Senin, 03 November 2014

10. Infertilitas



            10.1. PENGERTIAN
Pada dasarnya, infertilitas adalah ketidakmampuan secara biologis dari seorang laki – laki atau seorang perempuan untuk menghasilkan keturunan. Infertilitas juga berarti perempuan yang bisa hamil namun tidak sampai melahirkan sesuai masanya (37-42 minggu). Dalam bahasa awam, infertile disebut juga tidak subur. Menurut dokter ahli reproduksi, sepasang suami instri dikatakan infertile jika:
a.    Tidak hamil jika setelah 12 bulan melakukan hubungan intim secara rutin (1-3 kali seminggu) dan bebas kontrasepsi bila perempuan berumur kurang dari 34 tahun.
b.    Tidak hamil setelah 6 bulan melakukan hubungan intim secara rutin (1-3 kali seminggu) dan bebas kontrasepsi bila perempuan berumur lebih dari 35 tahun.
c.    Perempuan yang bisa hamil namun tidak sampai melahirkan sesuai masanya (37-42 minggu).
Infertilitas sendiri ada 2 macam, yaitu infertilitas primer dan infertilitas sekunder. Pasangan dengan infertilitas primer tidak bisa hamil sedangkan infertilitas sekunder adalah sulit hamil setelah sudah pernah sekal hamil dan melahirkan secara normal sebelumnya.

10.2. PEMERIKSAAN
a.       Uji pasca senggama
Walaupun uji Sims-Huhner atau uji pasca senggama telah lama dikenal diseluruh dunia, tetpi ternyata nilai kliniknya belum diterima secara seragam.
b.      Histeroskopi
Histeroskopi adalah peneropongan kavum uteri yang sebelumnya telah digelembungkan dengan media dekstran 32%, glukosa 5%, garam fisiologik atau gas CO2. Dalam infertilitas, pemeriksaan histeroskopi dilakukan apabila terdapat:
-     Kelainan pada pemeriksaan histerosalpingografi
-     Riwayat abortus habitualis
-     Dugaan adanya mioma atau polip submukosa
-     Perdarahan abnormal dari uterus
-     Sebelum dilakukan bedah plastic tuba untuk menempatkan kateter sebagai splint pada bagian proksimal tuba
c.       Pemeriksaan hormonal
Hasil pemeriksaan hormonal dengan RIA harus selalu dibandingkan dengan nilai normal masing – masing laboratorium.
Pemeriksaan FSH berturut – turut untuk memeriksa kenaikan FSH tidak selalu mudah, karena perbedaan kenaikannya tidak sangat nyata, kecuali pada tengah – tengah siklus haid (walaupun masih kurang nyata dibandingkan dengan puncak LH). Pada fungsi ovarium tidak aktif nilai FSH yang rendah sampai normal menunjukan kelainan pada tingkat hipotalamus atau hipofisis. Sedangkan nilai yang tinggi menunjukan kelainan primernya pada ovarium.
d.      Sitologi vaginal hormonal
Sitologi vagina hormonal menyelidiki sel – sel yang terlepas dari selaput lender vagina, sebagai pengaruh hormone – hormone ovarium (estrogen dan progesterone). Pemeriksaan ini sangat sederhana, mudah dan tidak menimbulkan nyeri, sehingga dapat dilakukan secara berkala pada seluruh siklus haid. Tujuan pemeriksaan sitologi vagina hormonal adalah:
-          Memeriksa pengaruh estrogen dengan mengenal perubahan sitologik yang khas pada fase proliferasi
-          Memeriksa adanya ovulasi dengan mengenal gambaran sitologik pada fase luteal lanjut.
-          Menentukan saat ovulasi dengan mengenal gambaran sitologik ovulasi yang khas.
-          Memeriksa kelainan fungsi ovarium pada siklus haid yang tidak berovulasi
10.3. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
a.       Umur
Kemampuan reproduksi wanita menurun drastic setelah umur 35 tahun. Hal ini dikarenakan cadangan sel telur yang makin sedikit. Fase reproduksi wanita adalah masa system reproduksi wanita berjalan optimal sehingga wanita berkemampuan untuk hamil. Fase ini dimulai setelah fase pubertas sampai sebelum fase menopause.
b.      Lama infertilitas
Berdasarkan laporan klinik fertilitas di Surabaya, lebih dari 50% pasangan dengan masalah infertilitas datang dengan terlambat. Terlambat dalam artian umur makin tua, penyakit pada organ reproduksi yang makin parah dan makin terbatas jenis pengobatan yang sesuai dengan pasangan tersebut.
c.       Emosi
Stress memicu pengeluaran hormone kortisol yang mempengaruhi pengaturan hormone reproduksi.
d.      Lingkungan
Paparan terhadap racun seperti lem, bahan pelarur organic yang mudah menguap, silicon, pestisida, obat – obatan (misalnya: obat pelangsing), dan obat rekreasional (rokok, kafein, dan alcohol) dapat mempengaruhi system reproduksi. Kafein terkandung dalam kopi dan the.
e.       Hubungan seksual
Penyebab infertilitas ditinjau dari segi hubungan seksual meliputi: frekuensi, posisi dan melakukannya pada masa subur.


f.       Kondisi sosial ekonomi
Kondisi sosial dan ekonomi yang semakin buruk akan memperbesar kemungkinan terjadinya infertilitas.
g.      Kondisi reproduksi wanita
Ada beberapa gangguan yang biasanya terdapat pada vagina diantaranya tingkat keasaman tinggi. Gangguan pada leher rahim, uterus, dan tuba falopi.
h.      Kondisi reproduksi pria
Penyebab terbanyak infertilitas pria adalah pelebaran pembuluh darah balik / vena disekitar buah zakar yang disebut varikokel. Penyebab lain dari infertilitas pada pria adalah sumbatan/ obstruksi pada saluran sperma, gangguan hormone, kelainan bawaan, pengaruh obat, gangguan ereksi atau ejakulasi, radiasi, keracunan pestisida, gangguan imunologi, operasi di daerah panggul dan lain – lain.

            10.4. MASALAH – MASLAH YANG TIMBUL PADA INFERTILITAS
a.       Masalah serviks pada perempuan
Serviks biasanya mengarah ke bawah – belakang, sehingga berhdapan langsung dengan dinding belakang vagina. Kedudukannya yang demikian itu memungkinkan tergenang dalam air mani yang disampaikan pada forniks posterior. Kanalis servikalis yang dilapisi lekukan – lekukan seperti kelenjaryang mengeluarkan lender, sebagian dari sel – sel epitelnya mempunyai silia yang mengalirkan lender serviks ke vagina. Bentuk servikalis sperti itu memungkinkan ditimbun dan dipeliharanya spermatozoa motil dari kemungkinan fagositosis, dan juga terjaminnya penyampaian spermatozoa kedalam kanalis servikalis secara terus menerus dalam waktu yang lama.

b.      Masalah air mani pada laki-laki
Air mani ditampung dengan jalan masturbasi langsung kedalam tabung gelas bersih yang bermulut lebar (gelas minum), setelah abstinensi 3-5 hari. Sebaiknya penampungan air mani itu dilakukan dirumah pasien sendiri, kemuadian dibawa ke laboratorium dalam 2 jam setelah dikeluarkan.
Karaketristik air mani: koagulasi dalam likuefaksi, viskositas, rupa dan bau, volume, pH, fruktosa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar