1.1
Kontrasepsi
Pil
1.1.1
Sejarah
Kontrasepsi Pil
Ada sejarah panjang dan menarik
dibalik kesuksesan pil kontrasepsi seperti yang kita kenal sekarang ini.
Pada
Abad Pertengahan, kondom dibuat dari usus hewan,
kulit ikan, bahkan dari linen. Metode ini tidak efektif dan menyebabkan banyak
kehamilan. Tahun 1901, seorang Ahli Fisiologi Ludwig Haberlandt dari
Innsbruck menunjukkan bahwa siklus menstruasi diatur oleh hormon estrogen dan
progeston yang diproduksi di otak dan di indung telur dari setiap perempuan.
Tahun 1961, Schering, AG
meluncurkan pil kontrasepsi pertama di Eropa, yaitu anovlar. Tahun 1970 – 1980, Schering, perusahaan
farmasi yang bergerak di bidang hormonal, memiliki peran utama memperkenalkan
berbagai jenis dan merk pil kontrasepsi dengan manfaat tambahan selain
kontrasepsi. Saat ini, Pil kontrasepsi telah menjadi bagian dari kehidupan
jutaan perempuan di dunia.
Bayer Health Care (dahulu Schering)
telah melakukan penelitian dengan tujuan untuk menemukan senyawa baru,
mengurangi dosis hormon estrogen dan juga merubah rejimen pil kontrasepsi.
Bayer Health Care memperkenalkan inovasi terbarunya: pil pertama yang berisi
progestin drospirenon. Pil kontrasepsi yang mengandung drospirenon tidak hanya
bermanfaat sebagai kontrasepsi tetapi juga mencegah retensi cairan sehingga
berat badan stabil, mengatasi jerawat ringan-sedang, dan mengatasi
pre-menstrual syndrome (PMS) berat.
1.1.2
Pil
Kombinasi (Hormon Estrogen dan Hormon Progesteron)
1.1.2.1
Profil
1.
Efektif
dan reversibel.
2.
Harus
diminum setiap hari.
3.
Pada
bulan-bulan pertama efek samping berupa mual dan perdarahan bercak yang tidak
berbahaya dan segera akan hilang.
4.
Efek
samping serius sangat jarang terjadi.
5.
Dapat
dipakai oleh semua ibu usia reproduksi, baik yang sudah mempunyai anak maupun
belum.
6.
Dapat
mual diminum setiap saat, bila yakin sedang tidak hamil.
7.
Tidak
dianjurkan pada ibu menyusui.
8.
Dapat
dipakai sebagai kontrasepsi darurat.
1.1.2.2
Jenis
1.
Monofasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengandung hormon aktif estrogen/ progestin (E/P) dalam dosis yang sama, dengan
7 tablet tanpa hormon aktif.
2.
Bifasik: pil yang tersedia
dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/ progestin (E/P)
dengan dua dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
3.
Trifasik: pil yang tersedia
dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/ progestin (E/P)
dengan tiga dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
1.1.2.3
Cara kerja
1.
Menekan
ovulasi.
2.
Mencegah
implantasi.
3.
Lendir
serviks mengental sehingga sulit dilalui sperma.
4.
Pergerakan
tuba terganggu sehingga transportasi telur dengan sendirinya akan terganggu
pula.
1.1.2.4
Manfaat
1.
Memiliki
efektivitas yang tinggi (hampir menyerupai efektivitas tubektomi), bila
digunakan setiap hari (1 kehamilan per 1000 perempuan dalam tahun pertama
penggunaan).
2.
Risiko
terhadap kesehatan sangat kecil.
3.
Tidak
menganggu hubungan seksual.
4.
Siklus
haid menjadi teratur, banyaknya darah
haid berkurang (mencegah anemia), tidak terjadi nyeri haid.
5.
Dapat
digunakan jangka panjang selama perempuan masih ingin menggunakannya untuk
mencegah kehamilan.
6.
Dapat
digunakan sejak usia remaja hingga menopause.
7.
Mudah
dihentikan setiap saat.
8.
Kesuburan
segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan.
9.
Dapat
digunakan sebagai kontrasepsi darurat.
10.
Membantu
mencegah :
1)
Kehamilan
ektopik,
2)
Kanker
ovarium,
3)
Kanker
endometrium,
4)
Kista
ovarium,
5)
Penyakit
radang panggul,
6)
Kelainan
jinak pada payudara,
7)
Dismenore,
atau
8)
Akne.
1.1.2.5
Keterbatasan
1.
Mahal
dan membosankan karena harus menggunakannya setiap hari.
2.
Mual,
terutama pada 3 bulan pertama.
3.
Perdarahan
bercak atau perdarahan sela, terutama pada 3 bula pertama.
4.
Pusing.
5.
Nyeri
payudara.
6.
Berat
badan naik sedikit, tetapi pada perempuan tertentu kenaikan berat badan justru
memiliki dampak positif.
7.
Berhenti
haid (amenorea), jarang pada pil kombinasi.
8.
Tidak
boleh diberikan pada perempuan menyusui
(mungurangi ASI).
9.
Pada
sebagian kecil perempuan dapat menimbulkan depresi, dan perubahan suasana hati,
sehingga keinginan untuk berhubungan seks berkurang.
10.
Dapat
meningkatkan tekanan darah dan retensi cairan, sehingga risiko stroke, dan
gangguan pembekuan darah pada vena dalam sedikit meningkat. Pada perempuan usia
>35 tahun dan merokok perlu hati-hati.
11.
Tidak
mencegah IMS (Infeksi Menular seksual), HBV, HIV/AIDS.
1.1.2.6
Yang dapat menggunakan pil
kombinasi
Pada prinsipnya hampir semua ibu
boleh menggunakan pil kombinasi, seperti:
1.
Usia
reproduksi.
2.
Telah
memiliki anak atau pun yang belum memiliki anak.
3.
Gemuk
atau kurus.
4.
Menginginkan
metode kontrasepsi dengan efektivitas tinggi.
5.
Setelah
melahirkan dan tidak menyusui.
6.
Setelah
melahirkan 6 bulan yang tidak memberikan ASI eksklusif, sedangkan semua cara
kontrasepsi yang dianjurkan tidak cocok bagi ibu tersebut.
7.
Pasca
keguguran.
8.
Anemia
karena haid berlebihan.
9.
Nyeri
haid hebat.
10.
Siklus
haid tidak teratur.
11.
Riwayat
kehamilan ektopik.
12.
Kelainan
payudara jinak.
13.
Kencing
manis tanpa komplikasi ginjal, pembuluh darah, mata, dan saraf.
14.
Penyakit
tiroid, penyakit radang panggul, endometriosis, atau tumor ovarium jinak.
15.
Menderita
tuberculosis (kecuali yang sedang menggunakan rifampisin).
16.
Varises
vena.
1.1.2.7
Yang tidak boleh menggunakan
pil kombinasi
1.
Hamil
atau dicurigai hamil.
2.
Menyusui
eksklusif.
3.
Perdarahan
pervaginam yang belum diketahui penyebabnya.
4.
Penyakit
hati akut (hepatitis).
5.
Perokok
dengan usia >35 tahun.
6.
Riwayat
penyakit jantung, stroke, atau tekanan darah >180/110 mmHg.
7.
Riwayat
faktor pembekuan darah atau kencing
manis >20 tahun.
8.
Kanker
payudara atau dicurigai kanker payudara.
9.
Migraine
dan gejala neurologic fokal (epilepsi/riwayat epilepsi).
10.
Tidak
dapat menggunakan pil secara teratur setiap hari.
1.1.2.8
Waktu mulai menggunakan pil
kombinasi
1.
Setiap
saat selagi haid, untuk meyakinkan kalau perempuan tersebut tidak hamil.
2.
Hari
pertama sampai hari ke 7 siklus haid.
3.
Boleh
menggunakan pada hari ke 8, tetapi perlu menggunakan metode kontrasepsi yang
lain (kondom) mulai hari ke 8 smpai hari ke 14 atau tidak melakukan hubungan
seksual sampai anda telah menghabiskan paket
pil tersebut.
4.
Setelah
melahirkan:
1)
Setelah
6 bulan pemberian ASI eksklusif.
2)
Setelah
3 bulan dan tidak menyusui.
3)
Pasca
keguguran (segera atau dalam waktu 7 hari).
5.
Bila
berhenti menggunakan kontrasepsi injeksi dan ingin menggantikan dengan pil
kombinasi, pil dapat segera diberikan tanpa perlu menunggu haid.
1.1.2.9
Instruksi pada klien
Catatan: Tunjukan cara
mengeluarkan pil dari kemasannya dan pesankan untuk mengikuti panah yang
menunjuk deretan pil berikutnya.
1.
Sebaiknya
pil diminum setiap hari, lebih baik pada saat yang sama setiap hari.
2.
Pil
yang pertama dimulai pada hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid.
3.
Sangat
dianjurkan penggunaannya pada hari pertama haid.
4.
Pada
paket 28 pil, dianjurkan mulai minum pil placebo sesuai dengan hari yang ada
pada paket.
5.
Beberapa
paket pil mempunyai 28 pil, yang lain 21 pil. Bila paket 28 pil habis, sebaiknya
anda mulai minum pil dari paket yang baru. Bila paket 21 habis sebaiknya tunggu
1 minggu baru kemudian mulai minum pil dari paket yang baru.
6.
Bila
muntah dalam waktu 2 jam setelah menggunakan pil, ambillah pil yang lain.
7.
Bila
muntah hebat atau diare lebih dari 24 jam, maka bila keadaan memungkinkan dan
tidak memperburuk keadaan Anda, pil dapat diteruskan.
8.
Bila
muntah dan diare berlangsung sampai 2 hari atau lebih, cara penggunaan pil
mengikuti cara menggunakan pil lupa.
9.
Bila
lupa minum 1 pil (hari 1 - 21), segera minum pil setelah ingat boleh minum 2
pil pada hari yang sama. Tidak perlu menggunakan metode kontrasepsi yang lain.
Bila lupa 2 pil atau lebih (hari 1 - 21), sebaiknya minum 2 pil setiap hari
sampai sesuai jadwal yang ditetapkan. Juga sebaiknya gunakan metode kontrasepsi
yang lain atau tidak melakukan hubungan seksual sampai telah menghabiskan paket
pil tersebut.
10.
Bila
tidak haid, perlu segera ke klinik untuk tes kehamilan.
1.1.2.10
Informasi lain yang perlu
disampaikan
1.
Pada
permulaan penggunaan pil kadang-kadang timbul mual, pening atau sakit kepala,
nyeri payudara, serta perdarahan bercak (spotting)
yang bisa hilang sendiri. Kelainan seperti ini muncul terutama pada 3 bulan
pertama penggunaan pil, dan makin makin lama penggunaannya kelainan tersebut
akan hilang dengan sendirinya. Cobalah minum pil pada saat hendak tidur atau
pada saat makan malam. Bila tetap saja muncul keluhan, silahkan berkonsultasi
kembali ke dokter.
2.
Beberapa
jenis obat akan mengurangi efektivitas pil, seperti rifampisin, fenitoin (Dilatin),
barbiturate, griseofulvin, trisiklik antidepresan, ampisilin, dan penisilin,
tetrasiklin. Klien yang memakai obat-obatan diatas untuk jangka panjng
sebaiknya menggunakan pil kombinasi dengan dosis etinilestradiol 50 mg atau
dianjurkan menggunakan metode kontrasepsi lain.
Tabel 6.1: Perhatian Khusus untuk
Penggunaan Pil Kombinasi
Keadaan
|
Saran
|
|
Tekanan darah tinggi
|
Sistolik >160 mmHg
atau Diastolik >90 mmHg
|
Pil tidak boleh digunakan
|
Kencing manis
|
Tanpa komplikasi
|
Pil dapat diberikan
|
Migrain
|
Tanpa gejala neurologik
fokal yang berhubungan dengan nyeri kepala
|
Pil dapat diberikan
|
Menggunakan obat fenitoin,
barbiturat, rifampisin.
|
|
Pil dengan dosis etinilestradiol 50
mg
|
Anemia bulan sabit.
|
|
Pil jangan digunakan
|
Tabel 6.2: Penanganan Efek Samping
yang Sering Terjadi dan Masalah-Masalah Kesehatan Lainnya
Efek samping atau masalah
|
Penanganan
|
Amenorea (tidak ada
perdarahan atau spotting)
|
Periksa Dalam atau Tes
kehamilan, bila tidak hamil dan klien minum pil dengan benar, tenanglah.
Tidak perlu pengobatan khusus. Coba berikan pil dengan dosis estrogen 50 mg
atau dosis estrogen tetap, tetapi dosis progestin dikurangi. Bila klien hamil
intrauterin, hentikan pil dan yakinkan pasien, bahwa pil yang telah
diminumnya tidak punya efek pada janin.
|
Mual, pusing, atau muntah
(akibar reaksi anafilaktik)
|
Tes kehamilan atau tes
ginekologik. Bila tidak hamil, sarankan minum pil saat makan malam atau
sebelum tidur.
|
Perdarahan pervaginam/ spotting
|
Tes kehamilan atau tes
ginekologik. Sarankan minum pil pada waktu yang sama. Jelaskan bahwa
perdarahan/spotting hal yang biasa
terjadi pada 3 bulan pertama, dan lambat laun akan berhenti. Bila perdarahan/spotting tetap saja terjadi, ganti pil
dengan dosis estrogen lebih tinggi (50 mg) sampai perdarahan teratasi, lalu
kembali kedosis awal. Bila perdarahan/spotting
timbul lagi, lanjutkan dengan dosis 50 mg, atau ganti dengan metode
kontrasepsi yang lain.
|
Tabel 6.3: Keadaan yang
Perlu Mendapat Perhatian
Tanda
|
Masalah yang mungkin terjadi
|
Nyeri dada hebat, batuk,
napas pendek.
Sakit kepala hebat.
Nyeri tungkai hebat,
(betis atau paha).
Nyeri abdomen hebat.
Kehilangan penglihatan
atau kabur.
Tidak terjadi perdarahan/
spotting setelah selesai minum pil.
|
Serangan jantung atau
bekuan darah didalam paru
Stroke, hipertensi, migraine.
Sumbatan pembuluh darah
tungkai.
Penyakit kandung empedu,
bekuan darah, pankreatitis.
Stroke, hipertensi atau
problem vaskular.
Kemungkinan kehamilan.
|
1.1.3
Kontrasepsi
Pil Progesteron (Minipil)
1.1.3.1
Profil
1.
Cocok
untuk perempuan yang sedang menyusui yang ingin menggunakan pil KB.
2.
Sangat
efektif pada masa laktasi.
3.
Dosis
rendah.
4.
Tidak
menurunkan produksi ASI.
5.
Tidak
memberikan afek samping estrogen.
6.
Efek
samping pertama adalah perdarahan : perdarahan bercak, atau perdarahan tidak
teratur.
7.
Dapat
dicapai sebagai kontrasepsi darurat.
1.1.3.2
Jenis Minipil
1.
Kemasan
dengan isi 35 pil: 300 µglevonorgestrel 350 µg noretindron.
2.
Kemasan
dengan isi 28 pil: 75 µg desogestrel.
1.1.3.3
Cara kerja
1.
Menekankan
sekresi gonadortopin dan sintesis steroid seks di ovarium (tidak begitu kuat).
2.
Endometrium
mengalami transformasi lebih awal sehingga implantasi tidak sulit.
3.
Mengentalkan
lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma.
4.
Mengubah
mobilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu.
1.1.3.4
Efektivitas
Sangat efektif (98,5%), pada penggunaan
minipil jangan sampai terlupa 1-2 tablet atau jangan sampai terjadi gangguan
gastrointestinal (muntah, diare), karena akibat kemungkinan terjadi kehamilan
sangat besar. Penggunaan obat-obatan mukolitik asetilsistein bersamaan dengan
minipil perlu dihindari karena mukolitik jenis ini dapat meningkatkan penetrasi
sperma sehingga kemampuan kontrasepsi dari minipil dapat terganngu. Agar
didapatkan kehandalan yang tinggi, maka:
1.
Jangan
sampai ada tablet yang terlupa.
2.
Tablet
digunakan pada jam yang sama (malam hari).
3.
Sanggama
sebaiknya dilakukan 3-20 jam setelah penggunaan pil.
1.1.3.5
Keuntungan kontrasepsi
1.
Sangat
efektif bila digunakan secara benar.
2.
Tidak
mengganggu hubungan seksual.
3.
Tidak
mempengaruhi ASI.
4.
Kesuburan
cepat kembali.
5.
Nyaman
dan mudah digunakan.
6.
Sedikit
efek samping.
7.
Dapat
dihentikan setiap saat.
8.
Tidak
mengandung estrogen.
1.1.3.6
Keuntungan nonkontrasepsi
1.
Mengurangi
nyeri haid.
2.
Mengurangi
jumlah darah haid.
3.
Menurunkan
tingkat anemia.
4.
Mencegah
kanker endometrium.
5.
Melindungi
dari penyakit radang panggul.
6.
Tidak
meningkatkan pembekuan darah.
7.
Dapat
diberikan pada penderita endometritis.
8.
Kurang
menyebabkan peningktan tekanan darah, nyeri kepala dan depresi.
9.
Dapat
mengurangi keluhan premenstruasi sindrom (sakit kepala, perut kembung, nyeri
payudara, nyeri pada betis, lekas marah).
10.
Sedikit
sekali mengganggu metabolisme karbohidrat sehingga relatif aman diberikan pada
perempuan pengidap kencing manis yang belum mengalami komplikasi.
1.1.3.7
Keterbatasan
1.
Hampir
30-60% mengalami gangguan haid (perdarahan sela, spoting, amenorea).
2.
Peningkatan/
penurunan berat badan.
3.
Harus
digunakan setiap hari pada waktu yang sama.
4.
Bila
lupa 1 pil saja, kegagalan akan lebih besar.
5.
Payudara
menjadi tegang, mual, pusing, dermatitis atau jerawat.
6.
Risiko
kehamilan ektopik tinggi (4 dari 100 wanita kehamilan), tetapi risiko ini lebih
rendah jika dibandingkan dengan perempuan yang tidak menggunakan minipil.
7.
Efektivitasnya
menjadi lebih rendah bila digunakan bersamaan dengan obat tuberkulosis atau
obat epilepsi.
8.
Tidak
melindungi diri dari infeksi menular seksual atau HIV/AIDS.
9.
Hirsutisme
(tumbuh rambut atau bulu berlebih di daerah muka), tetapi sangat jarang
terjadi.
1.1.3.8
Yang Boleh Menggunakan Minipil
1.
Usia
reproduksi.
2.
Telah
memiliki anak atau yang belum memiliki anak.
3.
Meningkatkan
suatu metode kontrasepsi yang sangat efektif selama periode menyusui.
4.
Pascapersalinan
dan tidak menyusui.
5.
Pascakeguguran.
6.
Perokok
segala usia.
7.
Mempunyai
tekanan darah tinggi (selama 180/119 mmHg) atau dengan masalah pembekuan darah.
8.
Tidak
boleh menggunakan estrogen atau lebih senang tidak menggunakan estrogen.
1.1.3.9
Yang tidak boleh menggunakan
Minipil
1.
Hamil
atau diduga hamil.
2.
Perdarahan
pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
3.
Tidak
dapat menerima terjadinya gangguan haid.
4.
Menggunakan
obat tuberkulosis (rifampisin) atau obat untuk epilepsi (fenitoin dan
barbiturat).
5.
Kanker
payudara atau riwayat kanker payudara.
6.
Sering
lupa menggunakan pil.
7.
Miom
uterus (progestin memicu pertumbuhan miom uterus).
8.
Resiko
stoke (progestin menyebabkan spasme pembulun darah).
1.1.3.10
Waktu mulai menggunakan Minipil
1.
Mulai
hari pertama sampai hari ke-5 siklus haid. Tidak memerlukan pencegahan oleh
kontrasepsi lain.
2.
Dapat
digunakan setiap saat, asal saja tidak terjadi kehamilan. Bila menggunakan
setelah hari ke-5 siklus haid, jangan
melakukan hubungan seksual selama 2 hari atau menggunakan alat kontrasepsi lain
selama 2 hari saja.
3.
Bila
menyusui antara 6 minggu dan 6 bulan pascapersalinan dan tidak haid, minipil
dapat dimulai setiap saat. Bila menyusui penuh, tidak memerlukan metode
kontrasepsi tambahan.
4.
Bila
lebih dari 6 minggu pascapersalinan dan klien telah mendapat haid, minipil
dapat dimulai pada hari 1-5 siklus haid.
5.
Minipil
dapat diberikan segera pascakeguguran.
6.
Bila
klien sebelum menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin menggantinya
dengan minipil, minipil dapat segera diberikan, bila saja kontrasepsi
sebelumnya digunakan dengan benar atau ibu tersebut sedang tidak hamil. Tidak
perlu menggunakan sampai datangnya haid berikutnya.
7.
Bila
kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan, minipil diberikan pada jadwal
suntikan berikutnya. Tidak diperlukan metode kontrasepsi lain.
8.
Bila
kontrasepsi sebelumnya menggunakan AKDR (termasuk AKDR yang mengandung hormon),
minipil dapat diberikan setelah hari ke 1-5 siklus haid. Dilakukan pengangkatan
AKDR.
Tabel 6.4: Keadaan yang
Memerlukan Perhatian Khusus
Keadaan
|
Anjuran
|
Stroke
Penyakit
jantung koroner/ infark
Kanker payudara
|
Sebaiknya
jangan menggunakan minipil.
Jangan
diberikan minipil. Progestin menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah.
Tidap boleh diberi
minipil.
|
1.1.3.11
Instruksi kepada Klien
1.
Minum
setiap hari pada saat yang sama.
2.
Minum
pil yang pertama pada hari pertama haid.
3.
Bila
klien muntah 2 jam setelah menggunakan pil, minum pil yang lain, atau
menggunakan metode kontrasepsi lain bila klien berniat melakukan hubungan
seksual pada 48 jam berikutnya.
4.
Bila
klien menggunakan pil terlambat lebih dari 3 jam, minum pil tersebut begitu
klien ingat. Gunakan metode pelindung selama 48 jam.
5.
Bila
klien menggunakan pil terlambat lebih dari 3 jam, minum pil tersebut begitu
klien ingat dan gunakan pelindung sampai akhir bulan.
6.
Walaupun
klien belum haid, mulailah paket baru sehari setelah paket terakhir habis.
7.
Bila
haid klien teratur setuap bulan dan kemudian kehilangan satu siklus (tidak
haid), atau merasa hamil, temui petugas klinik klien untuk memeriksa uji
kehamilan.
1.1.3.12
Informasi lain yang perlu
disampaikan
Terjadinya perubahan siklus haid
merupakan hal yang sering ditemukan selama menggunakan minipil, terutama pada 2
atau 3 bulan pertama. Perubahan pola haid tersebut umumnya hanya bersifat
sementara dan tidak sampai mengganggu kesehatan.
Kadang - kadang dapat timbul efek
samping berupa peningkatan berat badan, sakit kepala ringan dan nyeri payudara.
Semua efek samping ini tidak berbahaya dan biasanya hilang dengan sendirinya.
Obat - obatan tertentu seperti
obat tuberkulosis (rifampisin) dan beberapa obat epilepsi dapat mengurangi
efektifitas minipil. Minipil tidak mencegah terjadinya IMS, termasuk AIDS. Bila
pasangan memiliki risiko, kondom perlu digunakan.
1.1.3.13
Peringatan khusus untuk pemakai
Minipil
1.
Bila
beberapa bulan mengalami haid teratur dan kemudian terlambat haid, perlu
diperkirakan kemungkinan telah terjadi kehamilan.
2.
Bila
mengeluh perdarahan bercak yang disertai dengan nyeri perut hebat, maka yang
pertama kali diperkirakan adalah kemungkinan kehamilan ektopik.
3.
Problem
mata (kehilangan penglihatan atau kabur), nyeri kepala hebat, maka perlu
diperkirakan kemungkinan terjadinya hipertensi atau problem vaskular.
4.
Jika
pengguna minipil mengalami kasus di atas datanglah ke dokter/klinik.
Tabel 6.5: Penanganan Efek
Samping yang Sering Ditemukan
Efek Samping
|
Penanganan
|
Amenorea
|
Pastikan hamil atau
tidak, bila tidak hamil, tidak perlu tindakan khusus. Cukup konseling saja.
Bila amenorea berlanjut atau hal tersebut membuat klien khawatir, rujuk ke
klinik. Bila hamil, hentikan pil, dan kehamilan dilanjutkan. Jelaskan kepada
klien bahwa minipil sangat kecil menimbulkan kelainan pada janin. Bila diduga
kehamilan ektopik, klien perlu dirujuk, jangan diberikan obat-obatan hormonal
untuk menimbulkan haid. Kalaupun diberikan tidak akan ada gunanya.
|
Perdarahan tidak
teratur/ (spoting)
|
Bila tidak
menimbulkan masalah kesehatan/ tidak hamil, tidak perlu tindakan khusus. Bila
klien tetap saja tidak dapat menerima kejadian tersebut, perlu dicari metode
kontrasepsi lain.
|
1.1.3.14
Kunjungan Ulang
Klien harus dijadwalkan kunjungan
ulang. Yang dapat di evaluasi oleh Bidan ketika kunjungan klien, seperti:
1.
Tekanan
darah
2.
Berat
badan
3.
Riwayat
1)
Kepuasaan
wanita atau pasangan terhadap metode tersebut.
2)
Penggunaan
preparat spermisida dan kondom.
3)
Gambaran
tentang cara dan waktu ia mulai meminum pil kontrasepsi.
4)
Obat
– obatan yang diminum: apa, untuk apa.
4.
Setiap
kunjungan kedokter atau ke ruang gawat darurat sejak klien mulai meminum pil:
alasannya.
5.
Haid
(bandingkan dengan haid sebelum menggunakan pil): tanggal, lama/ durasi,
jumlah, nyeri.
6.
Efek
samping
7.
Pertanyaan
atau masalah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar