EGC: Jakarta
3.
Varney, Helen dkk. 2002. Buku Saku Bidan. EGC: Jakarta
Evaluasi
1.
Kasus I:
Ny.
U datang ke bidan dengan keluhan mual, muntah dan tidak mendapatkan haid sejak
2 bulan yang lalu. Berdasarkan hasil tes kehamilan yang ia lakukan, menunjukkan
hasil positif hamil. Ny. U merasa tidak nyaman dengan mual muntah yang
dirasakannya. Ini merupakan kunjungan pertamanya memeriksakan kehamilan pada
kehmailan pertama.
Tentukan
asuhan kebidanan yang tepat pada kunjungan pertama NY. U sesuai dengan kasus
tersebut!
2.
Kasus II:
Pada
tanggal 3 maret 2009, Ny. K datang ke bidan dengan keluhan sesak dan sulit
tidur. Sebulan kemudian Ny. K datang kembali ke bidan untuk memeriksakan ulang
kehamilannya sesuai dengan jadwal yang telah disepakati. Saat ini usia
kehamilannya sudah mencapai umur 35 minggu. Dan Ny. K sudah merasakan mules sejak
2 hari yang lalu. Ini merupakan kehamilan ketiga dan telah 2 kali mengalami
keguguran.
Berdasarkan
kasus diatas, evaluasi data dan penemuan masalah kehamilan pada Ny. K!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar