10.1. PENGERTIAN
Pada
dasarnya, infertilitas adalah ketidakmampuan secara biologis dari seorang laki
– laki atau seorang perempuan untuk menghasilkan keturunan. Infertilitas juga
berarti perempuan yang bisa hamil namun tidak sampai melahirkan sesuai masanya
(37-42 minggu). Dalam bahasa awam, infertile disebut juga tidak subur. Menurut
dokter ahli reproduksi, sepasang suami instri dikatakan infertile jika:
a. Tidak
hamil jika setelah 12 bulan melakukan hubungan intim secara rutin (1-3 kali
seminggu) dan bebas kontrasepsi bila perempuan berumur kurang dari 34 tahun.
b. Tidak
hamil setelah 6 bulan melakukan hubungan intim secara rutin (1-3 kali seminggu)
dan bebas kontrasepsi bila perempuan berumur lebih dari 35 tahun.
c. Perempuan
yang bisa hamil namun tidak sampai melahirkan sesuai masanya (37-42 minggu).
Infertilitas
sendiri ada 2 macam, yaitu infertilitas primer dan infertilitas sekunder.
Pasangan dengan infertilitas primer tidak bisa hamil sedangkan infertilitas
sekunder adalah sulit hamil setelah sudah pernah sekal hamil dan melahirkan
secara normal sebelumnya.
10.2. PEMERIKSAAN
a. Uji
pasca senggama
Walaupun uji Sims-Huhner atau uji
pasca senggama telah lama dikenal diseluruh dunia, tetpi ternyata nilai
kliniknya belum diterima secara seragam.
b. Histeroskopi
Histeroskopi adalah peneropongan
kavum uteri yang sebelumnya telah digelembungkan dengan media dekstran 32%,
glukosa 5%, garam fisiologik atau gas CO2. Dalam infertilitas, pemeriksaan
histeroskopi dilakukan apabila terdapat:
- Kelainan
pada pemeriksaan histerosalpingografi
- Riwayat
abortus habitualis
- Dugaan
adanya mioma atau polip submukosa
- Perdarahan
abnormal dari uterus
- Sebelum
dilakukan bedah plastic tuba untuk menempatkan kateter sebagai splint pada
bagian proksimal tuba
c. Pemeriksaan
hormonal
Hasil pemeriksaan hormonal dengan
RIA harus selalu dibandingkan dengan nilai normal masing – masing laboratorium.
Pemeriksaan FSH berturut – turut
untuk memeriksa kenaikan FSH tidak selalu mudah, karena perbedaan kenaikannya
tidak sangat nyata, kecuali pada tengah – tengah siklus haid (walaupun masih
kurang nyata dibandingkan dengan puncak LH). Pada fungsi ovarium tidak aktif
nilai FSH yang rendah sampai normal menunjukan kelainan pada tingkat
hipotalamus atau hipofisis. Sedangkan nilai yang tinggi menunjukan kelainan
primernya pada ovarium.
d. Sitologi
vaginal hormonal
Sitologi vagina hormonal
menyelidiki sel – sel yang terlepas dari selaput lender vagina, sebagai
pengaruh hormone – hormone ovarium (estrogen dan progesterone). Pemeriksaan ini
sangat sederhana, mudah dan tidak menimbulkan nyeri, sehingga dapat dilakukan
secara berkala pada seluruh siklus haid. Tujuan pemeriksaan sitologi vagina
hormonal adalah:
-
Memeriksa pengaruh estrogen dengan
mengenal perubahan sitologik yang khas pada fase proliferasi
-
Memeriksa adanya ovulasi dengan mengenal
gambaran sitologik pada fase luteal lanjut.
-
Menentukan saat ovulasi dengan mengenal
gambaran sitologik ovulasi yang khas.
-
Memeriksa kelainan fungsi ovarium pada
siklus haid yang tidak berovulasi
10.3. FAKTOR – FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
a. Umur
Kemampuan reproduksi wanita menurun
drastic setelah umur 35 tahun. Hal ini dikarenakan cadangan sel telur yang
makin sedikit. Fase reproduksi wanita adalah masa system reproduksi wanita
berjalan optimal sehingga wanita berkemampuan untuk hamil. Fase ini dimulai
setelah fase pubertas sampai sebelum fase menopause.
b. Lama
infertilitas
Berdasarkan laporan klinik
fertilitas di Surabaya, lebih dari 50% pasangan dengan masalah infertilitas
datang dengan terlambat. Terlambat dalam artian umur makin tua, penyakit pada
organ reproduksi yang makin parah dan makin terbatas jenis pengobatan yang
sesuai dengan pasangan tersebut.
c. Emosi
Stress memicu pengeluaran hormone
kortisol yang mempengaruhi pengaturan hormone reproduksi.
d. Lingkungan
Paparan terhadap racun seperti lem,
bahan pelarur organic yang mudah menguap, silicon, pestisida, obat – obatan
(misalnya: obat pelangsing), dan obat rekreasional (rokok, kafein, dan alcohol)
dapat mempengaruhi system reproduksi. Kafein terkandung dalam kopi dan the.
e. Hubungan
seksual
Penyebab infertilitas ditinjau dari
segi hubungan seksual meliputi: frekuensi, posisi dan melakukannya pada masa
subur.
f. Kondisi
sosial ekonomi
Kondisi sosial dan ekonomi yang
semakin buruk akan memperbesar kemungkinan terjadinya infertilitas.
g. Kondisi
reproduksi wanita
Ada beberapa gangguan yang biasanya terdapat
pada vagina diantaranya tingkat keasaman tinggi. Gangguan pada leher rahim,
uterus, dan tuba falopi.
h. Kondisi
reproduksi pria
Penyebab terbanyak infertilitas
pria adalah pelebaran pembuluh darah balik / vena disekitar buah zakar yang
disebut varikokel. Penyebab lain dari infertilitas pada pria adalah sumbatan/
obstruksi pada saluran sperma, gangguan hormone, kelainan bawaan, pengaruh
obat, gangguan ereksi atau ejakulasi, radiasi, keracunan pestisida, gangguan
imunologi, operasi di daerah panggul dan lain – lain.
10.4.
MASALAH – MASLAH YANG TIMBUL PADA INFERTILITAS
a. Masalah
serviks pada perempuan
Serviks biasanya mengarah ke bawah
– belakang, sehingga berhdapan langsung dengan dinding belakang vagina.
Kedudukannya yang demikian itu memungkinkan tergenang dalam air mani yang
disampaikan pada forniks posterior. Kanalis servikalis yang dilapisi lekukan –
lekukan seperti kelenjaryang mengeluarkan lender, sebagian dari sel – sel
epitelnya mempunyai silia yang mengalirkan lender serviks ke vagina. Bentuk
servikalis sperti itu memungkinkan ditimbun dan dipeliharanya spermatozoa motil
dari kemungkinan fagositosis, dan juga terjaminnya penyampaian spermatozoa
kedalam kanalis servikalis secara terus menerus dalam waktu yang lama.
b. Masalah
air mani pada laki-laki
Air mani ditampung dengan jalan
masturbasi langsung kedalam tabung gelas bersih yang bermulut lebar (gelas
minum), setelah abstinensi 3-5 hari. Sebaiknya penampungan air mani itu
dilakukan dirumah pasien sendiri, kemuadian dibawa ke laboratorium dalam 2 jam
setelah dikeluarkan.
Karaketristik air mani: koagulasi
dalam likuefaksi, viskositas, rupa dan bau, volume, pH, fruktosa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar