4.1 EROSI PORTIO
Pengertian
Erosio portiones
(EP) adalah suatu proses peradangan atau suatu luka yang terjadi pada daerah
portio serviks uteri (mulut rahim). Penyebabnya bisa karena infeksi dengan
kuman-kuman atau virus, bisa juga karena rangsangan zat kimia/ alat tertentu,
umumnya disebabkan oleh infeksi.
Erosio portio
atau disebut juga dengan erosi serviks adalah hilangnya sebagian/ seluruh
permukaan epitel squamous dari serrviks adalah hilangnya sebagian / seluruh
permukaan dan atau mulut serviks digantikan oleh jaringan yang mengalami
inflamasi dari kanalis serviks. Jaringan endoserviks ini berwarna merah dan
granuler, sehingga serviks akan tampak merah, erosi, dan terinfeksi.
Erosi serviks
dapat menjadi tanda awal dari kanker serviks. Erosi serviks dapat dibagi
menjadi 3:
a. Erosi ringan :
meliputi ≤ 1/3 total area serviks
b. Erosi sedang :
meliputi 1/3 – 2/3 total area serviks
c. Erosi berat :
meliputi ³ 2/3 total area
serviks
PENYEBAB
a. Level
estrogen: erosi serviks merupakan respons terhadap sirkulasi estrogen dalam
tubuh.
- Dalam
kehamilan: erosi serviks sangat umum ditemukan dalam kehamilan karena level
estrogen yang tinggi. Erosi serviks dapat menyebabkan perdarahan minimal selama
kehamilan, biasanya saat berhubungan seksual ketika penis menyentuh serviks.
Erosi akan menghilang spontan 3-6 bulan setelah melahirkan.
- Pada
wanita yang mengkonsumsi pil KB: erosi serviks lebih umum terjadi pada wanita
yang mengkonsumsi pil KB dengan level estrogen yang tinggi.
- Pada
bayi baru lahir: erosi serviks ditemukan pada 1/3 bayi wanita dan akan
menghilang pada masa anak-anak oleh karena respons maternal saat bayi berada di
dalam rahim.
- Wanita
yang menjalani Hormon Replacement Therapy (HRT): karena penggunaan estrogen
pengganti dalam tubuh berupa pil, krim, dan lain-lain.
b. Infeksi:
teori bahwa infeksi menjadi penyebab erosi serviks mulai menghilang.
Bukti-bukti menunjukkan bahwa infeksi tidak menyebabkan erosi, tapi kondisi
erosi akan lebih mudah terserang bakteri dan jamur sehingga mudah terserang
infeksi.
c. Penyebab
lain: infeksi kronis di vagina dan kontrasepsi kimia dapat mengubah level
keasaman vagina dan menyebabkan erosi serviks. Erosi serviks juga dapat
disebabkan karena trauma (hubungan seksual, penggunaan tampon, benda asing di
vagina, atau terkena spekulum).
GEJALA
a. Mayoritas
tanpa gejala
b. Perdarahan
vagina abnormal (yang tidak berhubungan dengan siklus menstruasi) yang terjadi:
- Setelah
berhubungan seksual (post coital)
- Diantara
siklus menstruasi.
- Disertai
keluarnya cairan mukus yang jernih / kekuningan, dapat berbau jika disertai
infeksi vagina.
c. Erosi
serviks disebabkan oleh inflamasi, sehingga sekresi serviks meningkat secara
signifikan, berbentuk mukus, mengandung banyak sel darah putih, sehingga ketika
sperma melewati serviks akan mengurangi vitalitas sperma dan menyulitkan
perjalanan sperma. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya infertilitas pada
wanita.
PENATALAKSANAAN
a. Memberikan
albotyl di sekitar erosi pada portio
b. Melakukan
penatalaksanaan pemberian obat:
- Lyncopar
3x1 untuk infeksi berat yang disebabkan oleh bakteri/ streptokokus pneumokokus
stafilokokus dan infeksi kulit dan jaringan lunak.
- Ferofort
1x1 berfungsi untuk mengobati keputihan.
- Mefinal
3x1 berfungsi untuk menghilang rasa sakit.
4.2
POLIP
SERVIKS
PENGERTIAN
Polip adalah
tumor bertangkai yang kecil dan tumbuh dari permukaan mukosa. Servikal polip
adalah polip yang terdapat dalam kanalis servikalis.
GEJALA
a. Tanpa
gejala
Polip serviks bisa saja dialami
seseorang tanpa diketahui kalau sebenarnya memiliki polip serviks.
b. Leukorea
yang sulit disembuhkan
Jika sudah digunakan berbagai macam
obat dan personal higiene telah dijaga, tetapi leukore belum juga sembuh
c. Terasa
tidak nyaman dalam vagina
Yaitu perasaan tidak nyaman dalam
vagina, baik setelah buang air maupun dalam kondisi biasa
d. Kontak
berdarah
Misalnya, vagina selalu
mengeluarkan darah setelah melakukan hubungan seks. Perlu dicurigai adanya
polip serviks.
e. Terdapat
infeksi
PENATALAKSANAAN
Polip hanya
dipelintir sampai putus, kemudian tangkainya dikuret. Tindakan dilakukan dalam
pembiusan umum (general anasthesia). Selanjutnya jaringan polip dikirim ke
laboratorium patologi guna memastikan bahwa histologinya jinak/ sesuai dengan
gambaran jaringan polip serviks. Kemungkinan ganasnya kecil.
4.3
POLIP
ENDOMETRIUM
PENGERTIAN
Polip
endometrium juga disebut polip rahim. Mereka memiliki baris datar besar dan
melekat pada rahim melalui gagang bunga memanjang. Bentuknya dapat bulat atau
oval dan biasanya berwarna merah. Seorang wanita dapat memiliki polip
endometrium satu atau banyak, dan kadang-kadang menonjol melalui vagina
menyebabkan kram dan ketidaknyamanan. Polip endometrium dapat menyebabkan kram
karena mereka melanggar pembukaan leher rahim. Polip ini dapat terjangkit jika
mereka bengkok dan kehilangan semua pasokan darah mereka. Wanita yang telah
mengalaminya trekadang sulit untuk hamil.
PENYEBAB
Tidak ada
penyebab pasti dari polip endometriu, tetapi pertumbuhan mereka dapat
dipengaruhi oleh kadar hormon, terutama estrogen. Seringkali tidak ada gejala,
tetapi beberapa gejala dapat diidentikasi terkait dengan pembentukannya.
GEJALA
a. Sebuah
kesenjangan antara perdarahan hais.
b. Tidak
teratur atau perdarahan menstruasi yang berkepanjangan.
c. Perdarahan
haid yang terlalu berat.
d. Rasa
sakit atau dismenorea (nyeri saat menstruasi)
PENATALAKSANAAN
Polip
endometrium dapat dideteksi melalui pelebaran dan kuretase, CT scan, ultrasound
atau histeroskopi. Histeroskopi adalah prosedur dimana lingkup kecil dimasukkan
melalui leher rahim ke dalam rongga rahim untuk mencari polip atau kelainan
rahim lainnya.
Polip
endometrium dapat dihapus dan diobati melalui operasi dengan menggunakan kuretase
atau histerektomi. Jika kuretase dilakukan, polip dapat terjawab tapi untuk
mengurangi resiko ini, rahim biasanya dieksplorasi oleh histerektomi pada awal
proses bedah. Sebuah polip besar dapat dipotong menjadi beagian-bagian sebelum
sepenuhnya disingkirkan. Jika ditemukan polip menjadi kanker, histerektomi
harus dilakukan. Ada probabilitas tinggi kekambuhan polip bahkan dengan
perawatan di atas.
4.4
ULKUS
PORTIO
PENGERTIAN
Ulkus portio
adalah suatu perdarahan dan luka pada portio berwarna merah dengan batas tidak
jelas pada ostium uteri eksternum.
PENYEBAB
a. Pengunaan
IUD
b. Pemakaian
pil
c. Perilaku
seksual yang tidak sehat
d. Trauma
GEJALA
a. Adanya
flukus
b. Portio
terlihat kemerahan dengan batas tidak jelas
c. Adanya
kontak berdarah
d. Portio
teraba tidak rata
PENATALAKSANAAN
a. Membatasi
hubungan suami istri
Adanya ulkus portio membuat portio
mudah sekali berdarah setiap kali mengalami gesekan sekecil apapun, sehingga
sebaiknya koitus dihindari sampai ulkus sembuh.
b. Menjaga
kebersihan vagina
Bila kebersihan vagina tidak
dijaga, maka akan dapat memperburuk kondisi portio, sebab akan semakin rentan
terkena infeksi lainnya.
c. Lama
pemakaian IUD diperhatikan
4.5
TRAUMA
PENGERTIAN
Trauma adalah
dari aspek medikolegal sering berbeda dengan pengertian medis. Pengertian medis
menyatakan trauma atau perlukaan adalah hilangnya diskontinuitas dari jaringan.
Sedangkan dalam pengertian medikolegal, trauma adalah pengetahuan tentang alat
atau benda yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan seseorang. Artinya orang
yang sehat, tiba-tiba terganggu kesehatannya akibat efek dari alat atau benda
yang dapat menimbulkan kecerdasan.
PENYEBAB
Trauma yang
menyebabkan perdarahan di luar haid contohnya yang sering terjadi pada akseptor
IUD dan usai berhubungan intim (utamanya pada wanita yang telah menopause).
Tempat perlukaan yang paling sering akibat koitus adalah dinding lateral
vagina, forniks posterior dan kubah vagina (setelah histerektomi).
GEJALA
Nyeri vulva dan
vagina, perdarahan, dan pembengkakan merupakan gejala-gejala yang paling khas.
Kemungkinan gejala lainnya adalah kesulitan dalam urinasi dan ambulasi.
PENATALAKSANAAN
Penanganannya
sesuai dengan penyebabnya, misalnya: trauma yang disebabkan translokasi IUD,
maka IUD-nya harus dicabut dan diganti dengan alat kontrasepsi lain. Sedangkan
buat para wanita yang menopause yang mengalami perdarahan setelah koitus, bisa
diberi terapi hormon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar